Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Samboja dan Jakarta (Tak) Seperti "Washington dan New York"

27 Agustus 2019   06:42 Diperbarui: 27 Agustus 2019   11:08 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Samboja yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan negeri Kamboja akan menjadi kota pusat pemerintahan. Status itu akan membuat siapapun yang ingin berurusan dengan pemerintahan mau tak mau harus ke sana. Otomatis denyut nadi perekonomian Samboja meningkat pesat.

Menyikapi hal tersebut kini mulai terlihat para broker dan penjual tanah menyesuaikan harganya. Ketika Samboja belum dikenal harga tanah yang dijual di media online rata-rata tidak sampai 100 ribu per meternya. Tapi sekarang harga tanah di kecamatan itu mulai bergerak. Kini harga tanah merangkak naik antara 100 - 200 ribuan per meter seperti yang dijual oleh agen atau pemiliknya di  sini  dan di sini

Tanah yang dijual pun ukurannya sangat luas, berhektar-hektar. Kabarnya pemerintah daerah telah menyiapkan aturan dan pencegahan untuk mengurangi masalah yang terjadi dalam masyarakat akibat berbagai modus spekulan tanah.

Samboja yang kini masih berkutat dengan lumpur dimana-mana dan berpenduduk 74.402 (sensus 2014) sebentar lagi akan disulap menjadi kota modern dengan fasilitas modern. 

Suatu saat nanti Samboja dan Sepaku akan menjadi kota metropolis menawan dengan segudang permasalahan baru yang juga akan menyertainya seperti terjadi di ibukota negara lainnya di seluruh dunia.

Jika mengacu pada negara AS, Samboja peranannya diibaratkan mirip kota Washington DC sedangkan Jakarta peranannya mirip seperti kota New York.

Tidak berlebihan rasanya menyamakan Samboja dengan Washington karena perbandingannya pada statusnya saja. Samboja dan Washingtoan berstatus sebagai ibukota pusat pemerintahan. Jadi bukan membandingkan kota metropolis yang telah matang  segala fasilitasnya dengan sebuah kota kecamatan yang di beberapa lokasi masih berkubang lumpur.

Pasti ada pro dan kontra atau plus minus dalam setiap keputusan namun percayalah perpindahan itu suatu saat nanti akan membuat Jakarta menjadi lebih berseni dan bermartabad. Selain itu akan memberi banyak dampak positif terhadap Samboja dan Sepaku dalam berbagai bidang.

Meskipun prosesnya masih sangat panjang dan anggarannya tergolong dalam skala prioritas pembangunan nomor 2 tapi kita menyambut baik rencana dan implementasi tahap-tahapannya menuju perpindahan yang sejati ibukota pemerintahan ke Kalimantan Timur tepatnya diantara Samboja dan Sepaku dengan Balikpapan. 

Tak salah juga jika ada yang berkeinginan ke Samboja mengadu nasib (asal bukan ke Kamboja). Siapa tahu Samboja tidak sekejam ibu kota Jakarta. dan tidak kejam seperti ibu tiri, hehehehee..

Salam Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun