Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

PHK Setengah Matang ala Lion Air, Apa Sebab dan Dampaknya?

20 Juli 2020   13:05 Diperbarui: 20 Juli 2020   13:56 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi pramugarai Lion Air. Sumber : Detik.com. (Foto Ari Saputra)

Beberapa karyawan yang akan mengambil hak pesangonnya di BPJS tidak berhasil meskipun sudah mengantongi surat keterangan pengalaman atau pernah kerja (paklaring) karena dalam catatan BPJS karyawan bersangkutan (dianggap) belum membayar iuran berbulan-bulan (padahal LAG yang tidak belum membayar).

Sikap setengah matang LAG juga tercermin dari paniknya manajemen menghadapi penurunan penumpang yang sesungguhnya (menurut data Badan Pusat Statistik di bawah ini) hanya 30-an persen saja. Terlepas dari akurasi BPS dalam penyajian datanya pertumbuhan minus penumpang tidaklah seburuk yang dibayangkan.

Sumber : bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/812
Sumber : bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/812
Mengacu pada data penumpang pesawat (domestik dan internasional) melalui 5 bandara utama di atas terlihat penurunan penumpang periode Januari hingga Mei 2019 dan periode yang sama 2020 di bandara KNIA (Polonia) sebanyak 30%. Bandara Soetta sebanya 36%, Juanda menurun 34%, Ngurah Rai menurun 39% dan di Bandara Hasanudin menurun 32%.

Akan tetapi jika dibandingkan dengan penurunan jumlah penumpang pada April 2020 dengan Mei 2020 memang telihat betapa suramnya industri penerbangan komersial di tanah air, rata-rata dari seluruh bandara utama tersebut mengalami penurunan signifikan mencapai 86%.

Dari angka tersebut tampaknya Lion telah tergesa-gesa atau ikut-ikutan panik, karena pangsa pasar domestik Lion menguasai 50% penumpang maka posisi Lion pun tidak jauh beda dari setengah angka (data) disebutkan di atas.

Sikap setengah matang LAG pun semakin jelas ketika pada 2 Juli 2020 lalu (katanya) akan kembali merekrut karyawan yang di PHK karena animo penumpang pesawat memperlihatkan tren kembali membaik

"Lion Air Group memberikan kesempatan kepada kurang lebih 2.600 orang (tenaga kerja) yang sebelumnya tidak diperpanjang masa kontrak kerja untuk dapat bekerja kembali, seiring dengan peningkatan operasional," ujar Danang, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group saat dihubungi Indozone pada Jumat (10/7/2020), tulis sumber :  Indonzone.id. edisi 10 Juli 2020 lalu.

Pernyataan itu mencerahkan karena LAG menyadari kekeliruannya tergesa-gesa menanggapi kondisi dan membuat keputusan luar biasa dengan merumahkan hampir 10% total karyawannya dengan cara yang tidak matang.

Meskipun hingga saat ini belum ada tanda-tanda kepastian Lion mempekerjakan kembali 2600 orang karyawana yang di PHK atau dirumahkan tetapi pernyataan pejabat LAG di atas memperlihatkan sikap setengah matang Lion selama ini menanggapi persoalan.

Semoga hal ini dapat memberi inspirasi pada perusahaan lainnya agar tidak ikut-ikutan panik karena persoalannya tidaklah sedalam yang dibayangkan.

Jika pun harus PHK massal karyawan harusnya dilakukan dengan matang bukan dengan seperti contoh disebutkan di atas dan keputusan itupun harus benar-benar berdasarkan sebab yang benar-benar obyektif, bukan yang direkayasa atau mengambil kesempatan dalam kondisi atau atas nama kondisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun