Dengan alasan mempertahankan keasliannya serta ciri khas arsitektur bangunan bergaya Bali atau mempertahankan ciri khas tradisionalnya pantaskah rumah seorang Ibu yang telah melahirkan Presiden pertama untuk negeri ini apakah layak disebut dengan rumah bersejarah dengan kayu-kayu yang seadanya dan beratap seng yang sudah berarat-karat?
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa pahlawannya. Tanpa sejarah kita tidak akan mampu berada pada masa kini. Dari pelaku-pelaku sejarahlah kita mewarisi sejarah kita juga pada generasi selanjutnya. Dan AS telah membuktikan hal ini hingga mengantarkan negeri ini bebrapa langkah lebih maju diberbagai bidang yang beberapa diantaranya pantas dan layak untuk kita adopsi dan tiru.
Sangat diharapkan perhatian kita bersama menggali dan memelihara sejarah kita agar kelak dapat menjadi sandaran bagi generasi di masa yang akan datang ketika negeri ini menjadi negara maju layaknya AS dan negara maju lainnya. Tulisan ini mengajak kita membandingkan penyikapan bangsa dan negara AS menyikapi pemimpinnya bahkan orang tuanya (terutama ibu) yang telah berjasa melahirkan putra kesuma bangsa.
Bagaimana dengan kita? Wallahualam bissawaab...
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
Sumber :