Kim Phuc kini telah berusia 52 tahun dan telah menjadi warga negara Kanada. Ia bekerja sebagai salah satu duta perdamaian PBB (Unesco) dan juga menjadi penulis buku. Kim telah memiliki dua anak dari suaminya turunan Vietnam, Bui Huy Toan, seorang mahasiswa Vietnam yang pernah belajar di Fakultas kedokteran (teman Kim Phuc saat kuliah).
Kini, Kim dan Bui (suaminya) serta keluarga kecilnya hidup bahagia di kota Ajax, Ontario, Kanada. Selain menjadi pengusaha ia juga mengelola yayasan Kim Phuc Fondation yang mendapat sponsor dari Unesco dan LSM bergerak dalam bidang kemanusiaan lainnya. Suaminya juga bertugas membantu istrinya mengelola anak-anak korban perang di seluruh dunia.
Tak jelas mengapa Kim Phuc memilih Kanada tempat persinggahan terakhirnya dan memilih menjadi bangsa Kanada, bukan Vietnam tempat Kim dilahirkan dan merasakan pahit getirnya hidup dalam siksaan perang bahkan mendapat hikmah positif atas sukses yang diraihnya saat ini.
Terlalu buramkah masa lalu Vietnam sehingga Kim seolah harus melupakan sejarah dan masa lalu selamanya? Kim sendiri yang lebih tahu. Kita hanya mendapat pesan dari pengalaman Kim bahwa dalam peperangan yang menang ternyata menjadi arang dan yang kalah hanya menjadi debu.
Selain itu, tak lebih cuma meninggalkan seonggok sejarah luka dan trauma yang sulit dihapuskan puluhan tahun lamanya. Seperti kisah Kim Phuc dalam konstelasi berakhirnya perang Vietnam yang telah berkahir 42 tahu lalu ini, tetap terasa hangat diungkit-ungkit setiap tahunnya, meski dengan alasan memperingati berakhirnya perang Vietnam.
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H