Berkaitan dengan pembajakan kapal BRAHMA 12 pengangkut batubara oleh kelompok yang disebut sebagai Abu Sayyaf atau Abu Sayyaf Group (selanjutnya disingkat ASG-red) mestinya dicermati betul-betul lebih dahulu, karena bisa jadi ada kelompok lain yang bermain di balik itu. Selain itu, kelompok ASG pun telah terpecah menjadi dua kubu sejak tewasnya pendiri ASG Aburazak Abubakar Janjailani pada 1998 lalu.
Sedikit mengulangi, Moro National Liberation Front (MNLF) pernah punya hubungan baik dengan Aburazak Abubakar Janjailani saat Aburazak menjai anggota MNLF sebelum berguru ke timur tengah sekitar 1990. Selain itu hubungan MNLF dengan Indonesia juga berjalan dengan baik.
Embrio ASG sesungguhnya berasal dari MNLF dimana Abu Sayyaf pernah menjadi salah satu anggota MNLF sekitar 1985-1989 sebelum bertualang ke Pakistan, Afghanistan, Arab Saudi dan sejumlah negara lainnya. Dalam petualangan tersebut Abu Sayyaf pernah bertemu Osama bin Laden membicarakan rencana dan program khusus mereka.
Perisiwanya berawal pada 1991 ketika Abu Sayyaf kembali ke Filipina setelah pulang dari "belajar" dari Timur Tengah. Saat kembali ke Mindanao ia merekrut teman terbaiknya anggota MNLF untuk bergabung dalam kelompoknya (Abu Sayyaf Group) atau ASG dengan misi radikal membentuk negara islam dan Filipina, Malaysia, Singapore dan Indonesia dan menyatukannya dalam negara islam Melayu Raya.
Untuk tujuan dan cita-cita tersebut ASG mendapat sokongan dana dari Osama bin Laden. Namun setelah OBL menghilang, pendanaan dan pelatihan ASG dilaksanakan oleh saudara tiri OBL yaitu Jamal Khalifa. Maka tak heran petinggi al-qaeda pernah bebrapa kali bertemu dengan ASG di Mindanao. Sebut saja tokoh penting al-qaeda seperti Ramzi Yousef pernah beberapa kali betemu Abu Sayyaf di Mindanao pada 1992 sebelun peristiwa meledaknya WTC di NY, AS pada 11/9/1993.
Karena terlibat dalam jaringan peledakan WTC, pada 2002 ASG dikepung oleh pasukan Filipina (AFP) dan AS untuk menangkap pimpinan dan anggota ASG.
Sebanyak 1,650 pasukan Filipina dan AS saat itu terlibat dalam operasi bertajuk Operation Enduring Freedom akhirnya mampu menangkap salah satu pimpinan ASG masa itu, Galib Andang yang populer disebut dengan komandan Robot dan rekan petinggi lainnya, Alhamser Limbong.
Konsekwensinya, ASG melaksanakan serangkaian serangan balasan. pada 20003 hingga 2011 dalam rangkaian daftar berikut ini :
- Pada 4/3/2003 : pengeboman di bandara di Davao, 21 orang tewas dan melukai 148 orang
- Pada 27/2/2004 : Pengeboman di sebuah kapal ferry, 116 orang tewas
- Pada 14/2/2005: Pengeboman hari Valentine di Makati City, 8 orang tewas
- Pada 13/11/2007: Pengeboman di gedung kongres Manila, 3 orang tewas
- Pada 5/12/2011 : Penyanderaan dengan tebusan terhadap warga Australia beakhir gagal.
- Pada Maret 2016 : Bertempur dengan the Moro National Liberation Force (MNLF). Satu anggota ASG tewas
- Terkini Maret 2016 : Pembajakan dan Penyanderaan terhadap awak dan kapal Indonesia dengan tebusan 15 miliar rupiah
Pada 1998, Abdurajak Abubakar Janjalani tewas dalam serangan kordinasi anti teroris oleh pasukan AS dan Filipina di tempat persembunyiannya di pulau Basilan. Meski Abdurajak telah tiada namun perjuangan ASG tetap berlanjut dan berubah dalam memilih target menjadi operasi penculikan, penangkapan, pembunuhan dengan target pasukan Filipina, pekerja asing, turis dan orang penting dengan terbusan.
Sejak Abdurajak tewas ASG terpecah dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang dipimpin oleh Khadafi Janjailani (saudara kandung Abdurajak) dan satu grup lagi dipimpin oleh Galib Andang. Setelah tewasnya Abudrajak masalah pimpinan ASG terlihat tumpang tindih dalam bilangan tahun seperti di bawah ini :
- Abdurajak Abubakar Janjalani (Pimpinan ASG dari 1991 sampai 18 Desember 1998)
- Galib Andang (dari 1998 hingga Desember 2003)
Khadaffy Janjalani (hingga 2006) - Radulan Sahiron alias Komandan Putol menjadi pimpinan sementara (2006).
- Isnilon Totoni alias Abu Musab salah satu petinggi ASG setelah Janjailani tewas
- Abu Sulaiman (hingga 16 Januari 2007)
- Abdul Basir Latip (hingga 2009)
- Albader Parad (hingga 2 Pebruari 2010)
- Gumbahali Jumdail (hingga 2 Pebruari 2012)
Berdasarkan gambaran di atas, ASG adalah sebuah grup organiasi radikal berkekuatan kecil namun sangat berbahaya Dana berlimpah dan tidak ada pimpinan yang jelas mengendalaikannya grup ini menjdi liar. Mengatasnamakan ASG kelompok ini melakukan perbuatan kriminal bersenjata.