Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Calon Presiden-Wapres Alternatif Pun Menyerah Hadapi Demokrasi Bablas

22 Maret 2019   09:04 Diperbarui: 22 Maret 2019   10:03 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Hari Tanoesudibjo dan calon wapres pilihan (partai) nya

3. Anis Baswedandan  calon wapres pilihan (partai) nya

4. Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan calon wapres pilihan (partai) nya

5. Atau bahkan pasangan Presiden dan Wapres imajiner alias fiktif, Nurhadi - Aldo???

Yang manakah pilihan rekan pembaca budiman? Jika dipandang perlu menambahkan di luar 5 calon di atas silahkan saja, asalkan -maaf- jangan Golput.

Dari pilihan alternatif  Anda masing-masing, yakinkah bahwa pilihan Anda akan BEBAS dari serangan kebencian pasukan Cyber dua kandidat yang telah sah?

Tampaknya tidak ada kandidat yang akan lolos  100% bebas serangan pasukan cyber lawan pembuat konten nyeleneh menjurus fitnah penebar kebencian dan terjebak fitnah di negara ini.

Mengapa demikian? Karena Sistem politik kita BELUM mampu menghadirkan iklim berpolitik yang elegan dan santun di dalamnya. Negara kita BELUM menjadi tempat yang tepat mewujudkan iklim politik santun. Pelaku-pelaku politik termasuk masyarakat yang ikut berpolitik belum semua dewasa menjalani Demokrasi sebenar-benarnya Demokrasi. Kalau tak salah sebagian pelaku demokrasi kini terperangkap dalam iklim Demokrasi kebablasan.

Negara kita menempati urutan 65 dunia dari 125 negara ranking indeks Demokrasi 2018. Posisi yang kurang sedap tersebut akibat salah satu indikator Kebebasan Sipil (Civil Liberties) dalam bidang Perlindungan hak Azasi warga berada pada angka yang buruk. Dalam indikator ini, posisinya lebih buruk dari sejumlah negara di Afrika.

Sebegitu bablaskah (jika tak tepat disebut buruk) Demokrasi kita terutama dalam perlindungan hak Azasi semua warga, termasuk hak azasi calon Presiden dan wakilnya? 

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto pernah angkat bicara terkaitfenomena demokrasi yang kini sudah kebablasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun