Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keluar dari Tahun Gaduh Masuk ke Tahun Rusuh

17 Januari 2016   02:01 Diperbarui: 17 Januari 2016   02:54 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini 2016 baru saja dimulai. Berbagai harapan, doa dan target mulia dilantunkan oleh segenap anak bangsa yang cinta damai mendambakan negeri ini mampu terlepas dari kutukan kegaduhan kalsik yang ternyata hanya menghabiskan energi sehingga terlupa mengurus kekuatan ekonominya dan lupa mengutamakan kesejahteraan bangsanya.

Berbekal pada pengalaman gaduh 2015 tenggelam dalam kegaduhan politik sehingga perekonomian melambat laju pertumbuhannya, pengangguran dan kemiskinan meningkat (meski berkoar-koar telah berhasil dientaskan) serta menimbulkan sejumlah masalah sosial lain yang disebutkan di atas, lembaran 2016 penuh asa telah terbuka  untuk masuk ke tahun yang lebih produktif agar mampu meningkatkan kualitas dan kemajuan negara dan bangsa.

Maka wajarlah segenap anak bangsa yang sadar, setengah sadar atau kadang sadar kadang kumat kini bersepakat mengutamakan persatuan dan kesatuan mewujudkan iklim politik Indonesia yang lebih sehat di tahun 2016. Energi sepantasnya digunakan untuk melihat aneka celah kelemahan di atas untuk diperbaiki (bukan untuk diteriakkan).

Pemerintah demokratis bukanlah pemerintah yang otoriter apalagi tiran yang hanya semata-mata membangun imperium oligarkinya demi melanggengkan kekuasaan dan rakus kekayaan. Pemerintah demokratis yang telah diperkenalkan oleh mantan Presiden SBY dalam 10 tahun pemerintahannya.

Pemerintahan saat ini tak kalah  demokratis sehingga tidak akan alergi dengan kritikan atau cibiran bahkan hinaan sekalipun asal tidak memanipulasi tujuan.

Asa atau harapan adalah cita-cita. Seberapa banyak anak bangsa ini ingin meraih asa 2016 menjadi kenyataan? Sayang sekali, kenyataannya baru saja saj membuka lembaran penuh harapan 2016 kita telah dikejutkan oleh aksi teror pada 14 Januari 2015 yang jelas-jelas berpotensi menjadikan bangsa dan negara ini mundur langkahnya berpuluh tahun jika program radikalisme itu sukses berwujud kehancuran demi kehancuran.

Terkini, pada sebuah tayangan acara pukul 21.00 WIB di TV One Sabtu malam (16/1/2015) dalam acara ILC sejumlah dedengkot partai, cendikiawan dan pakar duduk berkolaborasi merusmuskan harapan seperti apa yang akan diraih pada 2016. Apa yang terjadi, lagi-lagi sejumlah politikus (kondang) dan mantan petinggi negara masa lalu kembali memperlihatkan kecongkakan dan arogansinya seolah lebih senang berada pada garis berseberangan (katanya) "demi kontrol terhadap pemerintah dan untuk kepentingan rakyat."

Seperti biasa, kritik dan cibiran bak gaya anak-anak usia ingusan akan berkalahi pun terlihat seakan-akan belum puas sebelum pemerintah goyah, hancur dan gagal total. Padahal apa yang dapat diraih politkus itu jika harapannya menjadi kenyataan, katakanlah pemeirntahan saat ini (jokowi) gagal. Apakah dengan kegagalan itu lantas ia mampu mewujudkan ambisinya (dalam kondisi seperti itu) menjadkani bangsa dan negara jadi lebih sejahtera?

Ironis sekali dan menyedihkan negeri ini masiih punya politkus dan mantan petinggi negara seperti ini. Kalau begini kondisi alam pikran mereka bisa jadi negeri ini keluar dari tahun gaduh masuk ke tahun rusuh. Mungkin dengan kondisi ini mereka yakin Indonesia bisa bangkit dan maju.

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun