Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik

S-400 Jangkau Tel Aviv, Giliran Israel Uji Rusia?

30 November 2015   02:45 Diperbarui: 30 November 2015   12:36 5036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebanyak 46 Scuds B dan C jangkauan 300 km ditembakkan ke KSA, hanya setengahnya mampu dicegat. Salah satu Scuds yang lolos mendarat di barak militer Dhahran yang menewaskan 28 tentara AS. selain itu 17 lainnya  mendarat di Riyadh dan King Khalid Military City (KKMC). Sisanya mendarat di padang pasir atau desa perbatasan dengan Irak.

Sementara di Israel dari 42 Scuds yang ditembakkan Irak ke Israel hanya 13 yang mendarat di beberapa kota Israel seperti Tel Aviv dan Haiva pada 25 Januari 1992. Sumber :Di sini. Atas peranannya tersebut Patriot diangap sukses hingga 40% di Israel dan 60% di Saudi Arabia. (Sumber diatas menulis tingkat kesuksesan Patriot mencapai 40% di Israel dan 70% di KSA-red).

Meski sejauh itu peranan Patirot, fakta tembusnya rudal Scuds saat itu pada ke dua negara tersebut telah menimbulkan keraguan kemampuan rudal anti rudal Patriot. Namun demikian sampai kini NATO masih mengandalkan sang Patriot sebagai perisai ruang udaranya sampai kini.

Rusia yang merasa ditikam dari belakang oleh negara lain yang berpura-pura mendukung strateginya saat melancarkan serangan terhadap ISIS tentu tidak akan mudah percaya lagi pada sebatas retorika dan salam jabat tangan kunjungan antar kepala negara. Rusia mengirimkan ke dua perangkat militer mutakhirnya ke Suriah untuk meyakinkan retorika menjadi bukti nyata  yang sangat serius.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan militer Israel sejumlah F-35-i telah diserahkan oleh AS pada Juni 2015 menjadikannya sebagai negara pertama memperoleh jet tempur mutakhir di luar AS, sementara KSA baru sekadar dalam daftar tunggu untuk mendapatkan burung besi termutakhir buatan AS tersebut.

Hadirnya S400 Rusia tersebut akan memancing pemain baru muka lama (Israel) melakukan uji coba pada Rusia. Jika S400 ternyata dapat dilumpuhkan di angkasa oleh misil anti misil Israel (SM 3 misalnya) tak ada jalan lain bagi Rusia harus menelan pil pahit kembali karena dipermalukan oleh AS dan Israel terutama Turki untuk ke dua kalinya, itu artinya perlahan tapi pasti nama besar keualitas mesin perang Rusia sedikit demi sedikit akan terus memudar.

Israel pasti mengintip celah yang tepat karena penempatan S-400 di Suriah mampu menjangkau Tel Aviv kurang dari 7 detik. Artinya itu adalah ancaman nyata terhadap negara dan bangsanya. Selain itu bukan Israel namanya jika sebuah ancaman akan didiamkan begitu saja. Bisa saja Israel menggunakan taktik Black Flag untuk memancing S-400 Rusia menyalak lalu sistim misil anti misilnya bergerak untuk menguji kemampuan dan cerita besar tentang kehebatan si misterius S-400 tersebut.

Akankah hal itu terjadi? Meski kita tidak berharap itu terjadi kemungkinan besar kini giliran Israel pasti akan mengujinya walaupun hasilnya ternyata tidak seperti yang diharapkan Israel, AS dan Turki..

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun