Jatuhnya 2 unit Su-24 Fencer menambah deretan duka Rusia akibat tikaman Turki setelah peristiwa "tikaman dari belakang" dilakukan pesawat tempur F-16 Turki terhadap Su-24 dalam tragedi "17 detik" pada 24 Nopember 2015 silam.
Setelah itu sebuah Su24 juga ditembak jatuh pada pertengahan Januari 2020 di atas kota Saraqib dan sebuah lagi nyaris jatuh beberapa hari kemudian. Total 3 unit Su-24 telah jadi korban selama 2 bulan dalam ofensif Idlib.
NATO memberi naman Fencer untuk si pengebom ultra low-level (sangat rendah) ini sementra pihak Rusia sendiri memberi nama "Chemodan" atau Koper. mungkin karena bentuknya yang bongsor dan kaku.
Jika gelombang pengungsi ini mencapai jumlah lebih besar lagi maka ini pun akan jadi semacam "perang" yang akan menghujam Yunani dan Bulgaria terlebih dahulu sebelum mencapai daratan Eropa lainnya. Setidaknya polisi Yunani telah terlibat "perkelahian" berkali-kali dengan pengungsi di beberapa titik pendaratan atau titik masuk pengungsi.
Seharusnya pengungsi itu (setidaknya 3 juta jiwa) bisa diarahkan ke kawasan buffer Zone sebagaimana direncanakan dalam kampanye sebelum operasi "ranting Zaitun" untuk merebut kawasan utara kantong Kurdi Suriah pada 2019 lalu sepanjang 400 km dan sedalam (lebar) 25 km.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H