Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perubahan Strategi dalam Perang Suriah

18 Juni 2016   03:24 Diperbarui: 18 Juni 2016   12:21 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diplomat AS mulai menekan Obama agar menyerang SAA

Sebanyak 5pejabat tinggi AS telah menandatangani petisi meminta agar Presiden AS melaksanakan tindakan militer terhadap pasukan Assad. AS menilai rezim Assad telah melanggar secara massif gencatan senjata terhadap pemberontak dan warga Suriah. Menurut salah satu pejabat militer Rusia, rencana itu melanggar resolusi PBB.

Kondisi ini mengisyaratkan AS TIDAK ingin melihat rezim Assad menang dalam perang Suriah. Penguasaan kota Raqqa, Aleppo dan selanjutnya Deir Ezzor adalah fakta tak sedap perkembangan rezim Assad jika menjadi pemenang. Hal ini tidak akan dapat ditolerir oleh barat yang berkoalisi dengan Turki dan Arab Saudi, dua sponsor penentu masa depan rezim Assad.

Angkatan Udara Rusia mulai menyerang pasukan The New Syrian Army (NSA)

Setelah dua kali peristiwa sama terjadi awal Juni  lalu, serangan RuAF terhadap NSA terjadi kembali pada Kamis 16 Juni lalu . Kondisi ini menyebabkan AS meminta penjelasan Rusia mengapa hal itu bisa terjadi. Juru bicara Dephan AS, Peter Cook, mengakui sangat terganggu dengan aksi Rusia tersebut. Bagi AS pasukan NSA adalah aliansi penting dan terkuat dalam memerangi ISIS. Dukungan AS untuk NSA sangat jelas dari pelatihan, persenjataan, intelijen hingga pendanaan. Seharusnya NSA tidak menjadi target Rusia dan Suriah.

Serangan Rusia terhadap NSA sama halnya dengan serangan AS tehadap SAA karena NSA adalah aliansi penting dan tepercaya AS di selatan Suriah selain SDF/ YPG di utara Suriah.  Akan tetapi di mata Rusia, NSA tak ubahnya FSA setelah melihat bukti kontradiktif dengan apa yang dilihat AS. Mungkin saja senjata-senjata bantuan AS  untuk NSA ternyata sampai juga ke tangan ISIS untuk menumpas rezim Assad. Meski ini adalah hanya anggapan, beberapa kasus memperlihatkan hal itu pernah terjadi.

Mempelajari beberapa perkembangan di atas setidaknya kita dapat memprediksi akan seperti apa nasib pemerintah Assad dan bangsa Suriah ke depan, terutama saat perang itu akhirnya reda ketika tanah Suriah menyisakan lahan-lahan kering tempat beseraknya 400 ribu tulang belulang mayat manusia korban kebuasan dan keserakahan dari sebuah kekuatiran, yaitu Geopolitik Sindrom.

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun