Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Banjir Made In Jakarta dari Koloni hingga Jokowi

14 Januari 2014   00:23 Diperbarui: 5 Januari 2021   15:30 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa Fauzi Bowo hanya melanjutkan kebijakan proyek Gubernur sebelumnya yang mengusung nama fantastis  yang dikelola oleh Japan International Cooperation Agency.

Kini masa Jokowi ancaman banjir memperlihatkan wujudnya kembali. Meski Jokowi tidak akan "membelah" Jakarta kembali tapi program modifikasi cuaca dengan biaya besar tersebut sifatnya hanya temporer. Tidakkah lebih bermanfaat dengan program yang lebih berkelanjutan dampaknya?

Jakarta terus bergulat untuk mengatasi banjir dengan aneka program bombastis. Meski jujur diakui ada perubahannya akan tetapi belum optimal.

Jika warganya tidak bertanggung jawab merawat lingkungannya dengan baik apapun programnya dengan nama proyek yang gegap gempita tak akan mambuat warganya terbebas ancaman banjir.

Oleh karenanya, Jikowi sebaiknya  mengedepankan program "Bersih-bersih lingkingan" dengan sistematis termasuk  menambah petugas pembersih kali atau sungai dan tempat penampungan banjir di seluruh Jakarta.

Jakarta dihuni oleh warga yang super Heterogen dengan aneka tingkat intelektulitasnya tentu tidaklah mudah mengaturnya. Namun mencipatakan aneka program yang melibatkan warga langsung secara sistematis cepat atau lambat akan menciptakan warga yang terbiasa bersih dan merawat lingkungannya.

Beberapa kalangan entah karena frustrasi atau emosi sampai menuduh "jiran" atau tetangga Bogor sebagai 'kambing hitam' meski tak sepenuhnya menjadi sebab utama.

Dari pada mencari kambing hitam sebaiknya biaya yang tersedia dalam program anti banjir Jakarta diarahkan untuk melestarikan dan merawat lingkungan Jakarta lebih asri.

Jika terjadi banjir seperti ini tidak saja membuat sengsara warga yang tidak perduli, tapi juga tidak dapat memilih kasih terhadap warga yang  peduli terhadap alam dan lingkungan Jakarta.

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun