Aksi pencegatan diudara antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia sudah sering terjadi dimana-mana terutama di atas laut Hitam, laut Baltik dan perbatasan kawasan Alaska.
Akan tetapi aksi saling mencegat kedua negara secara terbuka telah terjadi di darat sejak AS menancapkan kukunya di kawasan Suriah bagian utara sejak Desember 2019 lalu setelah bersama Pasukan Demokratik Suriah (SDF) milisi Kurdi yang didukung AS menguasai dan mengusir ISIS dari sana pada akhir 2018 lalu.
Awalnya masih berupa "pertemuan" biasa konvoi AS dan SDF melakukan patroli di kawasan tersebut berpapasan pasukan Rusia yang berpatroli di kawasan sisa peninggalan rezim Suriah antara kota Al-Qamishli ke al-Hasaqah atau antara al-Qamishli ke al-Tamr dekat kawasan yang dikuasai Turki.
Guna mencegah benturan pada Mei 2020, Rusia-AS melakukan semacam joint patrol di kawasan terbatas tersebut. Itu adalah bagian dari perjanjian AS dan Rusia guna menghindari pecah perang pasukan Suriah (SAA) dan SDF dukungan AS di kawasan tersdebut.
Akan tetapi setelah 3 kali joint patroli tersebut tidak menguntung Rusia selain merasa jadi penonton sehingga meninggalkan joint patrol tersebut.
Setelah itu Rusia melakukan patroli sendiri. Meski Rusia menghadirkan 3 batalion Polisi Militer-nya di kawasan trans Eufrat dalam kawasan terbatas yang dikuasai Kurdi-Suriah tetapi kawasan itu "duluan" di kendalikan AS. Bertajuk "the international coalition" dan isu perang melawan ISIS sepertinya AS melegetimiasi dirinya sebagai penguasa kawasan tersebut meskipun secara Yuridis merupakan wilayah kedaulatan negara Suriah.
Usai mengusir ISIS dari kawasan tersebut pada Desember 2018 sumber ALMonitor menyebutkan AS melarang Rusia menerbangkan pesawat tempur (tidak termasuk helikopter) di kawasan itu tanpa izin AS, seperti Rusia menerbitkan larangan no flay zone untuk AS di atas Idlib.
Dalam sebuah perkembangan eskalasi lainnya terjadi pada 31 Maret 2020, sebuah kendaraan angkut personil Rusia masuk jebakan lumpur saat dipepet kendaraan AS saat disuruh memutar haluan pada sebuah titik di
Setelah itu aksi cegat mulai dibalas dengan taktik oleh Rusia pada konvoi AS. Beberapa kali konvoi AS menghentikan patroli mereka dan berbalik arah meninggalkan kawasan Rusia.
Melihat bara api permusuhan semakin panas dan dikhawatirkan akan meledak strategi penghadangan pasukan AS dan Rusia pun diubah.