Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

George Washington, Soekarno dan Ibu Mereka, Serupa Tapi Tak Sama

24 Februari 2016   10:50 Diperbarui: 24 Februari 2016   16:02 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber gambar : kenmore.org/genealogy dan sejarahbali.wordpress.com"][/caption]

284 tahun lalu, tepatnya 22 Pebruari 1732, George Washington dilahirkan di sebuah pedesaan yang sejuk, alami dan indah tak jauh dari sungai Rappanock yang membelah sisi barat West Virginia hingga bermuara ke laut Atlantik Utara.

Memperingati hari lahirnya George Washington pada 22 Februari 1732 bapak pendiri AS tersebut tak dapat dipisahkan dengan peranan seorang wanita paling berjasa mengantarkannya menjadi orang paling pentng terhadap masa depan negara dan bangsa AS yang berwujud seperti saat ini.

Untuk itu ada baiknya sejenak kita mlihat ke Paman Sam untuk menyelami sebuah sisi lain yakni belajar menghargai seorang ibu (Marry Ball)  yang telah melahirkan pemimpin besar AS Geoge Washington.

Marry Ball adalah anak tuan tanah yang kaya di Virginia. Bocah Marry kurang mengenal ayahnya karena telah ditinggal mati pada usianya 3 tahun sehingga ia harus hidup pada keluarga tirinya. Dan pada usia 17 tahun ia menikah dengan seorang pria (suami pertamanya) yang meninggal dunia tak lama kemudia setelah memiliki 4 anak.

Augustine sendiri (ayah Goerge) sebetulnya juga seorang duda yang menikahi kakak sepupunya yang meninggal dunia saat Augustine bertugas ke Inggris beberapa saat dan akhirnya beremu dengan Marry Ball yang kala itu juga sedang menjadi janda kembang yang kaya raya.

Meyakini keseriusan Augustine dan melali beberapa kali pertemuan Marry Ball menikahi Augustine Washington pada 6 Maret 1731 di sebuah rumah pemberian ayah Marry di  Yeocomico Church in Westmorland County.

Setelah menikah keduanya pindah ke Popes Creek in the Northern Neck of Virginia hingga lahir empat anak dari suami ke duanya salah satunya adalah George Washington (selanjutnya disebut George saja) anak pertama dari 6 (enam) bersaudara dari pasangan Marry Ball dan Augustine Washington.

Empat tahun kemudian tepatnya pada 1735 ayah dan ibunya pindah ke Little Hunting Creek atau kini disebut Mount Vernon tempat dua adiknya yang lain lahir di tempat yang baru.

Entah karena situasi sedang perang atau masalah lain, tiga tahun berikutnya (1738) ayah dan ibunya mengajak mereka pindah lagi ke kawasan pertanian Ferry Farm di pedalaman King George County atau sekarang disebut Stafford County, tempat adiknya terakhir dilahirkan.

Sesungguhnya Marry adalah seorang keturunan bangsawan yang memiliki harrta tanah yang sangat luas dan banyak. Namun ketika suaminya (Augustine) meninggal mendadak pada 1772 (saat George berusia 40 tahun) ibunya terpaksa harus membesarkan dan merawat sendirian ke 5 adik Geroge.

Meski disibukkan oleh perang George tak kurang pada ibunya. Seperti pada umumnya anak terhadap ibunya, George sangat menyangi ibunya. Ia sering mengunjungi ibunya saat berperang maupun dalam suasana damai. Disebutkan dalam beberapa informasi, George ternyata 10 kali lebih takut pada ibu yang mengajarinya disiplin sejak masih kecil ketimbang pada ayahnya.

Pada 1772 karena semakin tua, Marry pindah ke rumah George dan tinggal bersama putra pertamanya tersebut di Fredericksburg, Virginia. Setelah tinggal bersama putranya selama 17 tahun pada 26 Agustus 1789 meninggal dunia pada usia 81 tahun setelah melawan kanker beberapa tahun terakhir. Marry meninggal 10 tahun sebelum George juga meninggal dunia pada 1799  Sumber kenmore dan heritage-history.com.

Waktu terus berjalan, entah karena dilanda perang saudara perhatian terhadap George kurang fokus hingga tiba saatnya tiba pada masa pemerintahan Presiden Grover Cleveland pada 1894 rakyat (parlemen) AS memberi perhatian khusus dengan membangun monumen yang dianggap penting dan bersejarah bagi AS.

Marry Ball dan George dianggap telah mengabdi dan berjasa dalam sejarah AS. Kini, monumen Marry Ball dan rumah tempat George Washington dilahirkan dijadikan kawasan wisata sejarah AS yang dikelola oleh pemerintah Virginia, National Monument Virginia dibawah pengawasan National Park Service.

Kembali ke George Washington,
Siapakah George Washington yang telah berjasa besar bagi AS namun tidak menuntut banyak dari negaranya dan meninggal dunia setelah 3 tahun penisun dari jabatannya sebagai Presiden pertama AS?

Setelah melalui perang Revolusi melelahkan 8 tahun lebih (1775–1783) koloni-koloni AS melawan kerajaan Inggris yang tidak rela dengan kemerdekaan AS pada 4 Juli 1776,

Salah satu komandan revolusi terbaik AS yakni Jenderal George Washington kelak menjadi Presiden pertama di negeri tersebut setelah  Dewan Kongres Kontinental pertama di Philadelphia menunjuknya sebagai Presiden AS pada 30 April 1789. George menjabat dua periode hingga 4 Maret 1797.

Segudang prestasi pada masa pemerintahannya masa itu dan telah diukir oleh mantan pemimpin laskar Patriot Virginia saat memimpin pemberontakan melawan Inggris tersebuut.  Mantan panglima tertinggi tentara rakyat Patriot yang diangkat pada 1775 saat berusia 43 tahun tersebut telah mewarisi beberapa fondasi penting dalam pemerintahan AS, diantaranya adalah :

  • Menghapus perdagangan perbudakan
  • Terciptanya pemerintahan nasional yang mendapat dukungan rakyat AS
  • Pembentukan Bank AS (Federal Reverse Bank)
  • Terbentuknya sistim partai (Oposisi dan Pemerntah) yang pertama
  • Terjalin kembali kerjasaman perdangangan dengan Inggirs
  • Pengendalian sistim keuangan dan moneter pertama
  • Terlaksananya kedaulatan rakyat, menuntut kewajiban warga negara, menolak korupsi, dan menentang aristokrasi serta sederet keberhasilan lainnya dalam aneka dimensi pertahanan dan perekonomian selama pemerintahannya.

Perjalanan cinta dan rumah tangganya juga tak kalah romantis. Dari perkawinannya dengan Martha Dandridge janda muda berusia 25 tahun yang ditinggal mati suami pertamanya, George tidak mempunyai anak selain seorang anak angkat saja. Akan tetapi Martha sendiri telah beranak 4 saat menikahi George pada 6 Januari 1759. Usia keduanya pada saat itu sebaya 27 tahun.

Pada 1799 ia meninggal dunia pada usia 67 tahun tidak meninggalkan keturunan yang kelak menjadi Presiden AS seperti layaknya Presiden AS lainnya sesudahnya. Ia meninggalkan sejarah dan fondasi penting untuk masa depan AS saja. Tentu saja yang ia tinggalkan adalah kebanggaan dan sikap sayang pada ibunya yang ditinggalkan mati oleh ayah George pada masa perang Revolusi yang patut menjadi contoh bagi kita.

Meski George dibanggakan namun di sana-sini tetap saja terjadi ketidak puasan seperti misalnya terjadinya penolakan pedagang Wiski membayar pajak dan beberapa beberapa dekade kemuadian terjadi perang saudara (Perang Sipil) AS setidaknya apa yang telah dicapai pada masa awal pemerintahannya kini menjadi warisan berharga bagi kelangsungan dan kejayaan AS. George juga dituding memaksakan perkawinannya dengan Janda kembang Marry Ball dan memupus peluang pria lain dengan cara tidak elegan yang juga sedang berupaya merebut Marry Ball saat bersamaan dengan George.

