Kisah perjalanannya, kesulitan serta masukan-masukan dari pengalamannya begitu memesona dan berharga untuk dunia antariksa negara manapun. Sebab telah mampu menyempurnakan aneka sistem dari sistem teknologi komunikasi hingga teknologi mesin jet luar angkasa dan desain pesawat ulang alik pada masa berikutnya.
Kisah sukses Leonev memberi inspirasi untuk semua termasuk untuk dua calon astronot kita (Indonesia) yang sedianya akan terbang bersama astronot AS dalam program NASA yaitu Pratiwi Sudarmono dan Taufik Akbar (calon cadangan).
Namun apa hendak dikata, maksud NASA mengajak bergabung apa daya Chalenger meledak pada sebuah misi 1986 ke luar angkasa.
Entah bagaimana kaitannya sambil melakukan penyelidikan sementara waktu otoritas NASA (AS) membatalkan seluruh program ruang angkasa termasuk pesawat Colombia untuk proyek perjalanan STS-61 H yang akan membawa calon astronot Indonesia Dr Pratiwi Sudarmono ahli Biologi Molekuler dari UI pada tahun itu juga (1986).
Kini calon astronot atau kosmonot kita belum pernah terdengar lagi siapa dan kapan akan meluncur ke ruang angkasa. Padahal Yuri Gagarin telah melakukannya 58 tahun yang lalu, sedangkan Leonov berhati singa itu lebih berani lagi, pernah berjalan di ruang angkasa 54 tahun lalu.
Yuri Gagarin telah meninggal dunia beberapa tahun setelah misi ke luar angkasanya. Dia meninggal pada 27 Maret 1968 sedangkan Leonov baru saja sehari meninggalkan dunia tempat ia telah berkarya dan meninggalkan maha karya dalam teknologi dan ilmu pengetahuan. Untuk kita semua..
Selamat jalan Leonev pemberani berhati Singa pemberi inspirasi dunia luar angkasa...
Abanggeutanyo