Berbeda dengan intelejen saudaranya di Irak, intelejen wanita Kurdi di Suriah bernaung di bawah komando YPG. Komando inilah yang bertugas merancang taktis, strategi dan propaganda untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Reputasi intelejen Kurdi Suriah kini patut diacungi jempol, selain mampu bekerjasama dengan berbgai pihak juga mampu mengeliminir bahkan menghancurkan posisi ISIS di berbagai fron di wilayah mereka.
Selain itu, dalam kaitan peranan wanita pejuang kurdi di Suriah, intelejen Kurdi Suriah kelihatannya menerapkan konsep baru dalam percaturan politik Kurdi untuk mencapai kemerdekaan yang telah lama mereka nantikan, yakni mengedepankan issue pejuang wanita yang gagah berani dan tampilnya Kurdi yang lebih moderat sehingga memberi pesan akan mampu bekerjasama dengan semua pihak atau negara suatu saat nanti. Konsep baru itu adalah :
- Memainkan peranan wanita pejuang sebagai cara ampuh mengambil simpati dunia
- Wanita pejuang yang gagah berani dianggap membuat musuh lebih menganggap enteng. Sikap musuh demikian akan lebih mudah dikalahkan.
- Kisah patriotisme dan heroisme sejumlah penjuang wanita Kurdi telah menghiasi aneka informasi, berita, foto dam video seluruh dunia, salah satunya adalah kisah beberapa pejuang wanita yang rela menghabiskan nyawanya sendiri saat bertempur dan akhirnya dikepung ISIS. Lebih memilih mati daripada menjadi korban pembantaian ISIS apalagi tawanan ISIS adalah salah satu kisah fantastis tentang patriotisme dan heroisme pejuang wanita Kurdi Suriah (YPJ).
- Mengedepankan konsep moderat dalam pandangan politiknya sehingga berusaha tidak menimbulkan tabrakan dengan kawan dan lawannya terutama negara-negara berpengaruh di kawasan timur tengah.
- Melakukan sosialisasi dan menerbitkan pernyataan-pernyataan hanya untuk mempertahankan diri dari pengaruh dan kekuasan ISIS.
Hasilnya, sebagaimana disebut diatas, beberapa nilai positif dan keunggulan diplomasi dan politik Kurdi Suriah telah selangkah lebih maju dari seluruh kekuatan partai Kurdi yang ada diseluruh dunia. Setidaknya hal ini semakin membangkitkan harapan akan lahirnya sebuah wilayah dari dalam Suriah yang menjadi tanah air Kurdi setelah krisis Suriah ini berakhir.
Aroma permainan intelejen Kurdi Suriah dalam beberapa hal disebut diatas memang bukan hisapan jempol. Lihatlah salah satu slogan turun temurun dalam masyarakat Kurdi di Suriah dalam menghadapi lawan dan musuh mereka, sikapilah sepenuhnya dengan baik saat sebagai teman atau ketika menjadi lawan.
“Deal with your friends as if they will become your enemies tomorrow, and deal with your enemies as if they will become your friends tomorrow.” It’s a proverb passed along through Kurdish generations — and a telling pretext to the Kurdish strategy in today’s conflict in Syria. Sumber : max-security.com/intelligence-analysis.
Lantas, apakah dengan demikian hal itu akan semudah dibayangkan? Ternyata tidak, karena sebagaimana diketahui sesama faksi Kurdi pun jarang ditemukan persatuan, kesatuan dan kesamaan visi dan pandangan politik maka seringkali Kurdi yang sudah membesar dan memperlihatkan wujud kekuatannya kembali lembek dan loyo karena berhadapan dengan pertikaian yang berasal dari sesama Kurdi sendiri.
Apalagi jika Kurdi Suriah benar-benar mewujudkan kemerdekaannya maka puluhan juta ekspatriat dan diaspora Kurdi dari berbagai belahan dunia akan mengalir ke Kurdi Suriah, itu artinya babak baru perseteruan internal Kurdi akan terjadi kembali misalnya lahirnya kelompok wanita-wnaita pejuang Kurdi sempalan produk fraksi Kurdi lainnya atau boneka yang diciptakan oleh pihak asing termasuk tetangganya sendiri.
Sejauh ini Kurdi Suriah telah memberikan satu harapan, implementasi dan kenyataannya nanti seperti apa, biarlah sang waktu saja yang akan memperlihatkan buktinya, apalagi dalam politik dikenal tidak ada musuh dan kawan abadi. Siapa tahu Kurdi Suriah hanya dijadikan alat untuk mencapai keseimbangan di kawasan tersebut.
Ironis sekali jika jika konflik Suriah berakhir Kurdi Suriah pun merana akibat hanya dijadikan batu loncatan saja. Apalagi beberapa pihak menuding keterlibatan paham komunis di dalam tubuh militer YPG semakin terasa sangat berat mewujudkan impian tersebut meski saat ini adalah momentum paling pas lahirnya Kurdi merdeka dalam pandangan masyarakat Kurdi.
Jadi banyak sebab dan faktor yang membuat bangsa Kurdi terbentur dalam mewujudkan impian kemerdekaannya selain memperoleh wilayah otonomi khusus saja dari Irak dan Suriah. Mungkinkah peranan pejuang wanita Kurdi Suriah ini akan mampu membuktikan lahirnya negeri impian, Kurdi Suriah merdeka? Kita nantikan saja perkembangan berikutnya.