Tampaknya langkah beberapa pejabat polisi di sejumlah lokasi disebut di atas dapat dikatakan berani. Jika itu terjadi di negeri lain tak perlu lama-lama menuggu reaksi Presiden, sang Kapolda atau Kapolres itu langsung viral karena dialihtugaskan.
Terlepas dari cara-cara seperti itu adalah sebuah strategi dalam memecah konsentrasi pendemo dan menjauhkan anarkis vandalisme tampaknya sikap diperlihatkan polisi-polisi disebutkan di atas adalah wujud pro warga akibat "lelah" melihat langkah Trump justru kontra produktif dengan upaya persuasif yang dilakukan Polisi.
Stretegi humanis dalam menghadapi aksi, demo liar dan kerusuhan pernah diperlihatkan oleh Polisi Indonesia dalam menangani kerusuhan di Jakarta, terakhir pada kerusuhan pasca KPU mengumumkan hasil Pemilu pada 21 - 22 Mei 2019 lalu.
Selain itu pada 2 Desember 2006 Polisi di Jakarta membentuk "tim Asmahulusna," guna meredam "aksi" peserta 212 di sekitar Monas tetapi BUKAN berarti polisi (saat itu) ikut atau terlibat pro pendemo tau membantu kerusuhan.
Beda dengan yang diperlihatkan oleh segelintir kepala polisi AS di sejumlah lokasi disebutkan di atas, sikap polisi AS berjalan, berbaur, seirama dan searah dengan demonstran. Di tempat lain sebagian polisi AS seakan hampir menutup mata tak kuasa lagi melihat beringasnya pendemo.
Secara umum reaksi Polisi dan petugas keamanan AS menghadapi pendemo di sejumlah kota pada umumnya masih keras dan tegas hingga menuai kritik serta reaksi lebih bringas pendemo.
Walikota Washington menilai aksi keras Polisi Washington "membuang" amunisi, bom merica dan bom kilat sangat memalukan. Muriel Bowser menilai langkah petugas kemanan Federal sepert itu hanya mempersulit tugas kepolisian, ujar walikota wanita kulit hitam tersebut.
Menyikapi sikap Polisi dan walikota dan mungkin Gubenur tidak mengambil langkah tegas Trump memeri warning sangat mengkhawatirkan. Dalam perkembangan terkini Trump berharap para Polisi, Walikota dan Gubernur harus dapat membangun hadirnya penegakan hukum secara tegas sampai kekerasan dapat di atasi.
"Jika sebuah kota atau negara menolak mengambil tindakan yang diperlukan (melindungi kehidupan dan harta benda warga) maka saya akan mengerahkan militer AS dan mereka akan sangat cepat menyelesaikannya" ujar Trump menyikapi semakin banyaknya polisi dan walikota bersikap low profile dalam meredam demo solidaritas terhadap Floyd yang kini berevolusi menjadi demo anti Trump.
Melihat pada karakter Trump yang tegas tampaknya Trump siap menghadapi risiko tertinggi, menyingkirkan peranan polisi dan sebaliknya mengedapankan "aksi militer." Kali ini untuk memberangus warganya.