Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Operan SBY dan Assist Cantik WB ke Jokowi Boyong SMI ke Istana

2 Agustus 2016   13:07 Diperbarui: 2 Agustus 2016   14:22 2672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi. Dok Abangggeutanyo
Ilustrasi. Dok Abangggeutanyo
Assist matang WB tentu bukan sembarang assist, melainkan sebuah umpan terencana dan dibangun sangat rapi dari bawah dan taktis. Ibarat pemain sepakbola klub profesional papan atas, WB adalah gelandang trengginas tak kenal takut. WB sangat licin bak belut listrik dilumuri oli, tak ada ang mampu menahan gocekan WB hingga memberi umpan manis pada Jokowi. 

Berperan sebagai striker pasti Jokowi melakukan upaya-upaya agar mendapat peluang matang, salah satu dimiliki striker adalah pendekatan dan kesamaan visi dengan gelandang WB. Setelah berbagai upaya -lobbi- dilakukan, Jokowi pun mendapat kesempatan umpan emas dari WB. Tanpa buang waktu, sebuah tendangan maut Jokowi menghujam ke gawang hati SMI.. ''Goool ...!!'' teriak sebagian penonton sekaligus bikin mules sebagian penonton lain yang tidak suka dengan kondisi tersebut.

Apa upaya dan lobi Jokowi pada WB? Mudah saja diduga, tak lain adalah kesungguhan Indonesia membereskan total utang pada WB dan di sisii lain tidak mengurangi ketergantungan Indonesia pada modal Bank Dunia itu. Posisi SMI di dalamnya setidaknya dapat menjamin hubungan baik dan mungkin akan lebih baik itu dimasa akan datang.

Selain isue pelaksanaan Tax Amnesty, dugaan lain adalah dalam rangka persiapan Pilpres 21, Jokowi tidak mungkin melepaskan peluang menjadi Presiden untuk kali ke dua. Berbagai persiapan harus dimulai dari sekarang karena keberhasilan itu tak lepas dari pemilihan legislatif dan persiapan kampanye Pileg jauh hari sebelumnya yang akan mulai bergema pada 2017 tahun depan.  

Menetapkan calon wakil presiden adalah hal sangat penting dan itu harus dimulai dari sekarang. Jokowi melihat sosok SMI adalah calon tepat dan pberpeluang untuk itu jika tidak ada sesuatu hal signifikan yang menggagalkannya.

Benarkah ada lobi khusus Jokowi dalam menyarangkan ''gol''  ke hati SMI?

Benar atau tidak memang waktulah yang akan membuktikan. Hipotesa atau dugaan bahkan prasangka bukan sesuatu yang dilarang apalagi jika dikaitkan dengan fenomena dan sebab-sebab umumnya pada kasus lain. Dalam kaitan ini, dugaan SMI akan disiapkan sebagai calon wapres Jokowi pada Pilpres akan datang bukan sesuatu yang tidak mungkin apallagi dilarang.

Hal sama, juga tidak terlarang apabila Jokowi melobi langsung bos bank dunia untuk mengembalikan SMI ke Indonesia sebagaimana diutarakan oleh Pramono Anung pada pers beberapa waktu lalu. Sumber : cnnindonesia edisi 27/07/201.

Itukah dugaan janji dan lobi khusus Jokowi pada SMI untuk mendampinginya pada pilpres 2019? Siapa yang melarang meskipun beberapa kandidat lain tidak gentar menjadi pesaing dalam bursa kandidat wapres jika tak didebut nekad

Mengapa demikian, karena berdasarkan sejumlah pengamatan dalam debat calon presiden dan wapres, isue paling berat adalah pertanyaan dan pernyataan tentang masalah ekonomi, moneter, perbankan dan topik tentang perubahan iklim. Meski wajar semua adalah manusia dan tidak semua kandidat Super Man mampu menguasai banyak hal apa daya jawaban-jawaban selain ada yang mengena selebihnya terkesan asal mangap jika tak pantas disebut ''amburadul'' bikin tak nyenyak tidur selesai pulang debat jadi pikiran.

Banyak kandidat kecele, silap, alpa, lupa atau bahkan tak tahu sehingga seperti kebingungan menjawab topik-topik tersebut. Selain menjadi jebakan cemoohan juga bisa menjadi ajang meruntuhkan mental dan moral kandidat akibat ketidak tahuannya tentang topik-topik penting yang digelar dalam debat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun