Tabloid mingguan Charlie Hebdo (CH) berdiri pada Nopember 1970 hingga 1981. Sempat vakum 11 tahun hingga dibuka kembali pada 1992. Setelah aktif kembali sempat 3 kali mendapat serangan bersenjata yakni pada 2011, 2015 dan terkini 29 Oktober 2020 pembunuhan di sekitar bekas kantor CH.
Atas dasar aturan kebebasan dalam dunia media di Prancis sejak 24 Agustus 1879 dan UU kebebasan Pers 29 Juli 1881 tabloid satir CH benar-benar seperti menemukan jati dirinya pasca "hidup" kembali pada 1992.
Keberadaan Charlie Hebdo sebagai media satire kerap mengolok-olok kelompok kanan, termasuk Katolik, Yahudi dan Islam telah lama menuai kontroversi.
CH telah memanfaatkan kebebasan itu seluas-luasnya sebagai ekspresi kebebasan seluas samudera atau mungkin ingin lebih luas dari itu karena faktanya CH tidak menjadikan peristiwa teror sebelumnya sebagai pelajaran, setidaknya lebih humanisme dalam menempuh samudera kebebasannya
Pada edisi 9 Februari 2006, CH menampilkan kartun nabi Muhammad menangis dengan kalimat olokan tak pantas disebutkan di sini. Reaksi dunia Islam ketika membahana di mana-mana memprotes Prancis atas kebebasan CH dinilai tidak beradab.
Presiden Prancis saat itu Jeques Chirac menanggapi positif protes negara Islam dan mengutuk tabloid tersebut. Menurutnya ekspresi CH adalah provokasi terang-terangan dan membawa hawa nafsu. "Apapun yang dapat melukai keyakinan orang lain -khususnya keyakinan beragama- harus dihindari," ujar Chirac saat itu.
Tapi Presiden Prancis setelah itu Nikolas Sarkozy dan Francois Hollande mendukung CH atas dasar prinsip kebebasan berekspresi media massa berdasar Undang-Undang Prancis yang telah mengatur hal tersebut.
Pada 2007, pengurus masjid Agung Paris melayangkan protes dan menggugat CH ke pengadilan Prancis atas tampilnya kartun nabi Muhammad SAW "membawa" bom di atas sorbannya. Philipe Val editor CH pada masa itu justru dibebaskan dari gugatan karena yang disindir di sana bukan Islam, tapi fundamentalis Islam, alasan pengadilan saat itu.
Pada edisi nomor 1011 terbit pada 31 Oktober 2011 CH memuat kembali kartun nabi Muhammad di bagian cover depan tabloid itu dengan kalimat "100 kali cambukan jika anda mati tertawa." Tidak lama setelah itu pada malam 2 Nopember 2011 kantor CH (ketika itu) di 62 boulevard Davout Paris terbakar dan situsnya diretas.
Pada September 2012, CH kembali memantik kontroversial dengan memajang kembali kartun nabi Muhammad bahkan dengan sangat vulgar. Reaksi dunia Islam pun menggelegar di mana-mana.
Prancis menyikapinya dengan berjaga-jaga termasuk menutup beberapa konsulat lembaga budaya dan sekolahnya di 20 negara muslim. Selain itu pasukan dan polisi keamanan Prancis ditugaskan menjaga kantor CH dan beberapa blok di dekatnya guna mencegah hal-hal tak diharapkan misalnya aksi terorisme.
Meski demikian Menlu Prancis saat itu, Laurent Fabius tidak sejalan dengan cara pandang kebebasan pers ala CH. Fabius mempertanyakan kecerdasan CH karena telah menuangkan cat minyaknya ke atas api.
Stéphane Charbonnier, editor CH membela diri dan mengatakan " Kami membuat karikatur semua orang dan lainnya setiap minggu, dan ketika kami melakukan terhadap Nabi disebut Provokasi.."
Berdasarkan media milik Alqaeda, Charbonnier dimasukkan ke dalam daftar 12 target pembunuhan oleh Al-Qaeda atas alasan anti Islam.
