Meski beranggotakan sekitar 500 orang dengan perkiraan 480 aneka jenis dan tipe senjata, ASG menjadi kekuatan yang menakutkan di wilayahnya dan menjadi salah satu rival MNLF paling berani dan berbahaya. Alasannya adalah :
- ASG punya catatan kelam yang sangat berbahaya termasuk jaringan meledaknya gedung WTC pada 1999 lalu
- ASG melakukan pemboman bunuh diri dan serangan bersenjata belasan kali di seluruh Filipina
- Pimpinan ASG menjadi target operasai bersama AS dan Filipina
- Kerap melakukan aksi penculikan, penyanderaan dengan tebusan serta pembunuhan dengan memenggal kepala target oeprasinya mirip cara IS
- ASG grup berani dan tangguh sehingga berani berperang dengan induknya MNLF seperti terjadi pada 6 Maret 2016 lalu
- ASG punya jaringan intelijen yang baik sehingga tingkat antisipasinya sangat rapi
- ASG bersembunyi di wilayah yang luas di Provinsi Basilan. Selain itu juga terdapat disekitar Sulu, Tawi-Tawi dan semenanjung Zamboanga serta kota besar lainnya Cotoboto dan Sultan Kudarat di Mindanao.
[caption caption="Sebaran wilayah operasi Abu Sayyaf Gropu. Sumber : books.google"]
- Meski kecil ASG adalah kelompok lebih berbahaya. Kelas bahayanya jauh berbeda dari kelompok terorois yang selama ini tertangkap di Indonesia termasuk kelompok teroris yang menyerang Sarinah pada Januari 201 lalu. Artinya, kelasnya berbeda, reputasinya berbeda maka memerlukan langkah dan cara yang berbeda.
- Meski Filipina masih melarang terlibatnya TNI di sana kita harus menghormatinya karena itu adalah teritorial Filipina. Ada sudut atau dimensi psikologis berupa gengsi dan kedaulatan yang bermain di depan ketimbang rasa solidaritas dalam pan Asean dan sebagainya.
- Indonesia harus menjalin kontak rahasia dengan AFP melaksanakan kerjasama pembebasan yang harus dilaksanakan secara rahasia. Masalahnya reputasi bocoran intelijen di dalam tubuh militer Filipina tergolong sangat tinggi.
- Indonesia bisa menjalin kerjasama dengan MNLF secara rahasia untuk mencari informasi terpercaya. Hubungan MNLF dengan Indonesia sangat baik karena Indonesia berperan dalam perundingan damai FIlipina dengan MNLF sehingga menikmati otonomi khususnya saat ini
- Intelijen Indonesia harus menyaring informasi lebih terarah siapakah pihak yang menyandera kapal tersebut, apakah ASG atau justru geng kriminal yang dibayar oleh negara lain yang kecewa dengan aksi Indonesia membakar kapal-kapal nelayan pencuri ikan di perairan Indonesia.
- Kemungkinan lain adalah aksi tersebut dilakukan oleh gengster yang gerah dan geram melihat Indonesia menghancurkan sejumlah kapal dan boat nelayan asing karena mencuri ikan lalu tertangkap dan berakhirr pada pengeboman terhadap kapal-kapal pencuri ikan di perairan Indonesia, seperti yang terakhir kasus keributan antara kapal nelayan China dengan kapal TNI AL beberapa hari lalu.
- Melobi Filipina dengan pertukaran kasus lain, misalnya pembebasan terhadap napi hukuman mati terlibat kasus narkoba asal Filipina.
- Sebaran intelijen kelas kakap (meskipun tidak ada kelas teri) ke dalam tubuh MNLF untuk mencari informasi terang benderang tentang posisi dan pelaku pembajakan jangan ditunda lama-lama. Lebih cepat akan lebih baik.
- Melaksanakan operasi tanpa izin pada wilayah Filipina sangat tidak dianjurkan. Kemungkinan paling minimal adalah mengirim intelijen sebagai nelayan tradisional di sekitar perbatasan perairan tersebut dan membuat black flag atau flagged sehingga ada alasan yang tepat dan logis terpaksa masuk ke perairan tersebut secara terpaksa dan lain cara-cara intelijen dengan Fiipina agar tidak terkesan melanggar kesepakatan internasional dalam hal teritorial dan perairan negara lain
TNI telah punya pengalaman hebat dan diakui dunia yakni pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh bajak laut Somalia pada 10 Mei 2011 lalu.
Operasi Duta Samudera (DS) melibatkan 400 orang rombongan dari Denratsus, Sea Reader TNI AL dan Pasukan Khusus dalam KRI Banjarmasin dan BAIS (kini BIN) diam-diam telah berangkat ke Somalia, membelah selat Malaka menuju ke laut Hindia dan berlabuh di laut Somalia tak jauh dari lokasi tempat kapal dibajak.
Tanpa diketahui banyak orang, tanpa eforia apalagi untuk gagah-gagahan, TNI AL dan komando pasukan Khusus berhasil menjinakkan pelaku pembajak. TNI akhirnya tidak memberikan apapun pada perompak Somalia selain sejumlah muntahan timah panas yang menewaskan 2 pembajak lalu membawa pulang krue kapal Sinar Kudus dan uang tebusannya ke tanah air dengan selamat.
Kembali dari Somalia beberapa hari kemudian, menjelang masuk ke Samudera Hindia barulah aksi heroik mereka dikabarkan kepada publik. TNI mengumumkannya pada 1 Mei 2011 tentang pelaksanaan Satgas DS I/2011.
Keberhasilan TNI saat itu membuat sejumlah negara berdecak kagum karena prosesnya lebih dramatis dari proses pembajakan kapal negara lain oleh pembajak Somalia dekat perairan yang sama.
Menjaga rahasia tentang persiapan pasukan Indonesia melakukan serangan besar dan berisiko adalah salah satu strategi yang sangat baik dan tergolong profesional. Contohnya dalam strategi pembebasan kapal MV Sinar Kudus dari bajak laut Somalia oleh satuan TNI AL dan pasukan khusus disebutkan diatas adalah salah satu bukti hasil optimal. (Sekadar mengingat liputannya dapat melihat tulisan penulis pada lampiran di bawah).
Cara seperti di atas adalah contoh yang berkelas dan boleh disetarakan dengan berbagai aksi penyelamatan oleh pasukan khusus terbaik di belahan dunia lain termasuk aksi penyelamatan co pilot Su-24 Rusia yang selamat berhasil dievakuasi oleh pasukan komando SAA Suriah dan milisi Hezbollah dari incaran Turki dan FSA serta IS saat jatuh di hutan atau bukit Lattakia, akhir 2015 lalu.
Cara seperti ini juga layaknya digunakan dalam operasi menangkap Santoso Cs sehingga tak perlu menguras energi dan bergonta ganti nama Sandi operasi dengan hasil kurang maksimal jika tak pantas disebut gagal. Semoga melalui cara baru, gaya baru dan konsep baru, operasi Tinombala segera membuahkan hasil nyata dan postif seperti gayanya Suriah dan gayanya pembebasan kapal Sinar Kudus..
Melihat pada kondisi di atas, bisa jadi pembebasan kapal yang dibajak ASG kali ini akan berjalan seru karena selain pemerintah Filipina masih melarang masuknya TNI melakukan misi pembebasan juga karena kelompok kecil tapi berbahaya tersebut punya reputasi buruk yang diakui oleh Filipina, AS dan dunia. Meski demikian cepat lambatnya operasi khusus dan rahasia angat tergantung pada beberapa pertimbangan lan, termasuk pertimbangan di atas.