"Mes-i pun pemilhan umum lainnya penting tapi yang terpenting dalam pemilu kali ini adalah pemilihan Presiden.." pilihlah pemimpin yang tidak Pro ke Tiongkok, " jawabnya.
"Tapi dari jaman dulu bahkan jaman bapak dan bung Karno hingga jaman berikutnya sudah ada kerjasama dengan Tiongkok dan mulai terlihat negara kita dipengaruhi oleh RRC (Tiongkok) jadi apa bedanya dengan sekarang," perasaan saya deg-degan juga, kuatir disembur nikh berani-beraninya memojookkan sang "The Smiling General."
Ternyata beliau sangat tanggap dan bijaksana dipotong pembicaraannya oleh anak muda seperti saya...
"Mas.. Pengaruh Globalisasi atau perang proksi ke depan adalah perang mencari lahan dan sumber daya baru termasuk memindahken ledakan penduduk ke kawasan lain. Penduduk Tiongkok yang hampir 1,5 miliar orang itu memerluken sumber daya baru untuk mengembangkn pasar mereka demi mempertahankn negara tersebut supaya nggak bangkrut."
Menurut pak Harto, Tiongkok lebih mudah mempengaruhi Indonesia ketimbang negara lainnya di kawasan Asia Tenggara karena Indonesia memang telah dipengaruhi Tiongkok terutama sejak 2 dekade terakhir.
Meski pada jamannya juga telah ada kerjasama dengan akan tetapi BELUM dipengaruhi total oleh Tiongkok seperti saat ini. Beda dengan Singapore, meski kecil negara ini lebih pro AS dan mendapat sokongan Inggris. Malaysia juga dilindungi Inggris. Filipina dikawal AS, Brunai mirip dengan Singapore, Vietnam negara kuat dan mandiri, Kamboja dan Myanmar juga negara kuat dan punya jati diri tak dapat dipengaruhi dengan mudah oleh Tiongkok.
"Lalu apa kaitannya dengan pemilu presiden kali ini, pak?" saya mulai berani menyanggah..
"Heheheheheee... Kerjasama dengan Tiongkok memang tidak dapat dihindari, tetapi hal itu jangan sampai bergantung pada Tiongkok, apalagi sampai dimili-i Tiongkok dalam bidang ekonomi. Jadi cari atau pileh pemimpin yang tidak pro ke Tiongkok. Pasar Asia Tengah dan Eropa bahkan Afrika masih terbuka lebar bagi kerjasama ekonomi yang lebih menguntungken" Jawabnya tertawa duluan seolah mengukur intlijensi saya.
"Sekarang ada dua calon pemimpin Nasional, yaitu pasangan Jokowi --K.H Ma'ruf dan pasangan Prabowo Subianto -- Sandiaga Uno. Dengan seluruh kelebihan dan kekurangan masing-masing dan berdasarkan pedoman yang telah bapak sampaikan tadi -menurut bapak- siapakah yang paling pantas jadi presiden..?" saya minta ketegasan beliau menjawab.
Sambil manggut-manggut menatap saya beliau menjawab "pantas sih semua pantas."
"Lebih spesifiknya bagaimana pak..?" saya mulai nggak sabar menanti jawabannya