Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jurus Baru Turki Jelang Masa Akhir Krisis Suriah

12 Februari 2016   04:41 Diperbarui: 12 Februari 2016   23:46 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marahnya Turki menjadi-jadi tatkala pejabat AS menyebutkan pejuang Kurdi Suriah (milisi YPG) tidak termasuk organiasi teroris dan AS memilih bekerjasama dengan YPG (seperti Rusia) dalam kampanye melawan IS. Hal ini disampaikan oleh juru bicara US Department of States Mark Toner yang dikutip dari kantor berita Kuwait KUNA 11/2/2016.

Beberapa jam lalu saat tulisan ini dibuat, dalam upaya menekan dunia dan eropa atau perduli terhadap Turki, Recep Tayyip Erdogan dalam pertemuan pejabat tinggi di Brussels (Kamis, 11/2/2015) mengancam akan melepas semua pengungsi menjadi migran gelap ke Eropa.

"I am proud of what I said. We have defended the rights of Turkey and the refugees. And we told them (the Europeans): 'sorry, we will open the doors and say 'goodbye' to the migrants." katanya sengit.

Sementara itu NATO mengangnggap TIDAK PERLU menerapkan zona larangan terbang di atas wilayah zona penyangga yang dibuat Turki pada Oktober 2015 lalu. Sekjen NATO,Jeck Stoltenberg di Bursessel (11/2/2016) menyatakan tidak perlu menerapkan zona larangan terbang di sekitar batas wilayah Turki-Suriah.

"We are addressing the challenges we see to the south and also along the Turkish-Syrian border, but when it comes to the activities of the [anti-Daesh] coalition as such, I think it is important to leave that for the coalition to answer. We support the efforts of the coalition and we do it in different ways," katanya.Sumber:sputniknews.com

PM Turki, Ahmet Davutoglu berang pada PBB dan menuduh lembaga dunia tersebut bermuka dua terhadap Turki. Satu sisi meminta negaranya membuka kran mengurus pengungsi Suriah dan sekitarnya sementara di sisi lain tidak mampu menekan Rusia mengehentikan pengeboman terhadap warga Suriah, keluhnya seperti dilansir oleh thenational.scot 11/2/2016.

Pada saat yang sama, Presiden Turki mengatakan akan membuka kran pengunsi Suriah menuju ke Yunani untuk mewujudkan mimpi ke seluruh Eropa. Entah hal ini berkaitan dengan marahnya Turki atau memang demi kemanusiaan, yang jelas Erdogan menyampaikan hal tersebut ditengah-tengah sorotan dunia dan tekanan agar membuka pintu perbatasannya untuk pengungsi Suriah.

 "In the past we have stopped people at the gates to Europe, in Edirne we stopped their buses. This happens once or twice, and then we'll open the gates and wish them a safe journey, that's what I said," kata Erdogan. Rabu 11/2/2016, tulis todayszaman.

Ditengah pencapaian signifikan yang diraih oleh pasukan rezim pemerintah Suriah dukungan Rusia di medan pertempuran serta proposal Rusia menerapkan gencatan senjata mulai 1 Maret 2016 proses perdamaian Suriah di Swiss ditunda hingga 25 Februari 2016. Meski AS kurang yakin dengan rencana Rusia tersebut namun rencana itu perlu dibicarakan untuk mengakhiri perang 5 tahun di Suriah, kata Menlu John Kerry.

Tidak ada perkembangan signifikan dalam proses pembicaraan damai di meja perundingan juga disebabkan serangan udara gencar Rusia terhadap pemberontak dalam upaya mengakhiri perang -setidaknya gencatan senjata- yang diharapkan dapat terlaksana pada 1 Maret 2016. Reuters menyebutkan rencana Rusia ini sedang dibahas pada pertemuan Munich yang dihadiri oleh Menlu AS, Rusia, Arab Saudi dan UE dan utusan PBB.

Jika recana Rusia tersebut berhasil dibuktikan diprediksi akan menghentikan tambahan jatuhnya korban jiwa yang telah merenggut 470 ribu nyawa orang di Suriah dalam perang saudara terburuk sepanjang sejarah abad modern ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun