Bagi fresh graduate seperti kelompok di atas gaji kecil ibarat meremehkan mereka, maka muncullah salah satu ekspresi menolak perilaku perusahaan yang dianggap meremahkan mereka. Salah satunya adalah kasus yang kini menjadi viral #gaji8juta setelah seseorang mengaku fresh graduate UI melontarkan pernyataan yang bernada super narsis.
Pemilik akun @widaSatyo yang mengaku tamatan UI berkicau "Jadi tadi gue diundang interview kerja perusahaan lokal dan nawarin gaji kisaran 8 juta doang. Hello meskipun gue fresh graduate gue lulusan UI, Pak. Universitas Indonesia.". Benar-benar narsis. Meski ada yang mendukung tapi banyak yang menghujani dengan reaksi olok-olok. Pada umumnya warga net (netizen) mencibir pernyataan tersebut.
Kondisi itu telah memantik reaksi beberapa jebolan (alumnus) Universitas Indonesia (UI) seperti Dian Sastro. Artis kondang ini mengaku ketika pertama sekali bekerja gajinya tidak sampai 8 juta pada tahun 2008 (11 tahun yang lalu).
Dian Sastro menulis di akun twetternya "Dude, jaman lagi susah. Dapet kerjaan aja udah alhamdulillah. People are getting laid off everyday now. Nggak ngaruh lo lulusan dari mana. Gw juga #lulusanui tapi biasa aja kale," seperti dikutip dari TribunNews.
Feni Rose yang juga tamatan UI mengaku gerah dengan pernyataan oknum UI tersebut. Meski juga alumnus UI ia mengaku tidak setengil itu.
Dari sisi calon karyawan sah-sah saja mengharap gaji tinggi dan fasilitas selangit yang pantas mereka terima. Perusahaan tentu tahu diri tentang core bisnis apa yang mereka geluti dan teknologi seperti apa yang mereka terapkan yang menuntut tenaga ahli atau bukan, berpengalaman atau tidak untuk menjalankannya sekaligus menetapkan gaji untuk karyawannya.
Faktanya adalah seorang anak muda, Faqih namanya salah satu anak tetangga penulis, kini telah setahun bekerja pada salah karyawan di kapal pesiar memperoleh gaji 30 juta (dalam rupiah) sebulan padahal ia tamatan sebuah akademi pelayaran swasta di kota Semarang dua tahun lalu.
Seorang lagi anak muda Amar Fadli juga bekerja di kapal Singapore cuma tamatan SMK Maritim di kota Medan, tapi bergaji 17 juta sebulan sebagai salah satu awak kapal niaga.
Jadi tamat universitas apapun tidak lantas membuat seseorang langsung mendapat gaji tinggi karena tergantung pada kemampuan dan kapasitas pelamar.
Namun demikian ekspresi oknum mengaku tamatan UI tadi bisa jadi sebuah fenomena betapa harga tenaga kerja di tanah air memang belum membanggakan dan tidak merata. Giliran @WidaSatyo melihatnya ia pun bereaksi memperlihatkan idealismenya. Sayangnya lebih banyak menuai cibiran daripada dukungan.
Mungkin itulah fenomena nasib harga karyawan, buruh dan pegawai di tanah air ketika bersiap-siap menyongsong"bonus" Demografi 2030 saat generasi milenial mengekspresikan idealisme mereka menurut selera dan gayanya.