Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Aplikasi Deteksi Penderita Covid-19 Bantu Kita Hindari Lokasi Virus Corona

26 Maret 2020   06:29 Diperbarui: 26 Maret 2020   19:38 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILLUSTRATION: ELENA LACEY; GETTY IMAGES

wa1edit-5e7ca23c097f364bc663bc12.jpg
wa1edit-5e7ca23c097f364bc663bc12.jpg
Sayangnya ketika penulis download aplikasi melalui wifi masih sangat lambat responnya. Mungkin server sedang kewalahan menerima "order" atau masalah lainnya.

Terlepas dari bisa atau tidak aplikasi itu diunduh tetapi apa yang sedang mereka buat sudah bagus. Selain gratis juga bermanfaat walaupun dalam tampilan mungkin tidak sama dengan Singapore apalagi membandingkan dengan buatan MIT Lab di atas. Tetapi cara kerja dan kegunaannya sama.

Sejarah Telepon pintar untuk mendeteksi penyakit sebetulnya telah lama ada. John Crowcroft dan Eiko Yeneki adalah dua ilmuwan dari Cambridge University Inggris pertama sekali memperkenalkan telepon pintar untuk mendeteksi penyakit, Flu Phone (FluPhone) pada awal 2011.

FluPhone terdiri dari aplikasi telepon seluler di telepon dan penerima sebagai skrip PHP di server web. Aplikasi ponsel ditulis dalam Java (J2ME), yang mengumpulkan data perangkat dengan Bluetooth, data koordinasi GPS, dan gejala flu yang dilaporkan sendiri oleh pengguna. Data yang dikumpulkan dikirim melalui GPRS / 3G ke server. Demikian kira-kira cara kerja secara singkat. Lengkapnya lihat di sumber ini.

Teknologi digunakan saat itu belum seperti saat ini sehingga memiliki keterbatasan dalam banyak hal tetapi fungsi aplikasi tersebut mirip dengan fungsi aplikasi temuan profesor Ramesh Rashkar cs saat ini. PhoneFlu temuan Cambridge Unicersity pada masanya diakui telah banyak membantu pemerintah Inggris memerangi SARS ketika itu.

Kedua ilmuan tersebut kini mengaku aplikasi mereka dapat juga digunakan untuk mendeteski penderita Covid-19. (Sumber : ini). Tetapi kali ini John dan Eiko mungkin terlambat karena tim dari MIT-Lab AS dan Singapore telah duluan mewujudkan. 

Di sisi lain, jika karya anak bangsa yang disebutkan di atas jadi kenyataan mungkin ini menjadi aplikasi yang pertama di tanah air (mohon koreski jika penulis keliru) meskipun masa penggunaan aplikasi tersebut mungkin bersifat temporer.

Soal siapa duluan mungkin itu soal nomor dan itu kurang penting saat ini sebab yang lebih penting adalah apa kontribusi kita masing-masing dalam mencegah dan berupaya bersama-sama memerangi pandemi Covid-19. 

Kontribusi minimal kita mungkin menjalankan tatatertib dan pencegahannya sesuai anjuran pemerintah dan WHO. Sedangkan para ahli teknologi informasi dan digital didukung ahli lainnya memberi cara bagi kita untuk mawas diri menghindarinya misalnya melalui aplikasi-aplikasi seperti di atas.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun