Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Banjir Jakarta Kini Jadi "Hiburan" Warga

3 Januari 2020   05:44 Diperbarui: 13 Januari 2020   23:42 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir Jakarta 2015 di Sunter (kiri) sumber : news.detik.com dan Banjir Jakarta 2020 di Duren Sawit (Gatra.com).

Hampir di manapun di seluruh dunia ini pernah terjadi banjir, bahkan di kawasan tandus di jazirah Arab pun pernah mengalami banjir oleh berbagai sebab. Apalagi di Indonesia negeri kita tercinta hampir tak lepas dari peristiwa banjir aneka jenis: Banjir Bandang; Banjir Rob; Banjir Luapan; Banjir Lahar; Banjir Lumpur dan sebagainya.

Apapun jenis dan sebabnya peristiwa banjir menimbulkan aneka masalah mulai dari kerugian harta benda, terganggunya aktifitas, gangguan kesehatan hingga khilangan jiwa akibat tenggelam, terbawa arus dan sebagainya.

Banjir di Jakarta bahkan sudah terjadi pada jaman Belanda. Hal ini telah banyak dikupas tuntas oleh pakar hingga dapat dibaca dalam ribuan tulisan yang mengatakan banjir Jakarta telah terjadi sejak dulu kala dari jaman VOC.

Setiap Gubernur DKI punya agenda kampanye yang menggelegar tentang optimisme mengatasi banjir tapi faktanya belum ada satupun Gubernur DKI Jakarta yang mampu "membebaskan" warganya dari banjir. Ironisnya satu Gubernur seperti "menertawai" cara Gubernur sebelumnya mengatasi banjir. Seakan-akan Gubernur yang satu meremehkan kerjakeras sang pendahulunya.

Peristiwa banjir telah menghujam ibu kota Jakarta dari tahun ke tahun. Dari aneka media cetak dan elektronik serta medsos kita terenyuh rasanya setiap melihat aneka lokasi Jakarta kebanjiran. Bagi yang pernah merasakan banjir masih ingat betapa lelahnya merasakan banjir dan dampak pasca banjir. 

Hati nurani dapat berbicara jujur bahwa peristiwa banjir Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan di tempat lain jelas bukanlah sebuah hiburan. Tapi cara orang mengatasi kegalaunnya pun beraneka cara termasuk saat menghadapi banjir. 

Mengusir ngantuk, kecewa dan kerugian yang diderita akibat banjir ada orang (warga) yang menjadikan momen kecewa tersebut menjadi hiburan tujuannya adalah mengusir depresi. 

Berdasarkan aneka video momen banjir yang dapat dilihat di berbagai media terlihat beberapa warga "menikmati" kebanjiran dengan cara :

  • Berenang dengan berbagai gaya, Lompat indah dan "arung jeram" dengan ban dalam mobil
  • Menjala ikan, Memancing di teras rumah atau dari balkon
  • Menaiki boat karet mengenakan jaket ojek online (Go Boat)
  • Memvideokan peristiwa terseretnya mobil-mobil dengan kalimat lelucon
  • Merekam aneka hewan yang tersangkut di dalam rumah. Merekam video rombongan ikan yang masuk ke dalam ruang tamu,  menertawai tikus hinggap di kaki kursi,  mewawancarai tikus yang hinggap di batang sapu, menangkap aneka jenis ular hingga perlombaan berenang massal.

Mungkin masih banyak lagi peristiwa lain yang kelihatannya kocak jika tak pantas disebut kurang peka terhadap kondisi sejenis bencana yang sedang terjadi.

Warga yang sedang menikmati  hiburan di balik bencana tersebut tampaknya di dominasi oleh anak-anak atau remaja lingkungan setempat atau warga dari lingkungan lain. Mungkin saja mereka anak-anak atau remaja sehingga apapun bisa jadi mainan meskipun juga terlihat orang dewasa yang menikmatinya. 

Memang banyak cara orang menekan kebosanan atau mengusir depresi dengan berbagai cara termasuk menghibur diri dari peristiwa yang membuat depresi itu sendiri misalnya banjir.

Cara menyikapi banjir seperti itu tidak dilarang meskipun sebaiknya menyikapinya dengan cara yang lebih bijkasana misalnya berkumpul dengan keluarga, merapikan dan menyelamatkan apa yang masih dapat dilakukan ke tempat yang lebih tinggi atau lebih aman. Dan yang terpenting adalah menjaga keluarga masing-masing dan tetangga terdekat agar tidak terjebak dalam banjir yang tiba-tiba bisa menjadi ganas akibat semakin deras.

Salah satu korban banjir yang menyikapinya dengan elegan dilakukan oleh artis Yuni Shara. Rumah mewahnya di kawasan Ragunan Jakarta Selatan juga kebanjiran. Tampak bete tapi terlihat ia sedang berkemas-kemas menaikkan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi. Coba bayangkan apa jadinya jika Yuni ikut-ikutan "menikmati" banjir dengan salah satu jenis hiburan seperti disebutkan di atas? Tidak lucu bukan?

Banjir masuk katagori bencana, mungkin karena sudah sering terjadi berulang-ulang warga Jakarta yang mengalaminya mensiasatinya menjadi hiburan.

Apapun kata orang menilai hiburan tersebut mungkin kurang bijaksana faktanya adalah semakin banyak warga Jakarta yang menghibur diri dari banjir yang mereka alami. Siapa yang bisa melarang? Tidak ada karena berbagai alasan, salah satunya adalah mengusir bete dan mencegah depresi.

Korban akibat banjir sama merasakan dampaknya. Kaya atau miskin yang kena banjir sama kecewanya atau sama betenya dan sama-sama butuh diselamatkan apalagi jika sedang terjebak dalam kawasan banjir yang dahsyat. 

Terkait dengan upaya penyelamatan dan pemberian bala bantuan kirnya pemerintah DKI dapat segera mengulurkan bala bantuan kepada warga. Berhenti mengeluarkan kata-kata klasik mengatakan sumber air dari Depok, Bogor, Bandung dan sebagainya, sebab banjir Jakarta sudah ada sejak dulu kala, bukan disebabkan ulah orang Depok atau Bogor sebab orang Depok dan Bogor pun ternyata juga kebanjiran. 

Pada saat yang sama, banjir tahun baru 2020 di Bogor malah yang terparah dari yang pernah ada selama 2 dekade terakhir. Banjir di Bogor kali ini menyebabkan 7 warganya meninggal dunia.

Pemerintah DKI dan pihak terkait terkait kiranya dapat segera menanggapinya dengan secepatnya. Selain itu bantuan dari netizen sangat dibutuhkan, setidaknya dukung posting aksi kegiatan kemanusiaan daripada memposting hal-hal lucu melulu.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun