Akhirnya pengaruh kartel jadi hal biasa. Antara monopoli dn kartelpun seakan sama saja. Masyarakat jadi tak perduli karena tak berdaya dipermainkan harga dan persediaan setiap saat.
Ketika harga naik secepat kilat muncul alasan dari pihak kartel dari di luar logika hingga tak terduga, dari alasan gempa di samudera Hindia, taifun di laut Cina Selatan hingga virus corona di pelabuhan bikin barang langka, harga naik. Tetapi ketika harga seharusnya turun hanya mengeluarkan statemen sengaja dibuat sebingung-bingungnya supaya tidak jadi bertanya lagi.
Di sinilah tempat 267 juta rakyat Indonesia termasuk keluarga raja dan ratu Kartel hidup dan dirawat oleh pemerintah. Semuanya bergelayut mengais rejeki dari kelas kakap hingga kelas teri. Pada kelompok kelas teri beberapa diataranya cuma dapat aromanya saja, itupun tak sedap baunya.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H