Apapun tentang Jessica kini jadi sorotoan. Jessica ketus, seakan-akan jadi tanda tanya serius. Jessica mengulir rambut, dituding mulai takut. Jessica menguap, dianggap mulai kalap. Jessica garuk kepala, membuat pihak tertentu ikut sakit kepala. Jessica tertawa, jadi masalah, Jessica menangis pun jadi tanggapan sinis. Kelihatannya apapun sikap Jessica ditafsir serba salah dan bisa jadi pembahasan yang menghiasi media massa. Mungkin Jessica sedang tidur saja belum ditemukan fotonya meski pernah ada desas-desus dari sumber ini, yakni berita yang ditayangkan pada 3 Februari 2016 yang berisi Polwan meminta Jessica untuk diperiksa dengan (maaf) cuma pakai bra saja.
Bosan dengan 'silat lidah' tentang Jessica dilontarkan oleh penyidik, penyelidik, saksi ahli, penasihat hukum, penuntut dan sebagainya sejak ditetapkan sebagai tersangka pada Sabtu, 30 Januari 2016 lalu hingga sidang ke-21 kasus kematian Mirna Solihin. Mari kita simak sisi lain Jessica berupa profil mata dan pandangan Jessica selama sidang perdana 15/6/2016 hingga sidang ke 21 pada 15/9/2016 lalu.
Dari sejumlah gambar terkumpul penulis memilih gambar berdasarkan pengamatan suasana batin Jessica dalam kondisi jujur. Ketika itu hati nurani kewanitaannya muncul lalu secara naluriah memperlihatkan posisinya tidak berdaya dengan apa yang sedang dihadapinya.
Atas dasar penjelasan di atas mari kita simak apa yang sedang terjadi pada Jessica. Pancarkan telepati Anda, redam tendensi dan kedepankan kejujuran Anda. Sekarang lihatlah pada profil bola mata Jessica pada sejumlah gambar berikut ini:
Menýimak pancaran mata Jessica ada beberapa masukan dapat kita rasakan getarannya, antara lain adalah yaitu:
Sidang bulan Juni dan Juli 2016 terasa memberatkan sekaligus membosankan untuk ukuran Jessica. Tekanan batin dapat terlihat dari pancaran bola matanya sesuai profil mata nomor1 sampai nomor 5. Pada masa ini, mengikuti sidang bagaikan menghadapi arena pembantaian saja rasanya.
Setelah masuk bulan Agustus hingga kini September, Jessica lebih percaya diri. Tampilan rias wajah dan gaun lebih simpel menciptakan pesona padanya. Tampaknya kini Jessica menjadi lebih semangat berkutat mengikuti persidangan. Jelas, semangat Jessica seperti itu bukan karena aksi seorang Jaksa penuntut umum merasa lebih ganteng dari teman jaksa lain, tapi karena tim pembela hukumnya di bawah komando Otto Hasibuan kelihatan solid menghadapi ganasnya arena sidang. Otto dengan tingkat kematangan tinggi membuat Jessica kembali kuat menghadapi aneka sidang di masa kini dan akan datang.
Jessica menemukan jati dirinya kembali dan menyandarkan harapan besar mati-matian pada Otto Hasibuan cs. Semoga Jessica TIDAK kebablasan dalam melihat peranan Otto mengubah masa depan jalan hidupnya. Semoga ia mampu menahan gelora hatinya pada Otto sekadar penasihat hukum dan menekan timbulnya benih-benih kekaguman dalam bentuk emosional dan spesial pada Otto.
Mata Jesica dan Sidang Maut
Jika ada mata Najwa, tak ada salahnya muncul istilah 'Mata Jessica.' Jika ada sebutan 'Kopi Maut' bisa saja akan ada plesetan 'Sidang Maut' jika ditemukan kasus kematian saat seorang --tersangka-- sedang terlibat dalam proses sidang panjang dan alot.
Secara fisik kondisi Jessica tampak bugar tapi secara psikologis jiwanya sedang goyang akibat stres panjang dan kuat. Lihat saja pada salah satu sidang akhir Agustus lalu Jessica terlihat merasakan sakit.