Grace 1, salah satu kapal super tanker Iran yang dituduh sedang dalam perjalanan mengantar minyak ke Suriah ditahan di selat Gibraltar yang dikuasai Inggri pada 14 Agustus 2019 lalu. The Guardian edisi 15 Agustus 2019 menuliskan minyak yang dibawa sebanyak 2,1 juta barel atau senilai 116m.
Meski diancam dan terancam, upaya pemerintah Suriah mendapatkan minyak untuk menggerakkan negara dan bangsanya tetap terlaksana. Pemeirntah Suriah tetap memperoleh minyak melalui Iran dan para penyelundup SDF melalui beberapa kawasan di bawah jembatan dekat kota DeZ.
Investigasi yang diterbitkan The Syrian Network for Human Rights (SNHR) edisi 19 September 2019 baru kemarin, mengatakan bahwa SDF tellah melanggar sanksi AS dan Eropa dalam menerapkan sanksi ekonomi terhadap Suriah.
Penyelundupan kerap terjadi dan SDF dituduh telah mendapatkan keuntungan sebesar US $12,6 juta per bulan, sebut sumber di atas. SNHR meminta agar AS dan Eropa menindak lanjuti temuan tersebut untuk mengeliminir potensi pendanaan untuk kegiatan terorisme.
Jika benar apa yang dituduh SNHR tersebut dan dikonversikan dengan rupiah (hari ini) nilai keuntungan yang diraih penyelundup SDF tersebut mencapai 177.111.900.000 alias 117 miliar per bulan.
Itu nilai penyelundupannya saja. Berapa besar nilai yang diraup oleh AS dan SDF dari produksi 11 kilang minyak Suriah dikuasi SDF yang menghasilkan minyak mentah 14 ribuan barel dalam sehari?
Mengacu pada harga di pasar gelap 30 dollar AS per barel dikalikan 14000-an barel dalam sehari, SDF dan AS meraup penjualan sebesar 420 ribuan USD setiap hari atau 5,9 miliar rupiah sehari. Dalam sebulan hampir mencapai 180 miliar. Bayangkan hampir hampir 1 tahun AS dan SDF menikmati manisnya "emas hitam" Suriah, kalikan sendiri.
Angka ini memang kecil untuk ukuran AS tapi sangat kuat untuk menopang pembelian senjata AS yang dipasok secara massif kepada kelompk SDF. Ribuan truk berisi senjata, amunisi, peralatan tempur dan komunikasi bantuan AS (barat) telah masuk ke seluruh kawasan SDF
Pantas Turki merasa iri. Erdogan pun tidak bisa tenang dan gelisah terus dihantui rasa marah dan menuruh AS telah mempersenjatai teroris. Bikin kawasan di perbatasan negarnya tidak aman.
Hal senada, Rusia gigit jari. Putin tuduh AS curi minyak Suriah. Seorang pejabat militer senior Rusia, Brigjen Sergei Rudskoi sangat geram milihat cara AS menikmati minyak Suriah. Ia mengatakan "the United States of stealing oil from parts of Syria held by allied insurgents and of using the revenue to sabotage the war-torn country's government," ujarnya sebagaimana ditulis oleh newsweek.com edisi 29/7/2019 lalu.
Bagaimana pandangan pemerintah Suriah? Jangan tanya betap sakitnya hati.. Mengacu pada lagu dangdut house dinyanyikan Cita Citata, "sakitnya tuh disini..," gak kebayang remuk redamnya melihat kenyataan pahit itu. Apalagi membayangkan harus "membeli" minyak sendiri dari tangan orang lain. Itu pun belum tentu dizinkan "big bos" (AS). Ditambah lagi demo sebagian orang Suriah minta AS tak mengizinkan penjualan minyak untuk pemerintah Suriah. Komplit rasanya!