Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Strategi Hebat di Balik Wanita Pejuang Kurdi Bombastis

23 Desember 2015   17:52 Diperbarui: 26 April 2019   07:44 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

]Jika dikumpulkan masyarakat Kurdi di seluruh dunia, jumlahnya mencapai 40 juta orang. Sebaran utama Kurdi ada di perbatasan empat negara yakni, Surah, Iran, Irak dan Turki.Jumlah tersebut lebih banyak ketimbang beberapa negara berikut sesuai data 2015, yaitu : Maroko (38,8 juta); Venezuela (31,2); Norwegia (5,3); Australia (24,5) atau Sudan berpenduduk 33 juta.

Meski jumlahnya mencapai 40 juta (menurut data CIA) hingga kini Kurdi masih bernasib malang, selain diperlakukan diskriminatif oleh negara-negara yang mengurungnya di atas mereka juga termasuk bangsa yang tidak memiliki negara yang merdeka. Hampir sama dengan nasib bangsa Palestina tapi dengan penduduk yang jauh lebih kecil.

Di Iran, suku kurdi disebar dari Bakharan (perbatasan Irak dan) ke Mhand (perbaasan Turki) hingga ke perbatasan Armenia dekat ibukota Yerafan. Sementara itu di Irak mereka tersebar dari Khurmati hingga Sursenk dekat pebatasan Turki. Di Turki sebarannya ada didekat perbatasan Turki dengan Armenia dan Azerbaizan.

Sejarah tempo dulu Kurdi tergolong amat panjang, sekitar 3000 tahun lampau Kurdi telah dikenal sebagai sebuah bangsa yang gagah berani. Dalam sejarah modern pun Kurdi menyimpan rahasia yang belum terpecahkan tergolong amat panjang karena belum mempunyai tanah air yang merdeka.

Meski Kurdi belum merdeka namun tak ada satu negarapun mampu menguasai Kurdi sepenuhnya. Tidak Iran, bukan juga Suriah, Turki dan Irak tak ada satu kekuatanpun yang mampu mengontrol Kurdi sepenuhnya selain hanya menjadi batu sandungan bagaikan duri dalam daging masing-masing negara yang mengurung koridor Kurdi.

Usai PD-2, trio kreator kawasan Timur Tengah, Inggris-Perancis dan wakil Rusia, memetakan batas wilayah beberapa negara yang mengapit posisi Kurdi dalam lorong panjang dalam kontur berbukit, gunung, padang rumput, hutan dan sedikit daerah tandus.

Di koridor tersebutlah hidup puluhan juta bangsa Kurdi yang terpecah belah dalam aneka faksi dan partai di masing-masing negara yang mengapitnya terutama di Iran, Irak, Suriah dan Turki. LIhatlah beberapa faksi yang memiliki sayap militer masing-masing berikut ini :

IRAN
Partai Demokrasi Kurdi di Iran (PDKI). Partai Ddemokrasi Kurdi (KDP) dan Partai Pembebasan Kurdi (PJAK)
IRAK
Partai Demokrasi Kurdi (KDP). Partai Persatuan Patriotik Kurdi (PUK). Partai Solusi Demokrasi Kurdi (KDSP). Partai Persatuan Islam Kurdi (KIU). Seluruh faksi tesebut mempunyai sayap militer yaitu milisi-milisi terintegral dalam Peshmerga.
TURKI
Partai Pekerja Kurdi (PKK) didirikan pada tahun 1974 oleh Abdullah Ocalan mempunyai sayap militer tergo;ong kuat yaitu HPG. Menurut informasi kini PKK berbasis ke PYD Suriah sejak 22 Oktober 2015. Kekuatan aktif HPG dari seluruh faksi Krudi di Turki mencapai 10,000 pejuang.
Partai Demokrasi dan Perdamaian (BDP)
Partai Hak Kemerdekaan (HAKPAR)
Partai Partisipasi Demokrasi (KADEP).

SURIAH
 Partai Demokrasi Kurdi di Suriah (KDPS). Yekiti: Partai Persatuan Kurdi. Azadi: Partai Kemerdekaan Kurdi. Partai Demokrasi Progresif Kurdi di Suriah (KDPP). Pasukan Demokrasi Suriah (Gabungan beberapa faksi Kurdi di Suriah) dan Dewan Nasional Kurdi (KNC). Partai Demokrasi Progresif Kurdi di Suriah (KDPP). Pasukan Demokrasi Suriah (Gabungan beberapa faksi Kurdi di Suriah) dan Dewan Nasional Kurdi (KNC).

Partai Persatuan Demokrat (PYD) memunyai sayap militer YPG (Unit Perlindungan Rakyat) dan YPJ (Perlindungan Rakyat Wanita). Dibentuk pada 2003 oleh Ir. Salih Muslim dan wakilnya seorang wanita Aisyah Abdullah kini berkekuatan 50 ribu pejuang.

Mengenal YPJ (Yuh-Pah-Juh) atau The Women's Protection Units atau Women's Defense Units.

Menarik bagi kita adalah mengenal pejuang wanita dalam organisasi PYD yang dikenal sebagai YPJ (Yuh-Pah-Juh). Dibentuk pada 2012 bergabung dengan abangnya YPG yang duluan dibentuk (2011) kini YPJ berkekuatan 10 ribu wanita petempur dan diantaranya terdapat petempur wanita yang telah berpengalaman menjadi pejuang Kurdi belasan tahun di organisasi pembebasan Kurdi lain sebelumnya.

Meski tergolong muda usia YPJ terlihat diberbagai media massa tampil beringas dan percaya diri dalam membendung laju ISIS dalam mempertahankan Kobani lalu merebut dari ISIS kembali pada Oktober 2015 lalu. Kehebatan petempur wanita YPJ seakan-akan menenggelamkan reputasi pejuang pria  Kurdi (YPG) di berbagai fornt.

Kehebatan dan heroisme YPJ (wanita) sering menjadi berita menarik dalam konflik di Suriah. Salah satu berita heorik YPJ adalah salah satu wanitanya rela bunuh diri ketimbang ditangkap ISIS saat mempertahankan Kobani yang akan mengancam ibukota otonomi mereka di Rojava.

Kini makin marak terlihat wanita-wanita YPJ bagaikan artis berpose (tampil) bergerombol sedang berpatroli, menenteng senjata, berbaris dan berlatih tempur di berbagai pusat latihan di berbagai lokasi di wilayah otonomi Kurdi tersebut. Meski jarang terlihat gambar liputan grup wanita tersebut dari medan tempur namun dalam kenyataannya YPG (disokong oleh YPJ) berhasil memukul dan menahan laju ISIS menjadi buah bibir di timur tengah dan menimbulkan tanda tanya dunia untuk mengenal siapa dan apa tentang YPJ lebih dekat dan lebih dalam.

Faksi YPD yang memayungi sayap militer YPG dan YPJ di Suriah kini menjadi pusat perhatian fraksi Kurdi di seluruh dunia. Kehebatannya dalam bermain politik dalam percaturan konflik Suriah telah memberi angin segar peluang kemerdekaan atau paling minimal Otonomi istimewa di wiayah Suriah.

YPG bahkan membuat AS berbaik hati dengan memberi bantuan persenjataan dan perlengkapan tempur yang digunakan untuk melawan ISIS saat merebut Kobani dan fron strategis al-Raqa dari kekuasaan ISIS. Negara-negara Barat telah mempercayai YPD dan meningkatkan kontak dengan partai politik Kurdi terbesar di Suriah. Sumber: www.cnnindonesia

Di sisi lain, meski beberapa kali terlibat konfrontasi dan pertempuran skala ringan dengan SAA, pada umumnya YPG mampu bekerjasama dengan SAA (militer Suriah) dan menghindari perbedaan sikap yang signifikan dengan Suriah. Hal yang sama juga diperlihatkan terhadap militer Rusia sehingga tak pernah terjadi salah sasaran seragan Rusia terhadap YPG.

Terhadap Turki pun YPG tidak memperlihatkan ancamannya bahkan Turki lebih senang jika Kurdi dapat memiliki wilayah khusus di Suriah bukan di Turki meski sangat disayangkan oleh beberapa pengamat ternyata YPD mengizinkan PKK di Turki memindahkan markas mereka ke YPD (Suriah) dan menjalin kerjasama sejak 20 September 2015 lalu dimana markas PKK dipindahkan ke Rojava, Kurdi Suriah. Sumber : www.dailysabah.com 29-9-2015

Salah satu sikap dunia terhadap organisasi YPD (dan sayap militernya saat ini) BUKAN merupakan organisasi teroris terutama dalam pandangan AS dan sekutunya. Posisi positif tersebut jelas menimbulkan rasa percaya diri yang kuat di seluruh anggota YPD dan sayap militernya yang kini diperkirakan mencapai 50 ribu orang. Penyikapan posisi tersebut berbeda dengan sikap AS dan sekutunya terutama Turki terhadap PKK di Turki yang telah dimasukkan ke dalam daftar teroris oleh AS dan Turki.

Propaganda intelijen Kurdi di Suriah

Sebagaimana adanya aneka faksi Kurdi yang memiliki sayap militer faksi tersebut juga mempunyai tim intelejen. Bahkan di Irak pun terdapat tim intelejen wanita yang disebut dengan " Asayish" yang dibentuk sejak 1993 dan berkekuatan 350 personil seantero Irak dan tergabung dalam komando Pshmerga Irak.

Berbeda dengan intelejen saudaranya di Irak, intelejen wanita Kurdi di Suriah bernaung di bawah komando YPG. Komando inilah yang bertugas merancang taktis, strategi dan propaganda untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Reputasi intelejen Kurdi Suriah kini patut diacungi jempol, selain mampu bekerjasama dengan berbgai pihak juga mampu mengeliminir bahkan menghancurkan posisi ISIS di berbagai fron di wilayah mereka.

Selain itu, dalam kaitan peranan wanita pejuang kurdi di Suriah, intelejen Kurdi Suriah kelihatannya menerapkan konsep baru dalam percaturan politik Kurdi untuk mencapai kemerdekaan yang telah lama mereka nantikan, yakni mengedepankan issue pejuang wanita yang gagah berani dan tampilnya Kurdi yang lebih moderat sehingga memberi pesan akan mampu bekerjasama dengan semua pihak atau negara suatu saat nanti. Konsep baru itu adalah :

  • Memainkan peranan wanita pejuang sebagai cara ampuh mengambil simpati dunia
  • Wanita pejuang yang gagah berani dianggap membuat musuh lebih menganggap enteng. Sikap musuh demikian akan lebih mudah dikalahkan.
  • Kisah patriotisme dan heroisme sejumlah penjuang wanita Kurdi telah menghiasi aneka informasi, berita, foto dam video seluruh dunia, salah satunya adalah kisah beberapa pejuang wanita yang rela menghabiskan nyawanya sendiri saat bertempur dan akhirnya dikepung ISIS. Lebih memilih mati daripada menjadi korban pembantaian ISIS apalagi tawanan ISIS adalah salah satu kisah fantastis tentang patriotisme dan heroisme pejuang wanita Kurdi Suriah (YPJ).
  • Mengedepankan konsep moderat dalam pandangan politiknya sehingga berusaha tidak menimbulkan tabrakan dengan kawan dan lawannya terutama negara-negara berpengaruh di kawasan timur tengah.
  • Melakukan sosialisasi dan menerbitkan pernyataan-pernyataan hanya untuk mempertahankan diri dari pengaruh dan kekuasan ISIS.

Hasilnya, sebagaimana disebut diatas, beberapa nilai positif dan keunggulan diplomasi dan politik Kurdi Suriah telah selangkah lebih maju dari seluruh kekuatan partai Kurdi yang ada diseluruh dunia. Setidaknya hal ini semakin membangkitkan harapan akan lahirnya sebuah wilayah dari dalam Suriah yang menjadi tanah air Kurdi setelah krisis Suriah ini berakhir.

Aroma permainan intelejen Kurdi Suriah dalam beberapa hal disebut diatas memang bukan hisapan jempol. Lihatlah salah satu slogan turun temurun dalam masyarakat Kurdi di Suriah dalam menghadapi lawan dan musuh mereka, sikapilah sepenuhnya dengan baik saat sebagai teman atau ketika menjadi lawan.

“Deal with your friends as if they will become your enemies tomorrow, and deal with your enemies as if they will become your friends tomorrow.” It’s a proverb passed along through Kurdish generations — and a telling pretext to the Kurdish strategy in today’s conflict in Syria. Sumber : max-security.com/intelligence-analysis.

Lantas, apakah dengan demikian hal itu akan semudah dibayangkan? Ternyata tidak, karena sebagaimana diketahui sesama faksi Kurdi pun jarang ditemukan persatuan, kesatuan dan kesamaan visi dan pandangan politik maka seringkali Kurdi yang sudah membesar dan memperlihatkan wujud kekuatannya kembali lembek dan loyo karena berhadapan dengan pertikaian yang berasal dari sesama Kurdi sendiri.

Apalagi jika Kurdi Suriah benar-benar mewujudkan kemerdekaannya maka puluhan juta ekspatriat dan diaspora Kurdi dari berbagai belahan dunia akan mengalir ke Kurdi Suriah, itu artinya babak baru perseteruan internal Kurdi akan terjadi kembali misalnya lahirnya kelompok wanita-wnaita pejuang Kurdi sempalan produk fraksi Kurdi lainnya atau boneka yang diciptakan oleh pihak asing termasuk tetangganya sendiri.

Sejauh ini Kurdi Suriah telah memberikan satu harapan, implementasi dan kenyataannya nanti seperti apa, biarlah sang waktu saja yang akan memperlihatkan buktinya, apalagi dalam politik dikenal tidak ada musuh dan kawan abadi. Siapa tahu Kurdi Suriah hanya dijadikan alat untuk mencapai keseimbangan di kawasan tersebut.

Ironis sekali jika jika konflik Suriah berakhir Kurdi Suriah pun merana akibat hanya dijadikan batu loncatan saja. Apalagi beberapa pihak menuding keterlibatan paham komunis di dalam tubuh militer YPG semakin terasa sangat berat mewujudkan impian tersebut meski saat ini adalah momentum paling pas lahirnya Kurdi merdeka dalam pandangan masyarakat Kurdi.

Jadi banyak sebab dan faktor yang membuat bangsa Kurdi terbentur dalam mewujudkan impian kemerdekaannya selain memperoleh wilayah otonomi khusus saja dari Irak dan Suriah. Mungkinkah peranan pejuang wanita Kurdi Suriah ini akan mampu membuktikan lahirnya negeri impian, Kurdi Suriah merdeka? Kita nantikan saja perkembangan berikutnya.

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun