Diplomat AS mulai menekan Obama agar menyerang SAA
Sebanyak 50 pejabat tinggi AS telah menandatangani petisi meminta agar Presiden AS melaksanakan tindakan militer terhadap pasukan Assad. AS menilai rezim Assad telah melanggar secara massif gencatan senjata terhadap pemberontak dan warga Suriah. Menurut salah satu pejabat militer Rusia, rencana itu melanggar resolusi PBB.
Kondisi ini mengisyaratkan AS TIDAK ingin melihat rezim Assad menang dalam perang Suriah. Penguasaan kota Raqqa, Aleppo dan selanjutnya Deir Ezzor adalah fakta tak sedap perkembangan rezim Assad jika menjadi pemenang. Hal ini tidak akan dapat ditolerir oleh barat yang berkoalisi dengan Turki dan Arab Saudi, dua sponsor penentu masa depan rezim Assad.
Angkatan Udara Rusia mulai menyerang pasukan The New Syrian Army (NSA)
Setelah dua kali peristiwa sama terjadi awal Juni lalu, serangan RuAF terhadap NSA terjadi kembali pada Kamis 16 Juni lalu . Kondisi ini menyebabkan AS meminta penjelasan Rusia mengapa hal itu bisa terjadi. Juru bicara Dephan AS, Peter Cook, mengakui sangat terganggu dengan aksi Rusia tersebut. Bagi AS pasukan NSA adalah aliansi penting dan terkuat dalam memerangi ISIS. Dukungan AS untuk NSA sangat jelas dari pelatihan, persenjataan, intelijen hingga pendanaan. Seharusnya NSA tidak menjadi target Rusia dan Suriah.
Serangan Rusia terhadap NSA sama halnya dengan serangan AS tehadap SAA karena NSA adalah aliansi penting dan tepercaya AS di selatan Suriah selain SDF/ YPG di utara Suriah. Akan tetapi di mata Rusia, NSA tak ubahnya FSA setelah melihat bukti kontradiktif dengan apa yang dilihat AS. Mungkin saja senjata-senjata bantuan AS untuk NSA ternyata sampai juga ke tangan ISIS untuk menumpas rezim Assad. Meski ini adalah hanya anggapan, beberapa kasus memperlihatkan hal itu pernah terjadi.
Mempelajari beberapa perkembangan di atas setidaknya kita dapat memprediksi akan seperti apa nasib pemerintah Assad dan bangsa Suriah ke depan, terutama saat perang itu akhirnya reda ketika tanah Suriah menyisakan lahan-lahan kering tempat beseraknya 400 ribu tulang belulang mayat manusia korban kebuasan dan keserakahan dari sebuah kekuatiran, yaitu Geopolitik Sindrom.
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H