Donald Trump ketika itu mengejek CH mengatakan "Jahat dan Tidak jujur" seraya memprediksinya seabgai tabloid yang sedang diambang kehancuran finansial.
Edisi 1178 terbit 14 Januari 2015 pasca penembakan yang menewaskan 12 orang mencatat CHG sebagai pemegang rekor penjualan koran tertinggi di Prancis, 7,95 juta eksemplar diborong pembeli dalam waktu beberapa hari.
Kini oplah CH bakal kembali meledak setelah menanggapi protes negara-negara Arab dan dunia muslim terutama yang dimotori Turki telah menyebabkan permusuhan anti Prancis terutama anti Presiden Emmanuel Macron terjadi di mana-mana.
Tiga tahun setelah tayangan itu, tepatnya 7 Januari 2015. Dua pria bersebo membawa senjata serbu otomatis dan berbahan peledak menyerbu sebuah lokasi yang salah di menerobos ke alamat yang salah di 6 Rue Nicolas-Appert.
Menyadari salah lokasi mereka menuju ke 10 Rue Nicolas-Appert. Saat itu di lantai 2 ada 15 orang staf CH bersiap mengadakan rapat editorial. Kedua penyerbu itu membunuh 10 orang di lantai dua itu termasuk Stéphane Charbonnier.
Kedua pelaku serangan (belakangan diketahui dari kelompok Alqaeda semenanjung Arab atau AQAP) adalah dua bersaudara Said Kouachi dan Cherif Kouachi, imigran Aljazari yang lahir di Prancis.
Kutukan pun datang dari berbagai pihak termasuk dari dunia Islam. Dewan nasional muslim Amerika, Kanada dan Eropa mengutuk aski bar-bar tersebut. Liga Arab dan Universitas Al-Azhar juga mengutuk aksi 2015 itu sebagai aksi teroris.
Belum padam ekspresi CH mewujudkan lelucon berbahaya dalam samudera kebebasannya, pada edisi September 2020, CH kembali menerbitkan kartun nabi Muhammad menjelang dibukanya pengadilan terhadap sejumlah orang yang dituduh berkolaborasi dalam serangan teroris pada 2015 lalu.
Penerbitan kartun itu satu sisi untuk mengenang 12 orang korban tewas pada masa itu tetapi satu sisi lain CH kembali berekspresi demi kepuasan kebebasannya.
Akibatnya sejumlah negara muslim kembali tersulut kemarahannya. Produk makanan dan minuman serta jasa Prancis ditolak di Timur Tengah dan Turki, pelopor gerakan negara Islam saat ini paling vokal hingga menimbulkan ketegangan kedua negara.
Menyikapi sikap keras Turki tabloid CH edisi terkini nomor 1475 edisi 28 Oktober 2020 malah menyulut masalah lebih besar membuat karikatur menjijikkan tentang Erdogan cabul.
"Di balik kedok bendera sekularisme tanpa kompromi, majalah Prancis sekali lagi lupa bahwa para pemimpin agama dari keyakinan yang berbeda, menolak kekerasan atas nama agama," seperti dikutip dari CNN, Kamis (7/1/2016) setahun setelah serangan 2015.
Tidak ada satu negara muslim manapun yang mengoyak-ngoyak kitab suci dan melecehkan tokoh agama lain manapun termasuk tidak membuat kartun melecehkannya walaupun memiliki skill atau mampu membuat seperti kartun ala CH.
Banyak idea lain bisa jadi topik kartun di CH mengapa musti menyasar tokoh agama atau nabi? Apakah CH telah kehilangan idea untuk menaikkan oplahnya dan mempolitisir perbedaan aturan Prancis dengan aturan Islam sebagai cara untuk pembenaran.
Jika Charlie Hebdo telah kehabisan idea itu adalah tugas Prancis mengarahkannya, tetapi jika Prancis kehabisan idea tentu BUKAN tugas Charlie Hebdo memberi arahnya.
Bagaimana kebebasan tetap berjalan tetapi juga bisa terarah. Ini jadi PR untuk Macron mewujudkannya agar nilai Prancis bukan cuma selebar Charlie Hebdo.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H