Jika banyak ditemukan kecintaan dan kebanggan terhadap Geroge maka kebencian pada nya  juga tak terhindarkan. Entah bagaimana kaitannya suatu saat (ratusan tahun kemudian) beberapa pengamat menyatakan George disebut-sebut sebagai pengurus teras perkumpulan rahasia Freemansory atau kelompok Iumination.

Peerbedaan dan Persamaan nasib George Washington dengan Soekarno

Goerge lahir di Popes Creek, Northern Neck of Virginia pada 22 Pebruari 1772 setelah kedua orang tuanya pindah dari Yeocomico Church in Westmorland County. Sama halnya dengan Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 setelah kedua orang tuanya pindah dari Bale Raja ke Jombang, jawa Timur.

Keudanya sama-sama diangkat bukan melalui Pemilu Presiden tapi ditunjuk oleh dewan. Bedanya George menjadi presiden pada usia 57 tahun (30/4/1789) sedangkan Soekarno diangkat menjadi presiden pada usia 44 tahun (18/8/1945).

George dan Soekarno sama-sama dari teknik sipil sebelum pemimpin revolusi yang berjuang untuk mencapai kemerdekaan untuk bangsa dan negaranya. Bedanya, George adalah komandan perang dari angkatan darat koloni Virginia dan menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata AS pada masanya, sedangkan Soekarno berasal dari kalangan sipil (politikus) lalu kemudian menjadi pemimpin besar rebolusi setelah menjadi presiden RI.

George dan Soekarno sama-sama meninggal dunia setelah berhenti jadi Presiden. Bedanya, George meninggal pada usia 67 tahun dengan damai. Bedanya Soekarno meinggal pada usia 69 tahun di dalam tahanan.

Monumen Nasional keduan negara kini sama-sama menjadi tempat obyek wisata sejarah.Bedanya Nastional Monumnet AS hanya punya satu nama selama ratusan tahun. Bedanya, monumen nasional kita telah berganti nama hingga 5 (lima) kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas.

Meski sama-sama pemimpian besar atau bapak negara dan presiden pertama untuk negaranya upacara pemakamnnya sangat kontras sekali perbedaannya. Pemakaman George dihadiri oleh presiden penggantinya John Adam, sedangkan pemakaman Soekarno dihadiri oleh Panglima Angkatan Bersenjata saja (pangab) saat itu dijabat jenderal M Yusuf.

George digantikan oleh wakilnya (melalui Pemilu) sedangkan Soekarno digantikan oleh Soeharto dampak dari peristiwa konspirasi politik tingkat tinggi. George berkuasa hanya 8 tahun sedangkan Soekarno 22 tahun. Kesamaannya, selama menjadi presiden keduanya telah menetapkan fondasi demokrasi dalam keberagaman berpolitik dengan lahirnya beberapa partai.

Monumen Nasional AS didirikan untuk mengenang dan menghargai pahlawan revolusi termasuk Goerge Washington sementara Monumen nasional Indonesia (Monas) jsutru dibuat oleh Soekarno dibuat untuk mengenang revolusi dan proses kemerdekaan. Persamaannya, AS dan Indonesia memiliki monumen Nasional untuk mengenang revolusi dan proses mencapai kemerdekaan.

George lahir dari ibu seorang janda sedangkan Soekarno lahir dari ibu masih dara. Persamaannya, keduanya telah menanamkan nilai disiplin sangat tinggi pada putranya dan keduanya sangat takut pada ibunya ketimbang bapaknya.

Marry Ball dan Srimben sama-sama melahirkan putra yang kelak menjadi presiden pertama di negaranya. Bedanya George lahir sebagai anak pertama sedangkan Soekarno lahir sebagai anak kedua.

Keduanya sama-sama punya anak yang tinggal di istana presiden.  Keduanya juga sama-sama pernah merasakan dan melihat anaknya menjadi orang nomor satu di negara masing-masing Bedanya, Marry Ball tinggal di istana bersama George hanya dua bulan  menjelang akhir hayat. Sedangkan ibu Soekarno meninggal di kediamannya sendiri di (??) dalam suasana "berkabung" mengetahui sang anak cerai kawin dan tidak pernah mau tinggal di istana negara bersama putranya..

Ibu George meninggal pada Agustus 1897 atau 6 bulan setelah George menjadi Presiden, ibu Srimben meninggal pada 12 September 1958 saat Soekarno juga masih menjabat Presiden. Bedanya, Marry Ball tinggal bersama anaknya sebelum George menjadi Presiden sedangkan ibu Srimben tinggal bersama Soekarno beberapa saat saja ketika anaknya menjabat presiden.

[caption caption="Rumah ibu Soekarno di Bali. Rumah Marry Ball menikah dan rumah Goerge dilahirkan di Virginia"]

[/caption]

Refleksi ke negara kita

Mari kita lihat perjalanan sejarah ibu kandung pemimpin besar revolusi kita, Soekarno dan kaitannya dengan wanita yang juga telah berjasa melahirkan putra terbaik bangsa ini yang kelak menjadi Presiden pertama Republik Indonesia.

Semua pasti tahu. ibu kandung Presiden Soekarno adalah  Ni Nyoman Rai Srimben atau ada yang menyebutkan Ida Ayu Nyoman Rai Srimben yang lahir pada 1881 dan meninggal pada 12 September 1958 dalam usia 77 tahun.

Semua juga tahu rumah tempat Soekarno dilahirkan oleh ibu Srimben ada di sebuah di desa di Banjar Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Buleleng, Wikipedia menuliskan tempat lahir Soekarno di Pada tanggal 6 Juni 1901, di sebuah rumah di sekitar Makam Belanda kampung Pandean III, Surabaya

Tapi seperti apakah perjalanan masa lalu ibu Srimbe dan lika-liku turunan silsilah keluarganya, tak banyak yang tahu. Dibandingkan dengan ribuan tulisan tentang Marry Ball, literatur tentang kisah masa lalu ibu Srimben yang fenmenal itu tergolong sangat sedikit.

Mungkin ada yang tahu tapi hanya turunan keluarga dekat saja dan tak banyak menuangkan ke media untuk diketahui oleh publik layaknya sejarah masa lalu ibu Marry Ball milik negeri Paman Sam, padahal perjalanan sejarah Marry Ball setelah meninggal dunia telah terjadi hampir 3 (tiga) abad yang lalu dibanding dengan perjalanan sejarah ibu Srimben (setelah meninggal) yang hanya terpaut 57 tahun yang lalu.

Kini kita melihat dan menemukan fakta rumah ibu Srimben terlihat sangat sederhana. Jika melihat peran dan jasa ibu Srimben  telah melahirkan putranya yang kelak menjadi pemimpin besar revolusi dan menjadi presiden pertama untuk negeri ini rasanya TIDAK pantas melihat rumah ibu Srimben mirip rumah biasa-biasa saja. Semoga tidak ada yang tersinggung jika disebut rumah beratap seng berkarat dan potongan kayu milik ibu Srimben kini pantas disebut mirip kandang.

Dengan alasan mempertahankan keasliannya serta ciri khas arsitektur bangunan bergaya Bali atau mempertahankan ciri khas tradisionalnya pantaskah rumah seorang Ibu yang telah melahirkan Presiden pertama untuk negeri ini apakah layak disebut dengan rumah bersejarah dengan kayu-kayu yang seadanya dan beratap seng yang sudah berarat-karat?

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa pahlawannya. Tanpa sejarah kita tidak akan mampu berada pada masa kini. Dari pelaku-pelaku sejarahlah kita mewarisi sejarah kita juga pada generasi selanjutnya. Dan AS telah membuktikan hal ini hingga mengantarkan negeri ini bebrapa langkah lebih maju diberbagai bidang yang beberapa diantaranya pantas dan layak untuk kita adopsi dan tiru.

Sangat diharapkan perhatian kita bersama menggali dan memelihara sejarah kita agar kelak dapat menjadi sandaran bagi generasi di masa yang akan datang ketika negeri ini menjadi negara maju layaknya AS dan negara maju lainnya. Tulisan ini mengajak kita membandingkan penyikapan bangsa dan negara AS menyikapi pemimpinnya bahkan orang tuanya (terutama ibu) yang telah berjasa melahirkan putra kesuma bangsa.

Bagaimana dengan kita? Wallahualam bissawaab...

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Sumber :

Satu 

Dua 

Tiga 

Empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun