Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Eksekutor Seperti Apa di Balik "Target" 4 Pejabat Negara?

30 Mei 2019   19:04 Diperbarui: 31 Mei 2019   09:27 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisa : Soal terima uang mungkin benar TJ telah terima sebesar itu tapi statusnya sebagai mantan anggota Marinir TNI Laut berdasarkan pengakuan tetangga (ketua RT) yang mengaku sudah lama (bertahun-tahun) tidak bertemu tampaknya TJ telah membual pada tetangganya tentang statusnya. Apalagi disebutkan ia berhenti karena dipecat, pasti TNI punya stock data tentang personilnya yang masih aktif dan dipecat. Daftar pemecatan ini penting untuk memonitor perkembangan pasca bertugas di TNI meskipun hal itu bukan tanggung jawab TNI lagi.

Data : Total 4 pejabat negara (Wiranto, Luhut Bp, Gorris Merre dan Budi Gunawan)+ 1 lembaga Survei sebagai target. Upaya tersebut telah dirintis sejak 1 Oktober 2018.

Analisa : 1 Oktober 2018 hingga 22 Mei 2019 adalah 210 hari + 22 hari = 232 hari atau hampir 7 (tujuh) bulan disusun (syukur) tidak terlaksana. Perencanaan seperti apa ini? Tanpa bermaksud hal itu terjadi tapi melihat perencanaan yang disusun terlalu lama implementasinya tampaknya rencana itu adalah rencana abal-abal, mirip rencana yang disusun oleh kelompok pembual yang mengorbankan pembual lainnya.

Sebut saja rencana dengan presisi lebih matang yakni setelah beli senjata pada 14 Maret 2019 ke 22 Mei 2019 dalam jurun 60 hari juga tidak dapat beraksi meskipun aksi kekacauan yang ditunggu-tunggu telah meletus tapi aksi geng tersebut tidak berjalan. Katakanlah pengawalan dan pengamanan terhadap 4 pejabat negara sangat bagus sehingga mempersempit peluang beraksi tapi pengamanan bagi salah satu pemimpin emabga survei pasti tidak sekelas dengan pengawalan terhadap menteri.

Dari sini tampaknya kelompok tersebut lebih banyak bincang-bincang sesama mereka atau sedang memperdayai sponsor yang menyuruh mereka yang ujung-ujungnya adalah terima duit, duit, meeting lagi lagi, terima duti lagi.

Data : Pada 12 April HK mendapat perintah tambahan membunuh 2 tokoh nasional lainnya (sehingga jadi 4 orang: ditambah seorang lagi dari lembaga survei.

Analisa : Rencana pertama saja belum berhasil yaitu (maaf) ekseskusi terhadap 2 tokoh nasional, sudah dapat lagi "order" eksekusi 2 tokoh lainnya. Tampaknya kelompok ini memang benar-benar mirip pembual sesama pembual ketimbang pelaku eksekusi bahkan mungkin disamakan dengan aksi teroris.

Data : Asmaizulfi alias Fifi (AF) salah satu tersangka komplotan ternyata adalah istri salah satu purnawirawan. Senjata milik suami AF. Harga sebuah Revolver Rp 50 jt. Ia adalah istri Mayjen (Purn) Moerwanto yang mendekam di LP Sukamiskin sejak 2017 dituduh terlibat kasus Korupsi tapi sudah bebas 2018 lalu.

Salah satu tersangka, HK alias Iwan (mantan kopassus) ini disebutkan memberi pinjaman pada AF sebesar 25 jt dengan jaminan "badan" Andi (teman organisasi AF). Tapi kemudian Iwan meminta jaminan senjata suami AF.

Analisa: Di sini jelas sekali permainannya. Tampaknya memang AF menawarkan senjata pada HK alias Iwan. AF mungkin sedang mengalami sedikit kesulitan keuangan karena itu mau menjual "benda" tersebut tapi tidak bisa menjual benda meskipun bekas di lapak OLX misalnya karena itu adalah barang ilegal dan berbahaya. Suami AF pun sudah bebas  hampir setahun lalu dan tentunya mengetahui untuk apa "benda" peninggalan itu disimpan-simpan. Jadi ibu AF ini bukan pedagang senjata beneran, tapi menjual senjata simpanan suaminya pada HK.

Data : Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengungkapkan, penyandang dana dalam kasus rencana pembunuhan pejabat negara adalah orang papan atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun