Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penajam, Calon Ibu Kota Negara Sedang "Diuji" Perusuh

18 Oktober 2019   00:06 Diperbarui: 18 Oktober 2019   10:04 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPU sempat mencekam, setelah warga membakar rumah pendatang. Gambar : bebasbaru.com dan Merdeka.com. Edit oleh Penulis

Ironisnya lagi 8 kantor kelurahan yang tak ada kaitannya dengan sebab kerusuhan jadi amukan "si jago merah." Selain itu sebuah madrasah ibtidaiyah yang tidak paham dengan tawuran pemuda pun ikut jadi korban amukan massa. 

Apa salah dan dosa bangunan dan rumah-rumah warga di sana dijadikan korban kerusuhan yang  -katanya-diakibatkan oleh pertikaian 2 pemuda hingga menjadi pertikaian 2 kelompok pemuda itu tapi menyebabkan ratusan Kepala Keluarga kini meninggalkan rumahnya?

Tak perlu bertanya dan tak perlu jawaban kata sebagian orang. Tapi sebagian orang lain mengingatkan apa jadinya jika hal seperti itu dapat menganggu rencana pemindahan IKN ke kawasan tersebut. Siapa akan kecewa nanti? Padahal harga tanah dan segudang impian sedang membuncah antara Paser Penajam Utara dan Samboja!

Maka dari itu rapatkan barisan agar perpindahan IKN dikawal dengan persuasif, akomodatif, proaktif dan kooperatif. 

Bupati PPU, Abdul Gafur Mas'ud pernah mengingatkan bahwa semua pendatang adalah saudara. Dengan prinsip itu ia tidak khawatir PPU akan dibanjiri pendatang karena pendatang dan penduduk lokal akan sama-sama mendapatkan manfaat positif dari pembangunan IKN baru di kawasan wilayahnya.

Sepantasnya juga setiap pendatang wajib menjaga keamanan, ketertiban, autaran dan nlai-nilai luhur setempat.Dimana kita berpijak disitu langit dijunjung, maka siapapun pendatang yang datang ke PPU atau ke Samboja untuk menuai asa masa depan yang cemerlang wajib menjaga kehormatan tanah dimana kita berpijak. 

Fakta dan survei selalu membuktikan ketidak seimbangan ( keresahan dan kerusuhan sosial) terjadi dari cara kita tidak bijaksana "memijak tanah" dimana kita berada.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun