Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Iran Membalas, Pangkalan AS di Irak Diserang Misil Balistik

8 Januari 2020   14:34 Diperbarui: 8 Januari 2020   14:40 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah parlemen Iran menyetujui pembalasan terhadap AS, beberapa jam lalu kantor berita Iran (IRNA) melaporkan pasukan pengawal revolusi (IRGC) telah meluncurkan 2 kali serangan misil terhadap 2 pangkalan AS di provinsi Al-Anbar Irak. Hampir semua media barat mengakui terjadinya peristiwa tersebut. 

Presiden AS Donald Trump melalui akun tweeternya mengakui serangan terhadap pangkalan militer AS. Trump memulai kicauannya dengan kalimat "All is Well." 

Kalimat singkat itu kini dikutip oleh netizen AS dijadikan bahan olok-olok. Netizen membandingkan dengan aneka informasi tingkat kerusakan dan risiko tinggi terhadap pasukan di sana tapi Trump masih mengatakan "semuanya baik-baik saja." 

"Semuanya baik-baik saja. Misil diluncurkan dari Iran terhadap 2 pangkalan militer AS di Irak. Kerusakan dan kerugian sedang dipelajari.Sejauh ini masih baik-baik saja. Kami memiliki kemampuan militer terbaik saat ini," tulisnya tadi malam dan menjanjikan hari ini (pagi) menyampaikan keterangan lebih lanjut.

Pentagon mengeluarkan pernyataan resmi bahwa serangan itu ditujukan terhadap 2 pangkalan militer pada 7 Januari pukul 17.30 sore (AS). Kami sedang menghitung kerugian dan kerusakan dari awal perang ini. 

Kantor berita Iran (IRAN) melaporkan bahwa serangan misil balistik dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama terhadap pangkalan militer terbesar di Al-Asad, lalu ke dua terhadap pangkalan militer AS di dekat bandar internasional Irbil. Masih menurut IRNA kedua serangan tersebut menyebabkan sebuah pesawat yang diparkir di sana terbakar dan menyebabkan 30 tentara AS tewas.

Serangan itu melibatkan 10 misil jarak pendek Fateh-313 menyerang al-Asad dan 4 misil Qiam-1 menyerang markas AS di dekat bandara Irbil. Tiga dari empat misil Qiam tersebut tidak mencapai sasaran Irbil karena meledak di udara. Qiam-1 adalah misil pengembangan dari Scud-C.

Dengan peristiwa ini pangkalan militer al-Asad telah mengalami serangan ke dua kali . Pertama dilakukan Iran pada hari yang sama tewasnya Soleimani 3 Januari 2020 lalu.

Donald Trump terakhir mengunjungi pangkalan militer Al-Asad pada 26 Desember 2018, sementara Wapres AS, Pence mengunjungi pangkalan tersebut pada 23 November 2019. Saat berada di sana Trump mengatakan bahwa dia tidak ada rencana sama sekali untuk mengeluarkan pasukan AS keluar dari negara tersebut. Sumber : USA Today

Benar, hingga saat ini AS masih mempertahankan 20 ribuan pasukan di kedua pangkalan militer tersebut. Apakah hal ini jadi target Iran tak jelas motifnya apa, yang jelas Iran mengirim pesan bahwa jika AS membalas maka Iran akan meningkatkan serangan pada seluruh pangkalan militer AS dimanapun berada (menirukan ancaman AS ketika mengancam Iran akan melakukan serangan lebih berat jika melakukan pembalasan atas serangan yang menewaskan Letjen Qassem Soelimani 3 Januari 2019 lalu di Baghdad International Airport-Red).

Pangkalan militer al-Asad menampung banyak pasukan koalisi berbagai negara. Beberapa sumber memperikirakan terdapat ribuan pasukan koalisi pimpinan AS di lokasi tersebut dari berbagai negara. Pasukan AS sendiri tidak kurang dari 5000-an orang. 

Menurut BBC terdapat 500-an pasukan Inggris di al-Asad. Meski tidak ada korban di pihak Inggris tetapi pihak militer Elizabeth langsung menyiapkan helikopter dan kapal jika kondisi memburuk. Ben Wallace, Menhan Inggris menjanjikan pembalasan setimpal jika terjasi sesuatu tak diinginkan terhadap pasukan Inggris. 

Sementara itu pasukan Australia terdapat 300 orang. Sejauh ini PM Scott Morrison mengatakan seluruh pasukannya aman di sana.

Setelah peristiwa tersebut (hingga saat ini) The Federal Aiation Administration (FAA) langsung mengeluarkan larangan terbang dekat kawasan udara teluk Persia, teluk Oman, Irak dan Iran.

Beberapa pejabat AS mengatakan serangan tersebut adalah pernyataan perang. Senator Lindsay Graham mengatakan pada News Fox baru saja mengingatkan Donald Trump via telepon bahwa ini adalah pernyataan perang dengan tindakan yang masuk akal.

Pasca peritiwa tersebut harga minyak di AS langsung melonjak pada level 4% tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Harga minyak mentah West Texas mencapai $65,65 per barel, tertinggi sejak April 2019. Sementara itu harga minyak mentah Brent mencapai $71,75 per barel, tertinggi sejak September 2019.

AS menilai pembalasan itu adalah pernyataan perang tetapi Iran mengatakan aksi tersebut adalah pembalasan untuk Soleimani. Apa dan bagaimana reaksi AS dan sekutunya menyikapi pernyataan Iran ini? Kita nantikan saja perkembangannya seperti apa.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun