Apapun bisa terjadi di dalam konflik Suriah sebuah perang gila yang diperagakan oleh penggila perang, jangankan manpads, MILRS saja bisa jatuh ke tangan pemberontak dengan sangat leluasa termasuk digunakan pemberontak Chechen saat melawan Rusia dan yang digunakan pemberontak Donbas, Krimea melawan Ukraina.
AS sendiri juga pernah memberikan Manpads Stinger sesuai teknologi pada masa itu kepada kelompok Mujahidin di Afghanistan ketika melawan pendudukan Uni Soviet pada 1980-an.
Berdasarkan spesifikasi dasar (ketinggian dan kecepatan maksimal) helikopter Mi-17 dan Manpads FIM-92 Stinger disebutkan diatas jelas sekali manpads mudah melumat helikopter Suriah.
Peristiwa serupa juga pernah terjadi ketika pemberontak Kurdi melumpuhkan sebuah helikopter Turki AH 1W SuperCobra di kawasan hutan Afrin pada 13 Mei 2016 lalu juga menggunakan Manpads tapi 9J38 Igla (buatan Rusia).
Sejatinya pihak militer Rusia dan Suriah tidak mengoperasikan helikopter menyerang saat terjadi peningkatan kekuatan besar-besaran di pihak pemberontak. Mungkin telah menyadari hal tersebut, setelah itu (sejak 15 Februari 2020) Rusia dan Suriah tidak menggunakan lagi helikopter untuk melaksanakan serangan udara.
Kesimpulan lainnya adalah betapa strategisnya beberapa jenis senjata dalam perang Suriah harusnya memberi inspirasi pada kementerian pertahanan RI untuk mempertimbangkan pengadaan jenis Manpads, MLRS, Drone bersenjata, senjata anti tank TOW serta pesawat tempur berteknologi tinggi. Helikopter tetap diperlukan tapi berupa helikopter jenis pengangkut personil dan logistik dengan catatan BUKAN helikopter bekas pakai.
Kesimpulan tak kalah strategis adalah pencegahan bagaimana agar senjata-senjata di atas khususnya jenis TOW, Drone bersenjata dan Manpads tidak jatuh ke tangan milisi bersenjata.
abanggeutannyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H