Gambar dan isi pesan terpaksa penulis samarkan (blur) karena menjaga privasi mereka daripada dituntut di depan yang mulia pak Hakim dan jakasa akibat membeberkan rahasia pribadi masing-masing.
Melihat outputnya tidak sampai setengah dari kapasitas terpasang, apakah penulis akan jera alias kapok melakukan hal yang sama di masa akan datang?
Mempelajari balasan pesan dari rekan-rekan di atas pun sebagian besar tidak bersemangat memberi balasannya. Jadi kesannya menyedihkan, seperti sekadar menghibur tanda memberi dukungan moril.
Pesan moral apa yang dapat kita petik dari fenomena di atas? Tentu banyak. Hanya sedikit yang dapat disebut di sini, yaitu :
- Menitip link tulisan tidak menyenangkan si penerima pesan.
- Jika mau menitip pesan, lakukan saja secara terbuka pada kolom komentar pemilik lapak jangan ke inbox.
- Menitip link yang di luar topik lebih-lebih lagi "Spam Comment" bikin hambar pemilik lapak rasanya.
- Aktif memberi respon pada link rekan lain belum tentu dapat balasan setimpal. Mungkin kesibukan dan faktor lainnya membuat rekan-rekan kita BELUM punya waktu tepat berkunjung ke tulisan kita.
- Memberi komentar kepada penulis muda atau pemula akan membuat suasana rumah kita lebih meriah. Support pada mereka sangat perlu agar mereka semakin bersemangat meluncurkan karya-karyanya membombardir halaman depan rumah kita akan terasa lebih indah dengan aneka cita rasa dan jenis tulisan mereka.
- Silaturrahmi (anjang sana melalui inbox) memang perlu. Tapi kadang itu pun tidak menyenangkan yang menerima. Terlebih wanita muda, cantik, cerdas dan piawai memainkan "dawai" keyboard-nya, pasti memikir sejenak uluran silaturrahmi dari sang pria yang belum dikenalnya dan ganteng seperti saya (liat dari bulan maksudnya, hehehehe).
Beberapa kompasianer telah menerbitkan aneka tulisan tentang fenomena titip menitip tulisan di Kompasiana secara terbuka maupun tertutup. Beberapa diantaranya adalah :Titip-menitip-lapak-tulisan, oleh rekan kita indriatami
- Budaya-titip-lapak-di-kompasiana, oleh rekan kita Ikhlash
- Silakan-titip-lapak-di-artikel-saya, oleh rekan kita GUN4W4N
- Nitip-lapak-cara-yang-santun-dan-beretika, oleh rekan kita azkasubhan
- Dan masih banyak yang lainnya, termasuk
Jadi masih bersemangatkah menitip link tulisan anda ke rekan-rekan lainnya? Silahkan saja, mana yang akan anda pilih. Tak salah kita berbagi, apalagi jika rekan budiman tak perduli dengan "output" yang dihasilkan.
abanggeutanyo