Kini GNA mendapat angin segar ketika Turki secara resmi mengumumkan akan mengirimkan ribuan personil Syrian National Army (SNA) yang juga berperang melawan pemerintahan Suriah. Dengan masuknya Turki maka pemerintahan GNA merasa makin kuat karena didukung PBB, Arab Saudi, Qatar, Jordania, Somalia, Sudan, Turki, AS, Uni Eropa, Jerman, Itali, Inggris, Ukraina dan terkini Turki.
Selain itu untuk urusan fighter atau petempur GNA semakin kuat. Jika sebelumnya diperkuat milisi bayaran dari Sudan, Somalia, Arab Saudi, Qatar dan milisi jihad dari berbagai negara kini diperkuat SNA dukungan Turki.
Presiden Erdogan mengatakan perbedaan negaranya dengan negara lain dalam menyikapi konflik di Libia. "Mereka (Negara lain) membantu panglima perang, kami menanggapi undangan dari pemerintah Libia yang sah. Itulah perbedaan kami dengan mereka," ujarnya sebagaimana dikutip di TRT edisi 28/12/2019.
Pada rekaman video terkini di sini Erdogan mengatakan parlemen akan melakukan voting pada 8 atau 9 Januari 2020 untuk melegitimasikan pengiriman pasukan atau milisi ke Libia. Diperkirakan 8000-an SNA dan pasukan Turki akan dilibatkan di sana mendukung GNA.
Meski menunggu putusan Parlemen disinyalir rombongan kecil SNA dan pasukan Turki telah tiba di Libya lebih dahulu. Sebuah sumber mengatakan kelompok SNA dari grup "Jaish al-Hur fi Libia" telah ambil bagian di Libia. Sebuah video terkini merilis hal tersebut di twitter. Sumber lain menerbitkan geolocation milisi SNA di sebuah lokasi dekat Al-Takbali kem pinggiran kota Tripoli di garis depan perbatasan GNA dan LNA. Sumber : di sini.
Dipihak lain, LNA tetap disokong oleh Uni Emirat Arab, Mesir dan Rusia serta petempur dari Wagner Grup Rusia. Petempur bayaran ini disinyalir telah lama beroperasi di sana dan kehadirannya tampaknya telah menjadi agenda tersendiri di mata AS.
Wagner Groups agak berbeda dengan pasukan bayaran AS yang sifatnya melindungi obyek tertentu termasuk individu atau kelompok tertentu, sedagkan Wagner memiliki unit penyerang dan terlibat langsung dalam pertempuran membela yang membayar mereka.
Dengan kondisi di atas bisa jadi kondisi di Libia berangsur-angsur jadi lebih ramai dan panas apalagi Libia memiliki kekayaan Minyak ke 7 tersbesar dunia pada 2018. Sesuai digram OPEC akhir 2018 kandungan minyak di Libia tersedia saat itu sebesar 4% dari total ketersediaan seluruh dunia.
Tak tahulah pastinya seperti apa, yang jelas rencana itu bakal terjadi setelah mereka lelah di Suriah yang (ternyata) cuma menyisakan arang, reruntuhan, kuburan masal dan bencana kemanusiaan.
abanggeutanyo