2. Hari Tanoesudibjo dan calon wapres pilihan (partai) nya
3. Anis Baswedandan calon wapres pilihan (partai) nya
4. Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan calon wapres pilihan (partai) nya
5. Atau bahkan pasangan Presiden dan Wapres imajiner alias fiktif, Nurhadi - Aldo???
Yang manakah pilihan rekan pembaca budiman? Jika dipandang perlu menambahkan di luar 5 calon di atas silahkan saja, asalkan -maaf- jangan Golput.
Dari pilihan alternatif Anda masing-masing, yakinkah bahwa pilihan Anda akan BEBAS dari serangan kebencian pasukan Cyber dua kandidat yang telah sah?
Tampaknya tidak ada kandidat yang akan lolos 100% bebas serangan pasukan cyber lawan pembuat konten nyeleneh menjurus fitnah penebar kebencian dan terjebak fitnah di negara ini.
Mengapa demikian? Karena Sistem politik kita BELUM mampu menghadirkan iklim berpolitik yang elegan dan santun di dalamnya. Negara kita BELUM menjadi tempat yang tepat mewujudkan iklim politik santun. Pelaku-pelaku politik termasuk masyarakat yang ikut berpolitik belum semua dewasa menjalani Demokrasi sebenar-benarnya Demokrasi. Kalau tak salah sebagian pelaku demokrasi kini terperangkap dalam iklim Demokrasi kebablasan.
Negara kita menempati urutan 65 dunia dari 125 negara ranking indeks Demokrasi 2018. Posisi yang kurang sedap tersebut akibat salah satu indikator Kebebasan Sipil (Civil Liberties) dalam bidang Perlindungan hak Azasi warga berada pada angka yang buruk. Dalam indikator ini, posisinya lebih buruk dari sejumlah negara di Afrika.
Sebegitu bablaskah (jika tak tepat disebut buruk) Demokrasi kita terutama dalam perlindungan hak Azasi semua warga, termasuk hak azasi calon Presiden dan wakilnya?
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto pernah angkat bicara terkaitfenomena demokrasi yang kini sudah kebablasan.