Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

15 Tank Turki dan 1000 Tank Suriah jadi Korban, Siapa Lebih Tangguh?

13 Februari 2017   18:52 Diperbarui: 13 Februari 2017   19:10 3013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
southfront.org 23.12.2016

Kesimpulannya adalah :

  • Tanpa dukungan FSA, daya tahan TAF dalam konflik Suriah diragukan kekuatannya. Moralitas di kalangan pasukan TAF mempertanyakan urgensi mereka dalam konflik Suriah
  • Tanpa bantuan dan dukungan Rusia dan milisi Iran, kekuatan SAA telah punah pada tahun ke tiga perang tepatnya mulai Oktober 2014 ketika ISIS telah menguasai 40% kawasan Suriah dan FSA menguasai 24% wilayah Suriah.
  • Potensi kehilangan Tank TAF dalam konflik Suriah termasuk tinggi. Tank TAF rentan berguguran meskipun menggunakan main battle tank MBT jenis Abrams М1A2S dan Lepard 2A4 buatan Jerman. Sebanak 10 unit Tank buatan Krauss-Maffei Wegmann Jerman ini telah jadi korban di sekitar Al-Bab dalam 2 bulan terakhir.
  • Persoalan dihadapi oleh Tank canggih Turki adalah tank itu tidak memiliki kemampuan meledakkan amunisi mengarah ke arahnya dan kemampauan mereduksi dampak ledakan jika amunis menghantam tubuh tank itu.  
  • Persoalan penting lain adalah kru tank TAF dan pasukan darat TAF kurang pengalaman dalam perang. TAF baru terlibat perang frontal skala besar dalam operasi Eufrat dibanding SAA, ISIS, FSA dan SDF. Selain itu TAF juga masih kurang pengalaman dalam perang kota seperti dalam pertempuran kota di  Al-Bab menyebabkan tank mahal buatan AS dan Jerman itu rontok di tangan ISIS dan SDF/YPG dengan sangat mudah sebagaimana diulas di sini :  southfront. 
  • Potensi kerugian TAF dimasa akan datang akan semakin besar jika perang berlangsung lebih lama 

Turki memahami hal itu. Untuk mengurangi risiko TAF berupaya memperjuangkan buffer safe zone  atau zona aman antara Azzas dan Jarabulus dengan tingkat kedalaman 40 km ke dalam Suriah. Zona aman ini bisa jadi kawasan no fly zona atau larangan bagi SAA masuk di dalam negerinya sendiri akan tetapi semakin mudah dan dekat TAF menjangkau posisi SAA sekaligus semakin dekat TAF memberi bantuan pada posisi FSA di kawasan lain diluar zona aman tersebut. 

Berdasarkan sejumlah kajian dan pertimbangan diatas, keterlibatan Turki dalam konflik Suriah jelas bisa membuat Turki bahaya dan rugi akibat kehilangan peralatan tempur apalagi jika perang terjadi lebih lama dari perkiraan. Lebih bahaya lagi adalah Turki kehilangan prajurit TAF pada operasi yang sesungguhnya tidak terlalu penting untuk Turki.

 Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun