Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenali Cara "Produksi" Hoaks agar Tidak Terpapar Hoaks

21 April 2019   02:42 Diperbarui: 21 April 2019   03:23 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber KPU yang diedit oleh penulis sebagai contoh

Berita palsu atau berita bohong adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar tapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hal ini disebut "Hoaks" dalam bahasa Inggris ditulis "Hoax."

Meski tidak ada bukti yang kongkrit tampaknya hoaks itu telah ada seiring dengan usia bumi, hanya saja dalam versi dan istilah yang lain. Dengan kata lain, pembuat hoaks atau penebar hoaks bukan produksi di Indonesia saja, melainkan ada dan terjadi di seluruh dunia dari jaman dahulu kala hingga saat ini.

Mudah sekali membuat hoaks. Tentukan tujuan, pilih tema, pilih cara, cari sumber lalu  edit, siapkan pemberi respon dan luncurkan ke darat atau ke angkasa. Ke darat dalam bentuk media cetak. Sedangkan ke udara dalam bentuk media eletronik termasuk televisi, media sosial dan internet.

Hoaks mudah menciptakannya dan sangat efektif mencapai sasaran terutama jika menyasar kelompok sosial berikut :

  1. Tidak memiliki filter (informasi pembanding)
  2. Tidak tahu mencari filter kemana (tidak tahu mencari pembanding yang tepat pada orang yang tepat)
  3. Tidak perduli dengan filter

Kelompok pertama dan kedua adalah kelompok polos yang terpapar hoaks akibat tidak memiliki informasi pembanding dan tidak tahu mencari pembanding pada siapa atau kemana.

Kelompok terakhir adalah kelompok tidak tahu menahu dengan saringan. Biasaya mereka lebih suka lihat gambar ketimbang tulisan. Jika gambar atau video (visual) yang diterima bentuk "A" maka otak dan pikirannya langsung akan terimajinasi dengan "A."  Jika nilai A itu adalah negatif maka kelompok ini akan bulat-bulat menelan informasi A adalah negatif.

Contoh berikut ini adalah kasus-kasus berita hoaks yang mudah sekali membuatnya. Contoh berikut ini dibuat BUKAN bertujuan utuk menambah cara bikin hokas, tapi untuk mengetahui beberapa hal, yaitu :

  1. Belajar bagaimana contoh hoaks itu dibuat dengan cara amat sederhana
  2. Belajar bagaimana mengantisipasinya
  3. Belajar cara melakukan cek and recek

Kasus 1 : Rekayasa perolehan Suara Pilpres per 20-4- 2019 pada situs Tirto.Id

Rekayasa tampilan informasi (berbeda dari situ resminya).

Gambar data Tirto.id. Diolah penulis sebagai contoh
Gambar data Tirto.id. Diolah penulis sebagai contoh
Gambar sebelah kiri adalah gambar asli sumber Tirto.id per 20 -4-2019 pada pukul 23.15 WIB. Terlihat perolehan paslon Jokowi - Ma'ruf Amin 54,85% dan Prabowo - Sandi : 45,15%. 

Letakkan kursor pada angka atau lokasi apa yang akan diubah pada gambar aslinya. Tandai dengan pita lalu klik kanan. Muncul inspeksi elemen. Di sana tinggal cari obyek apa yang ingin Anda ubah. 

Katakan saja seperti terlihat pada gambar di tengah, misalnya mau ditulis (edit) pasangan Jokowi - Ma'ruf mengantongi kemenangan sebesar 64,35% sedangkan Prabowo (misal 35,15%). Selanjutnya jumlah suara masuk juga diubah : 801.119 TPS dari 813.130 TPS seluruh Indonesia. 

Hasilnya terlihat pada gambar sebelah kanan (diarsir kuning). Jika diperbesar hasil edit atau rekayasanya menjadi seperti gambar di bawah ini :

Sumber gambar tirto.id, diolah penulis sebagai contoh
Sumber gambar tirto.id, diolah penulis sebagai contoh
Cara mengubah dalam teknik inspeksi elemen tidak mengedit gambar yang sudah jadi melalui program edit (misal Photoshop) tapi mengubah besaran angka dan warna atau ikon pada obyek yang kita inginkan melalui inspeksi elemen. Setelah jadi langsung capture gambarnya. Sudah selesai. Kirim ke darat dan angkasa untuk berbagai tujuan.

 Kasus 2, berikut ini : Rekayasa Daftar jumlah pemilih Pemilu pada 2018 pada situs KPU.

