Teka-teki lokasi ibu kota Republik Indonesia (RI) yang baru belum sepenuhnya terkuak. Meski Presiden Jokowi telah mengumumkan secara resmi pada Senin 26 Agustus 2019 akan tetapi lokasi pastinya ibu kota RI yang baru masih samar, dimana sesungguhnya ibu kota pemerintahan RI itu berada.
Info yang berkembang lokasinya di sebagian wilayah di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan sebagian lagi berada di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara.
Ada juga beredar info lokasinya di kecamatan Penajam (Kabupaten Penajam Paser Utara) dan kecamatan Samboja (Kabupaten Kukar), tapi juga ada informasi lokasinya di antara kecamatan Samboja (di Kabupaten Kukar) dan kecamatan Sepaku (di Kabupaten Penajam Paser Utara). Bahkan ada yang mengatakan lokasinya cuma di kecamatan Samboja (di Kabupaten Kukar)
Dimanapun lokasinya yang jelas ia berada diantara Penajam, Balikpapan dan Samboja. Jika itu terjadi tampaknya kota Balikpapan akan menjadi sentral ibu kota dan kedua kecamatan tersebut adalah pemekarannya.
Menteri Bapenas mengatakan perlu waktu memindahkan ibukota RI yang baru sekitar 25 tahun. Tahapannya adalah sebagai berikut:
- 2019 proses pengkajian dan Penetapan lokasi
- 2020 - 2023 proses pemetaan konstruksi. Beberapa bangunan utama telah siap dan bisa digunakan
- 2024 - 2029 akan dibangun sejumlah properti. Proses pemindahan mulai berjalan
- 2030 - 2045 akan dibangun fasilitas pendukung
Anggaran biaya pemindahan seluruh rangkaian di atas diperkirakan mencapai 466 triliun rupiah yang TIDAK bergantung pada APBN sepenuhnya.
Mengacu pada pejelasan Bapenas, proyek periode 2020 - 2024 berada dalam program prioritas nasional nomor 2 menandakan bahwa skala prioritasnya bukan yang utama.
Jika suatu saat nanti Semboja telah benar-benar jadi ibu kota pemerintahan RI maka kecamatan yang kecil mungil dan sederhana itu nantinya akan menjadi kawasan hiruk pikuk tiada tara.
Ibarat gadis desa yang polos dan sederhana cepat atau lambat Samboja (juga) Sepaku bakal menjadi "gadis" modern, pujaan setiap orang.
Sebaliknya Jakarta akan menjadi kota pusat bisnis, perekonomian dan keuangan yang lebih modern namun mulai terlihat seninya sebagai kota tua yang mulai berbenah dan tertata kembali.
Para politkus dan pendemo serta perusuh Jakarta seperti kehilangan gairah melihat sebagian jiwa kotanya telah beralih ke sebuah kota kecamatan -maaf- masih beraroma tradisional murni nun jauh dari Jakarta, yakni di pedalaman Kalimantan Timur.
Samboja yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan negeri Kamboja akan menjadi kota pusat pemerintahan. Status itu akan membuat siapapun yang ingin berurusan dengan pemerintahan mau tak mau harus ke sana. Otomatis denyut nadi perekonomian Samboja meningkat pesat.
Menyikapi hal tersebut kini mulai terlihat para broker dan penjual tanah menyesuaikan harganya. Ketika Samboja belum dikenal harga tanah yang dijual di media online rata-rata tidak sampai 100 ribu per meternya. Tapi sekarang harga tanah di kecamatan itu mulai bergerak. Kini harga tanah merangkak naik antara 100 - 200 ribuan per meter seperti yang dijual oleh agen atau pemiliknya di sini dan di sini.
Tanah yang dijual pun ukurannya sangat luas, berhektar-hektar. Kabarnya pemerintah daerah telah menyiapkan aturan dan pencegahan untuk mengurangi masalah yang terjadi dalam masyarakat akibat berbagai modus spekulan tanah.
Samboja yang kini masih berkutat dengan lumpur dimana-mana dan berpenduduk 74.402 (sensus 2014) sebentar lagi akan disulap menjadi kota modern dengan fasilitas modern.
Suatu saat nanti Samboja dan Sepaku akan menjadi kota metropolis menawan dengan segudang permasalahan baru yang juga akan menyertainya seperti terjadi di ibukota negara lainnya di seluruh dunia.
Jika mengacu pada negara AS, Samboja peranannya diibaratkan mirip kota Washington DC sedangkan Jakarta peranannya mirip seperti kota New York.
Tidak berlebihan rasanya menyamakan Samboja dengan Washington karena perbandingannya pada statusnya saja. Samboja dan Washingtoan berstatus sebagai ibukota pusat pemerintahan. Jadi bukan membandingkan kota metropolis yang telah matang segala fasilitasnya dengan sebuah kota kecamatan yang di beberapa lokasi masih berkubang lumpur.
Pasti ada pro dan kontra atau plus minus dalam setiap keputusan namun percayalah perpindahan itu suatu saat nanti akan membuat Jakarta menjadi lebih berseni dan bermartabad. Selain itu akan memberi banyak dampak positif terhadap Samboja dan Sepaku dalam berbagai bidang.
Meskipun prosesnya masih sangat panjang dan anggarannya tergolong dalam skala prioritas pembangunan nomor 2 tapi kita menyambut baik rencana dan implementasi tahap-tahapannya menuju perpindahan yang sejati ibukota pemerintahan ke Kalimantan Timur tepatnya diantara Samboja dan Sepaku dengan Balikpapan.
Tak salah juga jika ada yang berkeinginan ke Samboja mengadu nasib (asal bukan ke Kamboja). Siapa tahu Samboja tidak sekejam ibu kota Jakarta. dan tidak kejam seperti ibu tiri, hehehehee..
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H