Pada 29 Maret 2017 Turki mengumumkan menghentikan operasi Eufrat Shield (24 Agustus 2016 – 29 Maret 2017)
Pada Pertengahan Maret 2017 ISIS mulai mengalami kemunduran di sejumlah lokasi oleh tekanan Turki/FSA dan AS/SDF di bagian utara Suriah hingga terdesak oleh Turki ke Palmyra. Di Palmyra ISIS juga kalah kembali sehingga kota dan kawasan Palmyra jatuh kembali ke tangan Suriah - Rusia pada 2 Maret 2017. Tidak lama setelah itu terjadi serangan Israel terhadap posisi SAA sebagaimana disebutkan di atas.
Pada 21 Maret 2017 HTS atau Hiabuth Tahrir al-Sham (dahulu al-Nusra atau JFS) melaksanakan ofensif besar di kawasan dekat kota Hama mencoba tembus blokade kota Al-Rastan ang ditutupi oleh kota Hama. Ofensif besar itu hampir membuahkan hasil setelah HTS mampu menguasai sejumlah kota kecil dan desa-desa menuju ke kota Hama. Ofensif itu kembali digagalkan SAA dan kembali ke posisi semula.
Pada 23 Maret 2017 pemberontak FSA di kawasan Jobar dan Al-Qabun melaksanakan ofensif kejutan hingga mampu menerobos garis pertahanan pertama SAA kilometer saja menuju ke pusat kota Damaskus. Serangan kejutan itu berhasil dipatahkan. Beberapa kawasan FSA di al-Qabun dapat dikuasai SAA namun tak mampu mematahkan pertahanan FSA di kedua tersebut sampai kini.
jangka pendek atau jangka panjang keputusan menyerang Suriah itu telah membuktikan AS sebagai polisi dunia pengendali dan pemegang kebijakan paling berpengaruh di dunia. Keputusan berani AS telah menuai banyak pujian sekutu dan negara sahabat AS. Donald Trump mulai dipuji karena langsung bertindak tegas dalam 2 bulan masa pemerintahanyna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H