Dua unit helikopter buatan Rusia jenis Mi17 telah ditembak jatuh pasukan pemberontak Suriah masing-masing terjadi pada 11 Februari 2020 di atas desa Nayrab dekat Saraqib dan sebuah lagi pada 14 Februari 2020 di atas desa Qubtan al- Jabal.
Kehilangan 2 heli tempur dalam waktu 3 hari itu terjadi ketika pasukan Turki sedang meningkatkan mobilitas kekuatan milisi pemberontak dukungannya dalam skala tinggi. Peningkatan kekuatan itu mencakup penambahan pasukan Turki (TAF), penambahan milisi serta pasokan aneka persenjataan dan aneka logistik termasuk amunisi serta sistem komunikasi dan kebutuhan reguler.
Terkait penguatan dalam bidang persenjataan, Turki telah memberikan suntikan senjata misil permukaan ke udara (SAM) personil atau dikenal dengan sebutan "MANPADS" atau Man-Portable Air-Defense System.
Mengacu pada daftar Manpad buatan dan digunakan Turki hingga saat ini ada 3 jenis yaitu FIM-92 Stinger (alih teknologi AS-Turki), 9K38 Igla (alih teknologi Rusia - Turki) dan 9K34 Strela-3 (buatan era Uni Soviet).
Berdasarkan spesifikasi dasar ke tiga Manpads tersebut, FIM-92 Stinger mampu mencapai target pada ketinggian maksimal 4800 m (4,8 km) dengan kecepatan 2,45 mach. Sedangkan 9K-38 Igla pada ketinggian 3,5 km dengan kecepatan 1,9 mach. Sementara itu 9K34 Strela-3 pada mampu mengejar korbannya pada ketinggian lebih rendah yaitu 2,3 km dengan kecepatan 0,92 mach atau 1.500 km per jam.
Sementara itu jenis helikopter yang ditembak jatuh adalah jenis Mil Mi-17. Dengan kata Mil Mi-17 adalah sejenis Mi 8MT versi militer untuk ekspor. Berdasarkan sumber ini spesifikasi dasar jenis Mil Mi-17 ini mampu terbang tinggi maksimal 5km - 5,7km (sesuai varian). Kemampuan menanjaknya 9m/ detik. Kecepatan maksimalnya 250 km per jam.
Berat kosongnya 7,4 ton ini, mampu mengangkut 24 personil dan muatan (total 4 ton). Jadi total angkut seluruhnya 11,4 ton. Helikopter ini telah digunakan oleh 60 negara termasuk Indonesia (TNI AD) dimana salah satunya telah jatuh di kawasan pegunungan Papua pada 28 Juni 2019 dan baru ditemukan 15 Februari 2020 lalu.
Jenis helikopter inilah jadi korban manpads pemberontak Suriah. Menurut salah satu petinggi Syrian National Army (SNA) yang identitasnya dirahasiakan kepada media berita Enab Baladi mengakui jenis MANPADS FIM-92 Stinger yang diterima dari Turki itulah yang "melumat" dua helikopter buatan Rusia tersebut.
FIM-92 Stinger pernah digunakan pada saat proses penyelamatan copilot Su-24 di hutan Latakia pada Nopember 2015 lalu. Sebuah helikopter tim penyelamatan jenis yang sama terpaksa ditinggalkan di lokasi akibat terkena manpads FIM-92 yang kabarnya dilepaskan oleh militer Turki.
Meskipun telah ada proliferasi Manpads agar tidak digunakan oleh pihak milisi bersenjata tetapi berdasarkan pengakuan di atas tampaknya Turki telah menyerahkan misil penghancur helikopter dan pesawat kepada pemberontak Suriah khususnya saat terjadinya penguatan kekuatan sejak Januari 2020.
"International transfers of MANPADS to armed groups in Syria appear to violate resolutions, guidelines, and agreements adopted by several multilateral organizations," tulis sebuah laman analisis di sini menegaskan senjata jenis yang telah disepakati sejumlah negara itu dilarang jatuh ke tangan milisi bersenjata.