Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik

S-400 Jangkau Tel Aviv, Giliran Israel Uji Rusia?

30 November 2015   02:45 Diperbarui: 30 November 2015   12:36 5036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Putin dan Natanyahu di Mokswa. Ilustrasi jangkauan S-400 hingga ke Tel Aviv, Israel. Dok abanggeutanyo"][/caption]

Ancaman nyata yang telah terjadi terhadap militer Rusia di Suriah berdampak terhadap peningkatan peralatan tempur Rusia yang lebih canggih kini mulai berdatangan ke Suriah, antara lain Tank generasi terbaru T-90 dan misil anti pesawat tempur S-400 Triumph yang sanggp menjangkau sebagian wilayah Turki, seluruh Siprus, Yunani, Jordania,Lebanon, Irak dan hingga Tel Aviv, Israel.

Misil jarak menengah tersebut telah ditempatkan di pangkalan militer Hmeymim di Latakia, Suriah beberapa hari lalu diangkut secara simultan oleh pesawat rakasa Antonov.

Varian tercanggih jarak menengah misil S 400 yakni tipe 40N6 radarnya mampu mendeteksi 36 target sekaligus pada jarak 400 km dengan jangkauan ketinggian 90 ribu kaki atau 30 kilometer atau 3 kali rata-rata ketinggian maksimal pesawat terbang komersial, menyandang kecepatan hingga 9 kali kecepatan suara (9 mach).

S-400 adalah spesialis misil anti serangan udara atau anti serangan pesawat udara musuh, rudal penjelajah dan misil antar benua. Misil ini disebut juga dengan S300 PMU-3. NATO memberi lebel SA-21 Growler. Misil pertahanan darat ke udara (SAM atau ABM) ini terdiri dari beberapa varian yang membedakan kemampuan dasarnya, yaitu :

  • Jangkauan jarak jauh 600 km (tipe 91N6E) dengan kecepatan 17 mach mampu mencegat misil balistik antar benua. Radar jenis yang satu ini mampu mendeteksi 300 target sekaligus. Kecepatannya mencapai 17000 km per jam. Kecepatannya paling tinggi diantara seluruh varian S-400 yang ada. Sumber : in.rbth/11-3-2015
  • Jangkauan menengah 400 km (tipe 40N6) dengan kecepatan 9 mach
  • Jangkauan sedang 250 km (tipe 48N6M) dengan kecepatan 6,2 mach
  • Jangkauan rendah, 120 km (tipe 9M96E dan 9M96E2) dengan kecepatan 2,9 mach  

[caption caption="Sumber ; © Dmitriy Vinogradov / Sputnik"]

[/caption]

Melihat hadirnya misil "siluman" tersebut gentarkah AS, Turki bahkan Israel? Jangan berharap hal itu terjadi. Memang benar pada 29 Nopember 2015 (Minggu) AS dan Turki tidak melakukan serangan udara terhadap target yang mereka susun tapi tentu bukan karena itu AS dan Turki menghentikan penerbangan pesawat tempur mereka melainkan kemungkinan sedang menganalisa atau membuat perencanaan lain untuk mengantisipasi atau menyiasati cara aman konfrontasi dengan Rusia.

Sekutu kemungkinan juga tidak akan kuatir dengan hadirnya S-400 Rusia tersebut karena mempunyai "peredamnya" berupa roket berpandu laser yang siap ditembakkan dari F-35 A bahkan F-35C JFS. Negara sekutu NATO juga dilindungi oleh perisai rudal anti rudal Patriot seri mutakhir yang siap mencegat aneka ancaman potensial mendadak terhadap anggotanya.

Selain itu AS atau Israel juga memiliki misil permukaan ke udara sebanding dengan S-400 yaitu SM3 meskipun hanya berkecepatan 3,5 mach dengan jangkauan ketinggian setara S-400 yakni 11000 (33000 kaki). Israel dan AS telah meningkatkan kemampuan SM3 (menjadi SM6) sehingga secara teoritis mampu mencegat hadirnya S-400 sebelum mendarat di Tel Aviv misalnya.

Meski demikian hal itu bukanlah sebuah jaminan wilayah Israel akan aman karena nyatanya memperlihatkan bukti, roket mini Katyusha milik Hamas kerap menembus wilayah Israel hingga mendarat beberapa kali ke wilayah Israel tanpa berhasil dihadang Patriot atau dijatuhkan oleh anti roket sekelas dengannya.

Mungkin Israel tak perlu menggunakan senjata kelas berat untuk memukul Katyusha sehingga tak perlu mengorbankan Patriot. Akan tetapi sejumlah rudal seberat 5,9 ton Scuds B Irak juga pernah diembakkan ke Israel dan Saudi Arabia. Beberapa diantaranya mampu mendarat di wilayah KSA dan Israel tanpa mampu dicegah atau dicegat sang Patriot saat terjadi Perang Teluk pada 1991 lalu.

Sebanyak 46 Scuds B dan C jangkauan 300 km ditembakkan ke KSA, hanya setengahnya mampu dicegat. Salah satu Scuds yang lolos mendarat di barak militer Dhahran yang menewaskan 28 tentara AS. selain itu 17 lainnya  mendarat di Riyadh dan King Khalid Military City (KKMC). Sisanya mendarat di padang pasir atau desa perbatasan dengan Irak.

Sementara di Israel dari 42 Scuds yang ditembakkan Irak ke Israel hanya 13 yang mendarat di beberapa kota Israel seperti Tel Aviv dan Haiva pada 25 Januari 1992. Sumber :Di sini. Atas peranannya tersebut Patriot diangap sukses hingga 40% di Israel dan 60% di Saudi Arabia. (Sumber diatas menulis tingkat kesuksesan Patriot mencapai 40% di Israel dan 70% di KSA-red).

Meski sejauh itu peranan Patirot, fakta tembusnya rudal Scuds saat itu pada ke dua negara tersebut telah menimbulkan keraguan kemampuan rudal anti rudal Patriot. Namun demikian sampai kini NATO masih mengandalkan sang Patriot sebagai perisai ruang udaranya sampai kini.

Rusia yang merasa ditikam dari belakang oleh negara lain yang berpura-pura mendukung strateginya saat melancarkan serangan terhadap ISIS tentu tidak akan mudah percaya lagi pada sebatas retorika dan salam jabat tangan kunjungan antar kepala negara. Rusia mengirimkan ke dua perangkat militer mutakhirnya ke Suriah untuk meyakinkan retorika menjadi bukti nyata  yang sangat serius.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan militer Israel sejumlah F-35-i telah diserahkan oleh AS pada Juni 2015 menjadikannya sebagai negara pertama memperoleh jet tempur mutakhir di luar AS, sementara KSA baru sekadar dalam daftar tunggu untuk mendapatkan burung besi termutakhir buatan AS tersebut.

Hadirnya S400 Rusia tersebut akan memancing pemain baru muka lama (Israel) melakukan uji coba pada Rusia. Jika S400 ternyata dapat dilumpuhkan di angkasa oleh misil anti misil Israel (SM 3 misalnya) tak ada jalan lain bagi Rusia harus menelan pil pahit kembali karena dipermalukan oleh AS dan Israel terutama Turki untuk ke dua kalinya, itu artinya perlahan tapi pasti nama besar keualitas mesin perang Rusia sedikit demi sedikit akan terus memudar.

Israel pasti mengintip celah yang tepat karena penempatan S-400 di Suriah mampu menjangkau Tel Aviv kurang dari 7 detik. Artinya itu adalah ancaman nyata terhadap negara dan bangsanya. Selain itu bukan Israel namanya jika sebuah ancaman akan didiamkan begitu saja. Bisa saja Israel menggunakan taktik Black Flag untuk memancing S-400 Rusia menyalak lalu sistim misil anti misilnya bergerak untuk menguji kemampuan dan cerita besar tentang kehebatan si misterius S-400 tersebut.

Akankah hal itu terjadi? Meski kita tidak berharap itu terjadi kemungkinan besar kini giliran Israel pasti akan mengujinya walaupun hasilnya ternyata tidak seperti yang diharapkan Israel, AS dan Turki..

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun