Di tengah kebijakan baru Erdogan "melepas" 80 ribuan migran ilegal Suriah dari perbatasan Turki di Edirne menuju Eropa, Turki mengumumkan eofensif skala besar di Suriah dengan memasok kembali ribuan kendaraan militer sehingga menjadi 3.130 kendaraan militer dan pengangkut masuk ke Suriah sejak Januari 2020.
Dalam pengumuman ofensif berskala besar (mayor offensive) pada 1 Maret 2020, Menhan Turki memberi nama ofensif Idlib dengan nama "Operation Spring Shield" atau operasi perisai musim semi. Seiring dengan berlakunya operasi tersebut, pesawat tempur Turki mulai beraksi mengawal drone penyerang dan bersenjata jenis ANKA tipe S (ANKA -S) mungkin juga termasuk tipe lainnya.
Dua pesawat tempur Suriah jenis Su-24 kembali jadi korban di kawasan desa Kansafrah. Pesawat pertama Su-24 tertembak jatuh oleh misil udara ke udara yang dilepaskan sebuah F-16 Turki dari perbatasan Suriah - Turki di provinsi Hatay (40 km ke target Su-24). Empat jam kemudian sebuah Su-24 lainnya juga ditembak jauh oleh misil yang dilepaskan oleh F-16.
Pada hari yang sama, sebuah lagi drone Turki, ANKA-S ditembak jatuh setelah melakukan misi pengeboman di pangkalan udara Kwaires, Aleppo.
Drone jenis inilah yang telah banyak "berjasa" membantu gerakan dan perlindungan pasukan darat dan milisi Turki dalam ofensif sejak Januari 2020 saat pesawat tempur Turki belum terlibat langsung di Idlib.
ANKA -S adalah jenis drone Angkatan Bersenjata Turki golongan Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang bertugas dalam platform intelijen, pengawasan dan pengintaian (ISR). Anka dapat terbang hingga 24 jam dengan membawa muatan hingga 200 kg.
Senjata yang terintegrasi dalam Anka adalah amunisi mikro pintar Roketsan MAM-L, bom luncur dari sistem rudal jarak jauh anti-tank berpemandu laser (L-UMTAS) dengan laser-homing semi-aktif (SALH ) pencari yang dapat digunakan untuk melihat target diam dan bergerak pada ketinggian maksimal 8 km.
Pantas reputasinya selama bertugas sebulan sangat banyak yakni memakan korban sasaran di pihak Suriah dan Rusia serta Iran sangat banyak. Harganya berkisar 20 juta USD per unit. Kabarnya Indonesia sedang menjalin kerjasama dengan Turki dalam pengada2020)an drone jenis dan tipe ini.
Meski demikian 4 buah ANKA-S telah ditembak jatuh termasuk dua unit yang terjadi pada 1 Maret 2019. Tetapi hadirnya drone ini membuat pasukan darat Suriah mawas diri dan hati-hati dalam bergerak sehingga pasukan darat Turki dan milisi bergerak leluasa 12 km (lebar 32 km) menusuk dari arah Idlib ke arah Hama.
Memasuki hari pertama bulan Maret 2020, pesawat tempur Turki tampaknya sudah tak mampu menahan diri lagi untuk terjun dalam operasi Spring Shield. Gerakannya mulai sedikit-sedikit melewati garis perbatasan provinsi Idlib (Suriah) dan Hatay (Turki).
Melihat keterlibatan angkatan udara Turki diperkirakan akan menambah daya gempur pasukan darat dan milisi Turki pejabat militer Rusia (Oleg Zhuravlev) mengingatkan Turki bahwa Rusia tidak akan bertanggung jawab atas keselamatanpesawat tempur Turki yang terbang di atas langit Suriah (Idlib).
Jatuhnya 2 unit Su-24 Fencer menambah deretan duka Rusia akibat tikaman Turki setelah peristiwa "tikaman dari belakang" dilakukan pesawat tempur F-16 Turki terhadap Su-24 dalam tragedi "17 detik" pada 24 Nopember 2015 silam.
Setelah itu sebuah Su24 juga ditembak jatuh pada pertengahan Januari 2020 di atas kota Saraqib dan sebuah lagi nyaris jatuh beberapa hari kemudian. Total 3 unit Su-24 telah jadi korban selama 2 bulan dalam ofensif Idlib.
NATO memberi naman Fencer untuk si pengebom ultra low-level (sangat rendah) ini sementra pihak Rusia sendiri memberi nama "Chemodan" atau Koper. mungkin karena bentuknya yang bongsor dan kaku.
Jika gelombang pengungsi ini mencapai jumlah lebih besar lagi maka ini pun akan jadi semacam "perang" yang akan menghujam Yunani dan Bulgaria terlebih dahulu sebelum mencapai daratan Eropa lainnya. Setidaknya polisi Yunani telah terlibat "perkelahian" berkali-kali dengan pengungsi di beberapa titik pendaratan atau titik masuk pengungsi.
Seharusnya pengungsi itu (setidaknya 3 juta jiwa) bisa diarahkan ke kawasan buffer Zone sebagaimana direncanakan dalam kampanye sebelum operasi "ranting Zaitun" untuk merebut kawasan utara kantong Kurdi Suriah pada 2019 lalu sepanjang 400 km dan sedalam (lebar) 25 km.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H