Visualisasi gambar yang diedit dari situs KPU adalah sebagai berikut :

Sumber KPU yang diedit oleh penulis sebagai contoh
Sumber KPU yang diedit oleh penulis sebagai contoh
Gambar latar menjadi Pink dan beberapa tulisan dan angka diubah jadi Pink

Beberapa informasi tentang jumlah TPS di Aceh dan Bali diubah dengan jumlah sangat besar. Aceh menjadi 28.000 dan Bali menjadi  106.000 TPS. Kenyataannya adalah informasi sesungguhnya pada tampilan asli tabel jumlah pemilin dan TPS Pilkada di situs KPU adalah sebagai berikut :

Gambar asli dari situs KPU
Gambar asli dari situs KPU
Kasus 3 : Mengubah cerita gambar.

Pada sebuah berita di BBC edisi 29 Juli memberitakan salah satu peristiwa di kawasan India bagia selatan di kawasan Tamil dimana sejumlah siswa menjadi relawan lengannya untuk dilindasi sepeda motor yang katanya sebagai bagian daya tahan beladiri.

BBC News.edisi 29 Juli 2009
BBC News.edisi 29 Juli 2009
Gambar di atas direkayasa oleh seseorang lalu diterima oleh seseorang wanita (mengaku wanita dengan nama yang beken "Umi Pipik Dian Irawati") pemilik akun Facebook seperti pada gambar di bawah. Ia lalu meneruskan posting rekayasa dengan menambah redaksionalnya, "inilah hukuman bagi siswa muslim di Rohingya yang beragama Islam (muslim)." Ia menambahkan kalimat yang mungkin dia tidak tahu bahwa kondisinya tidak seperti itu. Tak lupa ia tuliskan. "Amin dan bagikan.."

Facebook pemilika akun Ummi
Facebook pemilika akun Ummi
Apa dampaknya? Juga mudah ditebak. Beberapa orang pemberi komentar menulis nada sedih dan mengutuk, mengatakan kafir dan berdoa diazab Allah SWT. Padahal kenyataannya peristiwa itu terjadi di india dan tak ada kaitannya dengan penganiayaan terhadap muslim Rohingya.

Kasus 4 : Membalikkan fakta gambar.

Berikut adalah membalikkan fakta gambar saat Sandiaga Uno bertemua dengan Presiden Jokowi di arena Aquatic tempat pada Agustus 2018 lalu.

Sumber Seword. Sandiaga seolah mau salaman, kesannya dittolak Presiden Jokowi
Sumber Seword. Sandiaga seolah mau salaman, kesannya dittolak Presiden Jokowi
Redaksi kalimat pengantar yang ditulis penbenar hoaks dalam foto itu adalah : "Salut dengan bapak. Sudah soleh, memikirkan masayrakat. Gak sakit hati juga walaupun gak disalamin, padahal sudah menjulurkan tangan. Sosok pemimpin yang rendah hati." Begitu bunyi kalimat pada gambar yang mucul di salah satu pemilik akun sebagaimana dikutip dari Seword.com edisi Agustus 2018.

Apa yang dapat terjadi jika pesan pada gambar itu diterima oleh kelompok sosial sebagaimana diutarakan di atas? Mudah ditebak bukan? Sekadar penulis bantu setidaknya gambar diatas akan mengukir pikiran negatif kelompok-kelompok disebutkan tadi bahwa Presiden Jokowi adalah sosok yang sombong sekaligus menciptkan image positif Sandiaga sebaliknya sosok yang sangat santun dan terpuji, pantas dan cocok jadi pemimpin bangsa ini..

Faktanya, Presiden Jokowi menjulurkan tangannya pada Sandiaga Uno sekaligus menyempatkan bercengkerama sejenak menanyakan apa kabarnya. sebagaimana terlihat pada gambar berikut :

sewordasli-5cbb6154a8bc1579a95e9ef5.jpg
sewordasli-5cbb6154a8bc1579a95e9ef5.jpg
Membuat Hoaks itu mudah, mendistribusikan juga mudah. Tersulut hoaks juga mudah terutama pada golongan kelompok sosial yang disebutkan diatas. Mereka tidak tau cari pembanding kemana, tidak perduli dengan pembanding dan tidak terpikir dengan pembanding. 

Tampaknya jumlah kelompok ini mendominasi dimana-mana seantero tanah air. Kelompok itu bisa orang kaya atau miskin, bisa buta huruf atau terpelajar, bisa pejabat atau pengangguran, bisa ibu sosialita ternama atau ibu-ibu penikmat sinetron, bisa pelajar, mahasiswa atau siapapun tetapi termasuk dalam 3 katagori disebutkan diatas.

Akan dibawa kemana negara dan bangsa ini jika dipenuhi oleh kelompok sosial yang hobinya produksi Hoaks setiap saat? 

Hoaks tidak dibuat untuk senda gurau atau sekadar hobi karenanya dampaknya bisa merusak melebihi pembunuhan. Oleh karenanya dilarang dalam agama Islam. Dan sebaiknya hukuman negara bagi produser hoaks diganjar lebih berat.

Mari kita bantu mereka  yang mudah terpapar hoaks agar teredukasi dengan cara-cara anti hoaks

Salam saringan buat anti hoaks

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun