Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bocah Palestina Dipenggal FSA Mempersatukan Dunia dan Suriah

21 Juli 2016   12:16 Diperbarui: 22 Juli 2016   09:27 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika melihat brutalnya perang Suriah diakui rasa-rasanya hampir semua pihak terlibat termasuk AS dan Rusia secara langsung atau tidak telah melanggar konvensi Jenewa yang mereka rancang sendiri. Akan tetapi tanpa bermaksud menyepelekan kasus pelanggaran konvensi Jenewa terhadap ratusan ribu korban perang lainnya di Suriah dan lain tempat diberbagai belahan dunia, pemenggalan terhadap Abdullah Issa benar-benar tidak lazim dalam akal sehat manusia meski dalam kondisi disulut dendam kesumat api perang sekalipun, sangat kontras dengan prinsip dasar Konvensi Jenewa dalam perlindungan terhadap anak-anak.

Oleh karena itu ketika media seluruh dunia serentak menyoroti peristiwa tersebut dan kematian tragis Abdullah Issa telah memancing sensor alam manusiawi ummat manusia di seluruh dunia termasuk sejumlah pihak terlibat di dalamnya, bisa jadi kesamaan visi media dunia iini akan membuka mata, hati dan cakrawala seluruh pihak terlibat dan mampu menyentuh kembali alam bawah sadar manusiawi mereka hadir kembali setelah sempat terkubur dalam-dalam oleh nafsu angkara murka saling mematikan dengan berbagai cara dalam lima tahun terakhir perang Suriah.

Mungkin sangat berlebihan jika kematian bocah Abdullah Issa akan mampu memadamkan bara api perang Suriah. Namun jika dari kasus itu mampu menggerakkan naluri semua pihak kembali bersikap manusiawi setidaknya sebuah langkah awal untuk menyadari bahwa di atas sebuah peristiwa pembunuhan ada lagi pembunuhan baru dan di atas permusuhan akan ada lagi permusuhan baru, oleh karenanya pantas diakhiri. Setiap perang pun harus segera diakhiri dengan dialog mengedepankan rasa kemanusiaan. Sebab, jika tidak demikian akan ada lagi martir-martir baru berupa Abdullah Issa lainnya oleh tangan "iblis-iblis" berwujud manusia. 

Tanah Suriah telah menjadi tempat "bermain" adu rivalitas negara super power, dan anak-anak seperti Issa telah membayar harga permainan tersebut. Semoga anak-anak yang telah menjadi martir seperti Abdullah Issa tidak akan sia-sia.

Selamat jalan Abdullah Issa... 

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun