Menarik bagi kita adalah mengenal pejuang wanita dalam organisasi PYD yang dikenal sebagai YPJ (Yuh-Pah-Juh). Dibentuk pada 2012 bergabung dengan abangnya YPG yang duluan dibentuk (2011) kini YPJ berkekuatan 10 ribu wanita petempur dan diantaranya terdapat petempur wanita yang telah berpengalaman menjadi pejuang Kurdi belasan tahun di organisasi pembebasan Kurdi lain sebelumnya.
Meski tergolong muda usia YPJ terlihat diberbagai media massa tampil beringas dan percaya diri dalam membendung laju ISIS dalam mempertahankan Kobani lalu merebut dari ISIS kembali pada Oktober 2015 lalu. Kehebatan petempur wanita YPJ seakan-akan menenggelamkan reputasi pejuang pria Kurdi (YPG) di berbagai fornt.
Kehebatan dan heroisme YPJ (wanita) sering menjadi berita menarik dalam konflik di Suriah. Salah satu berita heorik YPJ adalah salah satu wanitanya rela bunuh diri ketimbang ditangkap ISIS saat mempertahankan Kobani yang akan mengancam ibukota otonomi mereka di Rojava.
Kini makin marak terlihat wanita-wanita YPJ bagaikan artis berpose (tampil) bergerombol sedang berpatroli, menenteng senjata, berbaris dan berlatih tempur di berbagai pusat latihan di berbagai lokasi di wilayah otonomi Kurdi tersebut. Meski jarang terlihat gambar liputan grup wanita tersebut dari medan tempur namun dalam kenyataannya YPG (disokong oleh YPJ) berhasil memukul dan menahan laju ISIS menjadi buah bibir di timur tengah dan menimbulkan tanda tanya dunia untuk mengenal siapa dan apa tentang YPJ lebih dekat dan lebih dalam.
Faksi YPD yang memayungi sayap militer YPG dan YPJ di Suriah kini menjadi pusat perhatian fraksi Kurdi di seluruh dunia. Kehebatannya dalam bermain politik dalam percaturan konflik Suriah telah memberi angin segar peluang kemerdekaan atau paling minimal Otonomi istimewa di wiayah Suriah.
YPG bahkan membuat AS berbaik hati dengan memberi bantuan persenjataan dan perlengkapan tempur yang digunakan untuk melawan ISIS saat merebut Kobani dan fron strategis al-Raqa dari kekuasaan ISIS. Negara-negara Barat telah mempercayai YPD dan meningkatkan kontak dengan partai politik Kurdi terbesar di Suriah. Sumber: www.cnnindonesia
Di sisi lain, meski beberapa kali terlibat konfrontasi dan pertempuran skala ringan dengan SAA, pada umumnya YPG mampu bekerjasama dengan SAA (militer Suriah) dan menghindari perbedaan sikap yang signifikan dengan Suriah. Hal yang sama juga diperlihatkan terhadap militer Rusia sehingga tak pernah terjadi salah sasaran seragan Rusia terhadap YPG.
Terhadap Turki pun YPG tidak memperlihatkan ancamannya bahkan Turki lebih senang jika Kurdi dapat memiliki wilayah khusus di Suriah bukan di Turki meski sangat disayangkan oleh beberapa pengamat ternyata YPD mengizinkan PKK di Turki memindahkan markas mereka ke YPD (Suriah) dan menjalin kerjasama sejak 20 September 2015 lalu dimana markas PKK dipindahkan ke Rojava, Kurdi Suriah. Sumber : www.dailysabah.com 29-9-2015
Salah satu sikap dunia terhadap organisasi YPD (dan sayap militernya saat ini) BUKAN merupakan organisasi teroris terutama dalam pandangan AS dan sekutunya. Posisi positif tersebut jelas menimbulkan rasa percaya diri yang kuat di seluruh anggota YPD dan sayap militernya yang kini diperkirakan mencapai 50 ribu orang. Penyikapan posisi tersebut berbeda dengan sikap AS dan sekutunya terutama Turki terhadap PKK di Turki yang telah dimasukkan ke dalam daftar teroris oleh AS dan Turki.
Propaganda intelijen Kurdi di Suriah
Sebagaimana adanya aneka faksi Kurdi yang memiliki sayap militer faksi tersebut juga mempunyai tim intelejen. Bahkan di Irak pun terdapat tim intelejen wanita yang disebut dengan " Asayish" yang dibentuk sejak 1993 dan berkekuatan 350 personil seantero Irak dan tergabung dalam komando Pshmerga Irak.