Dari sini muncullah cyber attacker tandingan yang disebut "The Homeland Cheetahs" yang juga berasal dari Iran tetapi berlawanan dengan sejumlah cyber attacker pro pemerintah disebutkan di atas.
Belum dapat dipastikan apakah Homeland Cheetahs ini dibiayai dan dikendalikan oleh western cyber Agencies apa tidak, yang jelas perang cyber Iran dengan western cyber semakin menegangkan.
Ketegangan meningkat sangat pesat sejak Iran menembak jatuh drone AS di atas selat Hormuz pada Juni 2019. Sebuah drone canggih AS saat itu RQ-4A Global Hawks diam-diam menyelinap ke langit Iran dari Selat Hormuz. Sistem pertahanan Khordad-3 Iran mencegatnya.
Jauh sebelumnya Iran juga berhasil mendaratkan Drone Scan Eagle pada Desember 2012 dan drone lainnya yaitu RQ-170 Sentinel pada Desember 2011.
Awal Januari 2020, AS membunuh Jenderal Qassem Soleiman dengan drone bersenjata. Pembunuhan melanggar hukum Internasional itu telah membuat Iran berusaha membalas dengan cara apapun sampai kini.
Lima peristiwa beruntun di atas memperlihatkan peristiwa itu BUKAN peristiwa biasa tetapi terkoordinir dan mungkin saja bagian dari perang cyber Iran melawan cyber barat.
Sampai saat ini Iran lebih banyak berkorban daripada musuh-musuhnya. Donald Trump dan Benjamin Netanyahu kadang terpaksa tidak memperlihatkan tertawaannya atas dukalara Iran.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H