Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Banjir Jakarta Kini Jadi "Hiburan" Warga

3 Januari 2020   05:44 Diperbarui: 13 Januari 2020   23:42 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara menyikapi banjir seperti itu tidak dilarang meskipun sebaiknya menyikapinya dengan cara yang lebih bijkasana misalnya berkumpul dengan keluarga, merapikan dan menyelamatkan apa yang masih dapat dilakukan ke tempat yang lebih tinggi atau lebih aman. Dan yang terpenting adalah menjaga keluarga masing-masing dan tetangga terdekat agar tidak terjebak dalam banjir yang tiba-tiba bisa menjadi ganas akibat semakin deras.

Salah satu korban banjir yang menyikapinya dengan elegan dilakukan oleh artis Yuni Shara. Rumah mewahnya di kawasan Ragunan Jakarta Selatan juga kebanjiran. Tampak bete tapi terlihat ia sedang berkemas-kemas menaikkan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi. Coba bayangkan apa jadinya jika Yuni ikut-ikutan "menikmati" banjir dengan salah satu jenis hiburan seperti disebutkan di atas? Tidak lucu bukan?

Banjir masuk katagori bencana, mungkin karena sudah sering terjadi berulang-ulang warga Jakarta yang mengalaminya mensiasatinya menjadi hiburan.

Apapun kata orang menilai hiburan tersebut mungkin kurang bijaksana faktanya adalah semakin banyak warga Jakarta yang menghibur diri dari banjir yang mereka alami. Siapa yang bisa melarang? Tidak ada karena berbagai alasan, salah satunya adalah mengusir bete dan mencegah depresi.

Korban akibat banjir sama merasakan dampaknya. Kaya atau miskin yang kena banjir sama kecewanya atau sama betenya dan sama-sama butuh diselamatkan apalagi jika sedang terjebak dalam kawasan banjir yang dahsyat. 

Terkait dengan upaya penyelamatan dan pemberian bala bantuan kirnya pemerintah DKI dapat segera mengulurkan bala bantuan kepada warga. Berhenti mengeluarkan kata-kata klasik mengatakan sumber air dari Depok, Bogor, Bandung dan sebagainya, sebab banjir Jakarta sudah ada sejak dulu kala, bukan disebabkan ulah orang Depok atau Bogor sebab orang Depok dan Bogor pun ternyata juga kebanjiran. 

Pada saat yang sama, banjir tahun baru 2020 di Bogor malah yang terparah dari yang pernah ada selama 2 dekade terakhir. Banjir di Bogor kali ini menyebabkan 7 warganya meninggal dunia.

Pemerintah DKI dan pihak terkait terkait kiranya dapat segera menanggapinya dengan secepatnya. Selain itu bantuan dari netizen sangat dibutuhkan, setidaknya dukung posting aksi kegiatan kemanusiaan daripada memposting hal-hal lucu melulu.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun