Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

15 Tank Turki dan 1000 Tank Suriah jadi Korban, Siapa Lebih Tangguh?

13 Februari 2017   18:52 Diperbarui: 13 Februari 2017   19:10 3013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: southfront.org/military-analysis

Kehilangan 15 tank dan kendaraan tempur bagi tentara Turki (TAF) dalam perang Al-Bab tidak sebanding dengan kehilangan  hampir 1000 Tank  tentara Suriah (SAA) selama  6 tahun perang Suriah. Begitu juga dalam hal biaya dan kerugian akibat hilang, hancur dan dirampas oleh musuh juga tidaklah sebanding dengan apa dialami pasukan Suriah. 

Bukan jumlah kehilangan tank, panser, kendaraan angkut dan kendaraan tempur serta nilai total biaya kerugian kedua negara itu jadi persoalan. Fokusnya adalah, kehilangan kendaraan tempur TAF di sebuah kota kecil, Al-Bab mencapai 15 unit hingga pertengahan Desember 2016 lalu adalah sebuah gambaran betapa masih samar-samar kekuatan Turki untuk melibatkan diri pada perang Suriah.

Dengan demikian keterlibatan TAF dalam konflik Suriah masih buram akibat tidak memiliki alasan yang tepat dalam mempertaruhkan jiwa-jiwa prajurit mereka di tempat non skala prioritas bagi bangsa dan negara Turki. Jika TAF tidak melibatkan FSA dalam operasi Eupharat's Shield akan semakin berat Turki mencapai ambisinya dibalik konflik Suriah.

Data bersumber dari  bellingcat dan southfront berikut ini memperlihatkan daftar kendaraan tempur Turki hilang selama pembebasan Al-Bab sejak Nopember hingga pertengahan Desember 2016.

southfront.org 23.12.2016
southfront.org 23.12.2016
Mengacu pada data globalfirepower.com di bawah ini, Turki memiliki 3778 tank dan 7550 APC. Secara matematis kehilangan 15 Tank dan kendaraan angkut personil (PAC) TAF tidak signifikan dibanding dengan total jumlah  7.550 unit APC dan 3.778 Tank tempur dimiliki TAF.

globalfirepower.com 2015
globalfirepower.com 2015
Memiliki 3.778 unit tank Turki menduduki rangking 9 besar dunia dibawah Israel dan di atas Pakistan. Menariknya adalah jumlah Tank Turki justru di bawah Suriah dengan 4500 tank. Tidak disebutkan apakah jumlah tank Suriah  itu telah dikurangi loss dalam perang Suriah. Mengacu pada sumber 2014 itu, jumlah tank Suriah mencapai 4500 unit dan Turki 3.778 unit.

Sementara itu sumber warisboring.com mengungkap SAA memiliki hampir 4500 tank, tidak termasuk APC, terdiri dari : 1,600 T-72, 1,000 T-62, 2,250 T-55 dan 2,450 BMP. Sejak perang meletus pada Maret 2011 hingga kini SAA telah kehilangan 1.836 kendaraan tempur termasuk PAC.  Jika setengah dari 1836 itu adalah tank, maka jumlah tank SAA telah musnah mencapai 900 hingga 1000 unit.

Kini lambat tapi pasti Turki telah terlibat dalam perang Suriah. Berdalih apapun dibalik krisis itu Turki pasti punya sejumlah tujuan taktis dan strategis, salah satunya adalah menguasai kota Al-Bab dengan cara menutup akses tiga "lawan" sekaligus yaitu SDF/YPG, ISIS dan SAA menuju ke al-Bab. Meskipun SAA mampu menguasai kota Tadif akan tetapi hal itu tidak akan menolong SAA mampu mencapai al-Bab karena akses Tadif ke al-Bab telah dipotong TAF/FSA.

Usaha dua bulan TAF menguasai  kota al-Bab telah menuai banyak korban. Dalam 60 hari TAF kehilangan 15 Tank. Jika dirata-ratakan, secara matematis dalam sehari TAF kehilangan  0,25 tank atau seper empat tank dalam sehari. Di sisi lain, dibandingkan dengan SAA kehilangan 1.000 Tank dalam 6 tahun (kurang sebulan) perang Suriah atau 2.160 hari maka secara matematis rata-rata Tank Suriah hilang adalah 0,46 tank dalam sehari selama 2160 hari perang.   

Secara prosentase, dibanding dengan persediaan total Tank Turki 3778 unit, TAF hanya kehilangan 0,4% saja dibanding Suriah kehilangan 22% tank. Namun mengingat usia perang dijalani SAA lebih lama yakni 2160 hari dibandingkan TAF  (180 hari lalu) sejak 24 Agustus 2016 ketika operasi Eufrat dilaksanakan enam bulan lalu maka daya tahan Turki menghadapi potensi kerugian dimasa akan datang di dalam konflik Suriah patut dikhawatirkan.

TAF hanya fokus pada pembebasan kota-kota Suriah di utara dari genggaman ISIS dan sedikit terlibat pertikaian dengan SDF/YPG. Sedangkan SAA menghadapi musuh lima fron sekaligus, yaitu : FSA- ISIS- SDF/YPG- Israel- dan kini TAF Turki jika clash ke dua negara tidak dapat dihindari.

Kesimpulannya adalah :

  • Tanpa dukungan FSA, daya tahan TAF dalam konflik Suriah diragukan kekuatannya. Moralitas di kalangan pasukan TAF mempertanyakan urgensi mereka dalam konflik Suriah
  • Tanpa bantuan dan dukungan Rusia dan milisi Iran, kekuatan SAA telah punah pada tahun ke tiga perang tepatnya mulai Oktober 2014 ketika ISIS telah menguasai 40% kawasan Suriah dan FSA menguasai 24% wilayah Suriah.
  • Potensi kehilangan Tank TAF dalam konflik Suriah termasuk tinggi. Tank TAF rentan berguguran meskipun menggunakan main battle tank MBT jenis Abrams М1A2S dan Lepard 2A4 buatan Jerman. Sebanak 10 unit Tank buatan Krauss-Maffei Wegmann Jerman ini telah jadi korban di sekitar Al-Bab dalam 2 bulan terakhir.
  • Persoalan dihadapi oleh Tank canggih Turki adalah tank itu tidak memiliki kemampuan meledakkan amunisi mengarah ke arahnya dan kemampauan mereduksi dampak ledakan jika amunis menghantam tubuh tank itu.  
  • Persoalan penting lain adalah kru tank TAF dan pasukan darat TAF kurang pengalaman dalam perang. TAF baru terlibat perang frontal skala besar dalam operasi Eufrat dibanding SAA, ISIS, FSA dan SDF. Selain itu TAF juga masih kurang pengalaman dalam perang kota seperti dalam pertempuran kota di  Al-Bab menyebabkan tank mahal buatan AS dan Jerman itu rontok di tangan ISIS dan SDF/YPG dengan sangat mudah sebagaimana diulas di sini :  southfront. 
  • Potensi kerugian TAF dimasa akan datang akan semakin besar jika perang berlangsung lebih lama 

Turki memahami hal itu. Untuk mengurangi risiko TAF berupaya memperjuangkan buffer safe zone  atau zona aman antara Azzas dan Jarabulus dengan tingkat kedalaman 40 km ke dalam Suriah. Zona aman ini bisa jadi kawasan no fly zona atau larangan bagi SAA masuk di dalam negerinya sendiri akan tetapi semakin mudah dan dekat TAF menjangkau posisi SAA sekaligus semakin dekat TAF memberi bantuan pada posisi FSA di kawasan lain diluar zona aman tersebut. 

Berdasarkan sejumlah kajian dan pertimbangan diatas, keterlibatan Turki dalam konflik Suriah jelas bisa membuat Turki bahaya dan rugi akibat kehilangan peralatan tempur apalagi jika perang terjadi lebih lama dari perkiraan. Lebih bahaya lagi adalah Turki kehilangan prajurit TAF pada operasi yang sesungguhnya tidak terlalu penting untuk Turki.

 Salam Kompasiana

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun