Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menikmati Hidup di Negeri Serba Preman

5 November 2019   12:44 Diperbarui: 7 November 2019   18:32 5711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi pemalakan terhadap sopir di Tanah Abang, Jakarta, terekam video warga yang melintas.(Media sosial) Kompas.com 2019/09/06

Di dalam lembaga negara pun ada premannya. Dari cara mereka mengondisikan sebuah ide hingga menjadi sebuah program tak luput dari tekanan demi tekanan yang wajib menghasilkan uang bagi mereka yang terlibat di dalamnya. Kelompok ini lebih tepat disebut "preman berkerah putih."

Di perusahaan BUMN, perusahaan swasta hingga penjaga pasar dan tukang parkir pun tidak susah menemukan profil preman yang memperoleh penghasilannya dengan cara menekan atau memaksa orang lain.

Di sekolah ada yang menyebut dirinya "preman sekolah" sementara di kampus pun ada "Preman Kampus" menjadi salah satu ide dalam sinetron sosok preman tapi berhati mulia.

Bukan fenomena aneh lagi, pemuda setempat (PS) pun lebih berani mengejar-ngejar mobil pick up atau mobil box di hadapannya untuk memperoleh uang dan uang dengan alasan melewati kampungnya.

Kini bermunculan pekerja pengatur lalu lintas di setiap tempat putar arah (U Turn) dan persimpangan jalan serta mulut jalan keluar atau masuk tol.

Tak heran juga setiap ada mobil yang berhenti tidak sampai 1 menit langsung dikejar-kejar minta uang parkir. Tak dikasih siap-siap dibikin malu dengan umpatan bahkan dinding mobil digedor-gedor mirip mobilnya sendiri.

Ironisnya wanita atau ibu-ibu pun kini tak sungkan lagi bersikap seperti preman menyikapi anak, keluarga, tetangga, pedagang, dan sebagainya.

Kini di Bekasi timbul sebuah peristiwa baru meski bukan asing lagi yaitu sekelompok preman yang dituding sebagai Forum Betawi Rempug (FBR) minta jatah parkir di sejumlah minimarket di Bekasi dan sekitarnya.

Entah benar apa tidak sekelompok warga yang disebut preman itu dengan hingar-bingar melakukan demo (23/10/2019) mengatasnamakan FPR, yang jelas ketuanya mengatakan hasil parkir disetorkan ke Pemda. FPR merasa peduli dengan kas Pemko Bekasi yang sedang paceklik, kilah bos yang bawa-bawa FPR tersebut.

Kelompok preman lainnya dalam kelompok Gabungan Inisiatif Barisan Anak siliwangi (Gibas) juga melakukan aksi pada Senin (4/11). Akan tetapi beberapa jam kemudian menyampaikan permohonan maaf pada hari ini (4/11/2019) di hadapan Kapolres, Kodim, dan Pemda Bekasi.

Aksi serupa pernah bikin panas Bekasi pada 25 Januari 2018. Ketika itu 3 ormas bikin heboh gegara persaingan kutipan retribusi parkir di kota Bekasi. GMBI, GIBAS, dan PP bentrok memaksa petugas kepolisian dan Kodim Bekasi turun tangan pada saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun