Pergerakan pasukan ke Irak dikonfirmasi oleh berbagai media. "Pasukan AS tidak pulang seperti disebutkan Tump, mereka mengarah ke Irak," seperti ditulis oleh detroitnews.com .
Keberhasilan Iran menempatkan milisinya dari Lebanon ke Suriah hingga ke Irak dianggap sebagai salah satu strategi militer Iran yang menghubungkan "jembatan" geopolitik Iran di kawasan timur tengah.Sukses Iran tersebut tampaknya menjadi momok amat menakutkan bagi Israel, AS dan sejumlah negara di kawasan teluk persia dan timur tengah.
Berdasarkan kondisi tersebut dan pergerakan pasukan AS ke arah sana akan membuat posisi milisi dukungan Iran jadi sulit dan terjepit oleh akumulasi serangan Israel - AS atas nama dan alasan memutus "jembatan" geopolitik Iran di kawasan Suriah dan Irak khususnya.
Jika itu terjadi itu artinya eskalasi ketegangan dan potensi perang akan pindah ke perbatasan Irak - Suriah.
Berdasarkan pola AS yang tidak pernah mau berperang sendirian menghadapi lawannya beberapa skenario AS bakal terjadi adalah :
- Bekerjasama dengan Israel dan negara Arab. Atas nama koalisi internasional menghancurkan milisi dalam bendera IRGC
- Bekerjasama dengan pemberontak Suriah yang berada di basis militer Al Tanf yang berada di perbatasan Jordania - Suriah
- Menggerakkan PKK (Kurdi Irak) untuk dijadikan petempur garis depan menghadapi milisi Iran dengan propaganda anti Syiah
- Mempengaruhi kelompok Sunni dan Arab lainnya dalam payung PMF yang didominasi milisi Syiah Iran
Melihat pada cara kerja AS sebelumnya bisa jadi sekenario di atas terealisir. Jika itu terjadi upaya AS memindahkan pasukannya sama dengan memindahkan "masalah" dari utara Suriah ke barat Irak. Kekacauan baru sangat berpotensi jadi masalah besar. Babak baru perang timur tengah akan terulang kembali dengan "judul" perang terhadap teroris IRGC Iran.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H