Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jet Tempur Suriah dan Drone Turki Berjatuhan di Idlib, Gelombang Pengungsi Siap Terjang Eropa

2 Maret 2020   14:52 Diperbarui: 2 Maret 2020   15:57 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi : AFP/Getty Image

Jatuhnya 2 unit Su-24 Fencer menambah deretan duka Rusia akibat tikaman Turki setelah peristiwa "tikaman dari belakang" dilakukan pesawat tempur F-16 Turki terhadap Su-24 dalam tragedi "17 detik" pada 24 Nopember 2015 silam. 

Setelah itu sebuah Su24 juga ditembak jatuh pada pertengahan Januari 2020 di atas kota Saraqib dan sebuah lagi nyaris jatuh beberapa hari kemudian. Total 3 unit Su-24 telah jadi korban selama 2 bulan dalam ofensif Idlib.

NATO memberi naman Fencer untuk si pengebom ultra low-level (sangat rendah) ini sementra pihak Rusia sendiri memberi nama "Chemodan" atau Koper. mungkin karena bentuknya yang bongsor dan kaku.

The Turkish Anka-S drone shot down near the town of Saraqib. In the box, supposedly the Syrian Su-24 shot down. (Images via Twitter). Source: theaviationist.com
The Turkish Anka-S drone shot down near the town of Saraqib. In the box, supposedly the Syrian Su-24 shot down. (Images via Twitter). Source: theaviationist.com
Dari medan pengungsi, Turki telah "melepas" 80 ribuan gelombang imigran untuk "lari" ke Eropa. Sebanyak 13 ribu pegungsi telah mendarat di sejumlah pantai-pantai Yunani. "As of 09.55 hours, the number of immigrants leaving our country via Edirne; 76,358,"  ujar Suleyman Soylu, Menteri Dalam Negeri Turki kemarin (1/3/2020).

Jika gelombang pengungsi ini mencapai jumlah lebih besar lagi maka ini pun akan jadi semacam "perang" yang akan menghujam Yunani dan Bulgaria terlebih dahulu sebelum mencapai daratan Eropa lainnya. Setidaknya polisi Yunani telah terlibat "perkelahian" berkali-kali dengan pengungsi di beberapa titik pendaratan atau titik masuk pengungsi.

Pengungsi dari Turki menuju Eropa. Gambar: AFP
Pengungsi dari Turki menuju Eropa. Gambar: AFP
Strategi Turki menyimpan berbagai "amunisi" tampaknya telah disiapkan sangat lama, dari penempatan pos pemantau militer di dalam Suriah, Buffer zone di kawasan Kurdi Suriah, Pergolakan di Libya hingga melempar arus pengungsi ke Eropa. 

Seharusnya pengungsi  itu (setidaknya 3 juta jiwa) bisa diarahkan ke kawasan buffer Zone sebagaimana direncanakan dalam kampanye sebelum operasi "ranting Zaitun" untuk merebut kawasan utara kantong Kurdi Suriah pada 2019 lalu sepanjang 400 km dan sedalam (lebar) 25 km.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun