Sebetulnya penemuan varian atau tipe virus corona telah lama ada. Pada 12 April 2020, Kompas.com menurunkan laporan ada tiga varian virus corona yaitu tipe "A", "B" dan "C". Dari tiga tipe tersebut tipe paling dekat dengan penyebab penyakit Covid-19 adalah tipe "A" yang sebarannya berasal dari Kelelawar, Trenggiling dan hewan liar lainnya.
Virus corona tipe B pada umumnya dari Asia Timur. Sedangkan tipe C adalah virus dari tipe B yang bermutasi di tempat lain. Sebagaimana diketahui virus melakukan mutasi agar bisa hidup dan berkembang biak dan menciptakan turunan baru di tempat yang barunya termasuk di Indonesia.
Pembagian tipe virus kini bukan lagi berdasarkan regional karena di Eropa barat pun berjangkit tiga tipe berbeda yakni tipe B di Inggris dan tipe C di Jerman dan tipe C di Italia. Ditempat lain, tetangga kita (Singapore) terjangkit tipe C sedangkan Australia dijangkiti tipe A.
Temuan terkini tentang tipe virus corona Indonesia ternyata lain daripada yang lain. Seorang ilmuan Indonesia mengatakan jenis virus Corona di Indonesia tidak termasuk dalam jenis virus corona pada umumnya di dunia (tipe S,G an V).
Jika mengacu pada klasifikasi virus Corona dunia saat ini padahal ada tiga tpe (A,B dan C). Dengan demikian berdasarkan pernyataan ilmuan Indonesia tersebut dapat disebutkan juga bahwa jenis virus corona Indonesia bukan tipe A,B atau C dan juga BUKAN tipe S, G dan V.
Kalau bukan tipe A,B dan C dan juga bukan tipe S, G dan V, timbul pertanyaan, "jenis apakah virus Corona yang menyebar di tanah air kita,?" sebuah pertanyaan otomatis tentu saja.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio menyampaikan hasil temuan tersebut pada 4/6/2020 kepada Komps.com. Sumber : Kompas.com.
Setiap ahli pasti berkata sesuai bukti, peneltiain dan data jadi apa yang disampaikan ahli Biologi Maolekuler itu pastilah berdasarkan data dan pengujian dan soal pemberian nama atau istilah saja. Dan kenyataannya para peneliti Indonesia telah mengirimkan 7 sampel whole genome sequencing (WGS) ke lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) di Munchen, Jerman.
Hasilnya 3 dari 7 sampel tersebut mendapat kesimpulan TIDAK masuk dalam kelompok virus corona pada umumnya di dunia (S, G atau V). "Jadi dikelompkkan sebagai 'others', "ujar Prof. Amien Soebandrio.
Tidak diketahui kapan sampel dikirim dan berapa lama hasil penelitian itu disampaikan ke Indonesia serta bagaimana nasib 4 sampel lainnya apakah diakui sebagai virus dunia ataukah murni "made ini Indonesia."
Kalau murni lahir dan khusus berkembang biak di Indonesia perlu ditelusuri genom apakah tipe mircoba ini, apakah juga berasal dari leluhurnya yang telah "melarikan diri" dari laboratorium Wuhan sejak Desember 2019 lalu.
The Healthline.com edisi 29 April 2020 meng-update iformasinya mengatakan bahwa di dunia ini ada 3 jenis (varian) sumber virus corona yang berasal dari hewan liar, adalah :
- SARS-Cov, dikenal pertama sekali menyerang manusia terjadi di bagian selatan China pada Nopember 2002.
- MERS-Cov, dikenal pertama sekali menyerang manusia terjadi di Arab Saudi pada September 2012.
- SARS-Cov-2 (penyebab penyakit Covid-19) dikenal pertama sekali di Wuhan China pada Desember 2020.
Sejumlah ahli telah memberikan sebutan tipe A, B dan C untuk masing-masing jenis virus corona yang berasal dari hewan. Apakah SARS-Cov adalah tipe A, MERS-Cov adalah tipe B dan SARS-Cov-2 adalah tipe C, penulis belum dapat temukan penjelasan tentang hal itu.
Masih menurut sumber di atas, selain corona virus yang dibawakan oleh hewan ternyata ada juga virus yang disebarkan oleh setiap orang (manusia) yaitu virus yang telah membuat orang itu imun pada virus tersebut selama hidupnya.
Hampir setiap orang punya "virus bawaan" salah satu virus di bawah ini, yaitu : 229E atau NL63 atau OC43 HKU1 tulis sumber tersebut di sini. Beberapa ahli menyimpulkan tipe tersebut dalam kelompok virus Alpha dan Beta.
Kembali pada temuan lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang disampaikan oleh Prof Amin Soebandrio di atas. Kita pasti akan bertanya-tanya jenis atau tipe atau varian virus corona apa yang menyerang negeri kita.
Melihat kelakuannya yang tidak pandang bulu milih-milih korban corona virus "kelahiran" Indonesia bukanlah corona kaleng-kaleng. Nama dan tipenya sedang digodok oleh para ahli Indonesia yang berbeda dengan tipe sebutan ahli di luar negeri.
Akhirnya kita jadi menduga-duga. Ranah menduga-duga itu adalah alam tanpa batas mungkin juga alam bawah sadar sehingga kita menduga pun jadi tanpa batas termasuk menduga-duga bergenre humor jadinya.
Sebaiknya para ilmuan Indonesia memberi klasifikasi sesuai standar Internasional. Jika pun temuan itu tidak juga termasuk dalam kategori standar internasional jangan dibuat-buat dengan nama tipe yang tidak umum, misalnya memberi nama corona virus tipe "Sambar Gledek" lalu dsingkat SG atau "Ekstra Jahe Level 5" (XJL5), atau" Susu, Gula Ekstra" (SGX) dan sebagainya.
Setidaknya jika tidak masuk kategori A,B,C kaitan terdekatnya adalah D atau E. Atau jika bukan kategori tipe S, G dan V kaitan terdekatnya adalah "Y" atau "Z" asalkan bukan singaktan dari Yunus atau Zulpikar, bisa marah yang punya nama dikaitkan dengan corona.
Yang penting ilmuan Indonesia tidak bikin orang awam sedang bingung mempelajari tentang corona virus dan menghapal istilah-istilahnya makin bingung. Kalau keseringan bingung kuatir nanti ada yang menduga sudah terjangkit virus corona, jadi tambah runyam, hehehehe.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H